1. Pembawa Masalah

647 29 15
                                    

"Terkadang seseorang akan menjadi egois demi apa yang ia inginkan tercapai"
~Nareca

**********
"Athaa Oy Athaaa" panggil Nareca masuk ke dalam kelas dengan menenteng tas disebelah pundak nya.

Atharazka Denial, seseorang yang disukai oleh perempuan yang di idamkan oleh para laki-laki di sekolah menengah atas ini.

Tapi sayang, Atha sama sekali tidak menggubris sapaan nya apalagi perasaan nya terhadap Nareca.

"Woyyy Athaa. Lo denger panggilan gue ga sih?" Nareca menggebrak meja dihadapan Atha.

"Gue ga tuli" ucap Atha tanpa melihat Nareca sedikit pun.

"Bagus deh. Lagian gue juga ga mau punya calon suami tuli" ucap Nareca duduk dikursi nya yang tepat dihadapan kursi Atha.

"Calon suami lo siapa ca? Asep?" Tanya Gio di kursi belakang.

"Ya bang Atha lah. Siapa lagi" ucap Nareca tersenyum bangga.

"Sadar diri bego" ujar Gea menonyor kepala Nareca.

"Gue cantik, gue modis, dan gue serba ada. Apalagi yang kurang dari gue?" Ucap Nareca sedikit sombong.

Tapi ya emang bener yang diucapkan si Nareca ini.

Atha berdecih lalu saat ia akan melangkah kan kakinya suara bel masuk berbunyi. Alhasil ia kembali duduk.

Tidak lama guru mapel masuk dengan menenteng sebuah tas laptop.

"Selamat pagi. Pada pertemuan kali ini saya akan menagih tugas kalian yang pada pertemuan kemarin tugas ini dijadikan PR. Mohon untuk dikumpulkan sesuai dengan nama yang saya sebutkan"

"Atharazka" panggil guru itu memanggil Atha.

Dengan segera si otak cerdas itu maju ke depan dengan menenteng sebuah buku.

Guru melanjutkan kembali memanggil daftar nama sesuai absensi.
Dan kini giliran Gio yang dipanggil.

"Giovanna"

"Ketinggalan bu" sahut Gio sedikit berteriak.

"Apa nya yang ketinggalan? Amal jariyah kamu" ucap guru itu dengan wajah sangarnya.

Gio cengengesan melihat guru itu menghampiri meja nya.

"Kamu itu kapan sih tobat nya gi? Ga kapok kamu sama hukuman saya?" Ucap bu guru sekilas mencubit pinggang Gio.

"Kalo ibu bantuin saya bertobat. Saya dengan senang hati menyambutnya" ucap Gio mengedipkan sebelah matanya.

Jiwa fakeboy nya mulai berkoar-koar gengs. Guru killer pun tetep aja digoda. Gada takut-takutnya ini anak.

"Iya nanti saya rukiyah kamu. Biar cepet tobat" ucap bu guru.

"Dikira kesurupan apa" gumam Gio.

"Ngomong apa kamu barusan? Cepat kerjakan. Saya maafkan karena tugas yang sebelumnya kamu sudah mengerjakannya" ucap guru itu menjewer telinga Gio sebelum kembali memanggil daftar nama.

Bu guru melanjutkan kembali panggilannya hingga sampai pada nama Nareca. Ia tarik nafas sejenak sebelum menghadapi Seorang Nareca.

"Nareca"

"Belum Bu. Lupa hhe" ucap Nareca menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Lupa terus alasan kamu. Lagian kamu itu masih muda ga sepatutnya kamu pelupa kaya gini"

"Gue juga ga mau pelupa kaya gini bu. Gue pengen kaya dulu lagi. Tapi keadaan gue dulu sama sekarang beda"

"Maaf bu"
Hanya dua kata yang terucap dari mulut Nareca. Selebihnya ia hanya berdumel dengan batinnya.

NARECA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang