Sudah 2 minggu berlalu, Jovian masih sedih namun ia harus bangkit bukan?
Hari ini ia berencana menelpon ibunya karena sudah lama sekali ia tak bertemunya.
"Jovian, kakak mau keluar dulu ya" Seru Keenan. Ia mengusak rambut Jovian sambil tersenyum lalu pergi.
Jovian tahu betul arti senyum itu.
Ia menggelengkan kepala, "Kakak keknya nggak bakal pernah ikhlasin kak Hamdan ya?"
Geokjeongma No THANXX Im okay~
Bunyi telepon genggam Jovian, sang Ibu telah menelponnya kembali. Segeralah Jovian menggeser tombol hijau pada layar handphone-nya.
"Halo, mah?"
"Jovian! Udah lama banget nggak dengar suara kamu" Ucap Ibunya membuka pembicaraan.
"Hehe, aku kangen mama tau"
Terjadilah percakapan panjang antara ibu dan anak itu. Dimulai dari saling menanya kabar, bersuka cerita tentang bagaimana sang Ibu tercebur ke selokan pagi ini, Jovian menceritakan pengalamannya selama berada disini, tentang kisah cintanya, juga mengeluh tentang kakaknya, dan lain-lain.
"Ehm Jovian, mungkin ini saatnya mama cerita.."
Jovian diam fokus mendengarkan ibunya.
"Tolong jangan sedih dulu, kami akan selalu menyayangimu"
Jovian terkekeh, "Iya iya, aku tau kok. Emangnya kenapa mah?"
Terdengar helaan nafas dari seberang sana, "Jovian.."
"Kamu... bukan anak kandung mama"
"Kamu itu anak dari sahabat mama yang meninggal, dulu kamu hampir saja tak bisa diselamatkan"
"Mama sayang banget sama kamu, makanya mama rawat kamu sampai kamu besar begini"
Hening, Jovian tak bisa berkata-kata.
"Aku.. bukan anak mama?"
"Nggak, kamu tetap anak mama oke? Mama tetap sayang sama kamu"
"Tapi.. aku kan.. bukan anak mama"
"Blood doesnt matter okay? Namanya sayang itu nggak harus satu darah tau"
"Karena kamu udah besar, makanya mama kasih tau. Kenapa kok kasih taunya di telepon? Mama khawatir aja kalo misalnya mama kenapa-kenapa terus nggak sempet kasih tau kamu"
Jovian berkaca-kaca, tak bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata.
"Eh mama harus pergi sekarang, nggak papa kan?"
Joviam mengusap air matanya, "Nggak papa mah.."
Sebelum telepon tersebut tertutup, Jovian segera mengatakan apa yang ada didalam hatinya.
"Mama.. makasih ya mah, aku sayang banget sama mama"
[✎]
Jovian berjalan lesu menuju ruang tamu.
Ceklek-
"Kakak pulang~"
Jovian menatap takut-takut sang kakaknya, entahlah ia merasa tak layak memijaki rumah ini.
"Hey, kamu kenapa?" Keenan mendekat pada Jovian.
"A-ah enggak kak nggak papa.."
Keenan mengerti bahwa Jovian belum siap bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
|| bukan - jongsang ||
Fanfiction"Lihatlah aku sebagai Jovian Hengkara Renjana setidaknya sekali, please kak" - J Keenan, seseorang yang melihat adiknya sebagai seorang yang pernah mengisi hatinya dan yang pernah ia kecewakan - local fanfict! warning! bxb, angst a lil bit harsh wo...