Lola: Gue lagi masak air! Sekarang air gue gosong ntar gue telepon lagi ya!
Dea: Lo ...
Klik
Belum sempat Dea menyelesaikan kalimatnya Lola sudah mematikan teleponnya melemparnya sembarang di tempat tidur dan memposisikan tubuhnya setengah duduk disanggah dengan dua tangannya, untuk melihat apa saja yang sedang dilakukan oleh Reynald pada tubuhnya.
"Neleponnya sudah?" tanya Reynald yang hanya melirik Lola sebentar lalu tanpa merasa berdosa menggunakan kedua jari telunjuknya sibuk dengan milik Lola bagian bawah, matanya pun kembali mengarah ke tempat tangan Reynald beraksi.
"Bang Rey lagi ngapain sih? Aku geli banget, kamu lagi ngapain di situ sih? Jangan gituin aku terus dong, nyut-nyutan rasanya di situ, aku geli banget, ssshhh ...," celetuk Lola yang sudah tidak tahan lagi melihat kelakuan Reynald yang jari tangan kanannya sedang mencari sesuatu di dalam lubang kesejukan milik Lola, sesuatu yang ada di dalamnya dan apabila dipegang membuat tubuh Lola semakin bergelinjang dan tanpa sadar pelumas yang membasahi daerah itu sudah mengalir deras.
"Aku lagi nggak ngapa-ngapain kok! Cuman lihat-lihat aja di sini, sama ini ngecek kesensitifannya,"
GUBRAAAK!
"A-apa Bang Rey? Ngecek kesensitifan?" Lola nyolot sambil melotot menatap Reynald.
"Hmmm ... Kamu rasanya gimana?"
"Ssssshhh ... tubuhku udah geli banget Bang Rey! Kamu tuh ngapain sih disana? Kan aku geli banget! Udah gitu seluruh tubuhku jadi merinding dan bagian bawah situ kayak baal, rasanya keram dan ehhhmmm .... ssshhh ... Aduh duh Bang Rey, pelan-pelan dong aku nggak tahan nih! Haaah, aduuuuh ...!"
"Nggak tahan?" Reynald melirik Lola.
Lola menganggukan kepalanya.
"Minggir dulu Bang aku mau ke kamar mandi aku udah gak tahan!"
"Ke kamar mandi?" Reynald dengan santainya mengulang lagi kalimat Lola.
"Hmmm ... sshhhh ... aduh Bang Rey jangan kayak gini dong! Aku udah enggak kuat ini! Eeehhh ... ssshh!" Lola ingin bicara lebih banyak pada Reynald tapi dirinya tidak sadar sehingga yang dilakukan oleh Lola adalah meliuk-liuk di tempat tidur dengan jari-jari tangannya mencengkram erat-erat sprei sambil matanya merem melek menahan semua rasa yang membuat tubuhnya meremang.
"Ceritakan ke aku yang bener dong Lola!"
"Eeeghhh ... fuuu ... aku gak tahu gimana nyeritainnya, Bang Rey! Tapi rasanya ehmmm ... bagian bawahnya geli banget! Aaaakh, aku nggak tahu lagi gimana rasanya, udah Bang Rey!" Lola semakin berteriak dan membuka tungkai kakinya semakin lebar. Reynald sudah melarang Lola untuk memegang daerah kesejukannya dengan tangannya sehingga Lola tidak bisa berbuat apa-apa selain terus saja berteriak menahan rasa geli sambil tangannya mencengkeram sprei erat-erat.
"Aaaaaah ... eeeegh ...!" Mata Lola sudah semakin tak kuat untuk melek dan semakin geli dengan permainan Reynald, terus aja membuat Lola melambung tinggi, walaupun saat ini Lola belum mendapatkan pelepasan tapi sudah hampir keluar.
"Bang rey! Aku geli banget di bawahnya! Ssshhhh ehhmmhh ...," keluh Lola yang akhirnya memberanikan diri untuk bicara pada Reynald tentang yang dirasakan olehnya.
"Hmmm?" sedikit Reynald mengangkat kepalanya melirik ke arah Lola, merubah pandangannya dari memperhatikan bagian bawah Lola menjadi menatap mata Lola.
"Aaakh, jangan dilepas dong Bang Rey, sssshhhh!" pinta Lola lagi ketika Reynald sudah melepaskan tangannya dan kini yang tinggal hanya rasa inginnya yang tertinggal dan lagi-lagi membuat Lola meringis.
"Huuuh, makanya jangan terlalu banyak nelepon!" ujar Reynald sambil menyentil dua ujung gundukan tertinggi Lola sebelum melanjutkan kalimatnya lagi. "Kayaknya kita udah nyampe di tengah nih! Udah bisa mancing!" Reynald lanjut bicara sambil melihat ke arah jendela lalu melirik Lola.
Dan
Plaaaaaak
Memberikan sedikit tamparan yang tidak menyakitkan disamping bawah pinggul Lola, lalu Reynald berdiri. "Aku tunggu kamu di luar, kita mancing bareng ya!"
"Heeeeh? tapi aku ...,"
"Sssssh ... jangan banyak alasan, lakuin aja apa yang aku suruh ke kamu." Reynald tersenyum penuh arti dan langsung membuka pintu meninggalkan Lola yang lagi lagi masih ketanggungan di dalam kabin kamar yang baru saja mereka tempati.
"Aaaaakkkh ... seenaknya aja dia pergi kayak gitu ninggalin aku! Uuugh! Udah gangguin aku nelepon, jadinya temen aku mikir macem-macem, dia juga udah bikin aku nggak waras terus ninggalin aku gitu aja? Ih ini orang ya, bener bener arrrghhhh! Maunya apa coba? Udah buka semua pakaian aku terus dia kabur gitu aja? Aaaaakhhhhh! Sebenarnya dia ngapain aku sih? Maunya apa nih cowok satu! " Lola mengomel di dalam kamar sambil kedua kakinya menendang selimut dan tubuhnya juga guling-gulingan di atas tempat tidur, "Apa dia cuman mau main-main doang, bikin aku kepengen terus udah gitu dia ninggalin aku kayak gitu aja? Cuma buat kepuasan dirinya sendiri bisa ngerjain aku doang? Isssshhh ... Ini yang terakhir kalinya! Lihat aja kamu Bang Rey, aku bakalan bikin pembalasan buat kamu yang setimpal! Haaahh." Setelah puas marah-marah, menendang dan guling-gulingan di tempat tidur, Lola kembali dalam posisi duduk menghela napasnya dan dengan malas memunguti satu persatu pakaian yang sudah berantakan di lantai tapi sebelum memakainya Lola pergi dulu ke kamar mandi untuk membersihkan bagian bawahnya baru kembali lagi ke dalam dan mengenakan pakaiannya sebelum keluar dari kamar.
Klek
'Hmm ... bener juga dia udah mulai mancingnya! Heiiish, kurang asem banget sih! Bisa-bisanya dia udah ngelakuin kayak gitu ke aku terus santai menikmati mancingny? Aiiissh, awas kamu nanti, jangan pikir kamu doang yang bisa ngerjain aku, dikiranya aku nggak bisa ngerjain kamu apa?' celetuk Lola dalam hatinya sudah berniat untuk membalas Reynald dengan beberapa ide yang ada di kepalanya.
"Lola! Kemari!" panggil Reynald yang baru saja menatap ke arah tempat di mana Lola sedang berdiri.
"Ugh, i-iya Bang Rey?" Agak gelagapan Lola menjawab panggilan Reynald, karena ketangkap basah sedang mengamati Reynald, mencuri pandang. Lola akhirnya perlahan mendekati Reynald dan berdiri di samping karena
"Ngapain kamu berdiri? Duduk sini!" perintah Reynald sambil menepuk pangkuannya dengan tangan kirinya, tangan kanannya masih memegang alat pancing.
Lola menganggukan kepalanya
"Emang enak mancing sambil pangku aku kaya gini?" tanya Lola yang duduk di atas pangkuan Reynald dan kembali tangan kiri Reynald membantu tangan kanannya yang sedang memegang tali pancing.
"Hmmm .. Kalau dibilang enak ya nggak juga dibilang ganggu juga enggak. Tapi kalau kamu yang duduk di sini jelas kan kegunaannya!"
"Egh ...?"
Lagi-lagi mendengar sedikit gombalan dari Reynald sudah membuat Lola memerah dan lupa apa yang dikatakannya lagi.
'Aduuuh, kenapa respon tubuhku kayak gini ya? Padahal dia cuman ngomong kayak gitu doang tapi kayaknya kok aku jadi klepek-klepek? Iiiih, tahan Lola jangan sampai kena lagi! Kamu kan punya niatan buat ngebales dia, terus kenapa juga kamu malah kejebak sama rayuan receh!' Lola mencoba mengingatkan dirinya sendiri tapi tetap saja kalimat-kalimat manis pasti bisa meluluhkannya, apalagi Lola baru mendengar kalimat seperti itu dari Reynald. Lola yang tidak punya pengalaman cinta, membuat kata-kata Reynald mudah sekali melambungkan Lola tinggi, apalagi Reynald bicara sambil memangkunya dan kedua tangan Reynald juga melingkari pinggang Lola.
"Hmmm ... kamu mau jadi artis?"
Lola segera menggelengkan kepalanya.
"Enggak kok! Aku nggak pernah punya niatan ke sana, cuman tadi temen aku tuh nawarin aja karena dia mau ngebantuin Om Tito yang lagi nyari model buat iklannya." Lola kembali menjelaskan tak ingin Reynald salah paham dan berpikir macam-macam.
"Hmmm ... jadi kamu nggak ada cita-cita buat jadi artis?"
Dengan pasti Lola menggelengkan kepalanya.
"Terus cita-citamu mau jadi apa?"
"Eeeehh ... Sssh, Bang Rey kalau mau tanya cita-cita, tangannya ga usah masuk ke bajuku sambil meres-meres dong, ssshhh ...!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Berikan Aku Cinta
RomanceLola Aurelia (18th) adalah seorang gadis yang haus akan kasih sayang dan berusaha untuk mendapatkan kasih sayang dengan berbagai cara. Lola akhirnya memberanikan diri meminta bantuan dari seorang Mami untuk mengenalkannya kepada sugar daddy. "Pokokn...