Prolog

998 49 9
                                    


*****
Saat ini di malam hari dengan jalan yang cukup sepi, Nareca menyusuri jalanan dengan hanya ditemani oleh musik dari dalam mobilnya.

Alih-alih mendengarkan musik, sebaliknya Nareca hanya menatap kosong jalanan di depannya dengan pikiran yang tertuju pada ucapan dan bukti dari seseorang.

Setelah sampai ditujuan nya ia segera masuk ke dalam club dan terlihat tidak jauh dari pintu masuk ia melihat beberapa orang yang tidak ingin ia lihat ditempat seperti ini.

Nareca perlahan mendekati mereka dari arah belakang dan mendengar dengan jelas apa yang mereka ucapkan.

"Puas kan lo sama usaha gue selama ini buat nyakitin Nareca? Sesuai perjanjian kita lo harus ungkap siapa dalang dibalik kematian Regan"

"Besok gue bakal kumpulin semua keluarga gue sama keluarga dia buat liat bukti dan tersangka yang sebenarnya"

"Dan thanks lo udah bantu gue buat bales dendam sama itu cewe jalang"

"Sumpah gue ga nyangka. Bisa bisanya lo tikam temen lo sendiri"

"Gue punya alasan dibalik ini semua"

"Anyway cewe lo bermanfaat juga buat misi kita"

"Kebetulan doang"

Brak

"Brengsek! lo semua penghianat!!" Entah keberanian dari mana Nareca membentak dan menendang meja di hadapan mereka.

Alhasil mereka terkejut dan menatap tindakan Nareca tidak percaya.

"Puas lo pada liat gue menderita selama ini?" Sentak Nareca menunjuk mereka satu persatu.

"Gue sakitt asal lo tau. Raga ini bakal mati sebentar lagi. Lo liat hah? Rambut gue rontok, badan gue kurus. Lo pada liat ngga anjing!" Bentak Nareca diakhir kalimat

Tangannya beralih menunjuk mereka semua "Gue kira  lo pada bakal ngobatin gue nyatanya malah sebaliknya, dengan seenak jidat lo pada nyakitin gue"

"Dan tunggu besok gue punya suprise buat kalian" kata Nareca seraya tersenyum miring.

Ia terlebih dahulu menghapus air mata nya sebelum pergi dari tempat haram ini.

*****

NARECA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang