*****
"Ck gue kira nih bapak bapak bakal romantis kaya di novel novel, taunya kaku banget kek kanebo kering" batin Nareca sekilas melirik pria yang berjalan di sampingnya."Kenapa?"
Nareca tersentak kaget, ia menatap Lucifer yang menyadari lirikan nya. Keren pake banget kemeja lengan digulung, jam tangan, and jangan lupa tangan yang di masukan di kedua kantong nya.
Bahkan Nareca sampai risih jadi pusat perhatian karena berjalan berdampingan dengan si tokoh utama.
Eh?
Nareca kembali kaget dengan sebelah tangan Lucifer yang tiba tiba menarik pinggang nya.
"Nabrak lagi saya gamau tanggung jawab" ucapnya telak.
Lucifer tadi melihat beberapa orang berjalan di depan Nareca sambil mengobrol, ia pikir mereka akan menabrak Nareca yang tengah menatapnya, alhasil ia dengan sigap menarik nya agar tidak terjadi hal yang sudah terduga.
"Pak" Panggil Nareca sambil berjalan dengan sedikit kaku.
"Hem?" Dehem Lucifer tanpa menatap sang lawan bicara.
"Tangan nya?" Cicit Nareca pelan.
Lucifer tersadar, dengan cepat ia melepaskan tangannya dari pinggang Nareca. Sungguh ia tidak sadar tangannya masih bertengger di sana.
"Maaf"
Kedua nya malu dibuat nya. Lantas mereka kembali berjalan seperti semula, setelah sampai di depan toko.
Lucifer masuk lebih dulu ke dalam toko lalu berbicara kepada seorang pramuniaga.
"Carikan seragam putih abu untuk nya" ucap Lucifer sambil melirik Nareca dengan ekor matanya.
"Baik, silahkan bisa menunggu terlebih dahulu di kursi yang tersedia" ucap pramuniaga tersenyum ramah.
Lucifer dan Nareca beralih duduk di kursi yang di desain sedemikian rupa.
Keduanya terdiam cukup lama tanpa obrolan apapun, seorang pramuniaga tadi menghampiri mereka dengan tangan yang membawa beberapa seragam dengan size yang menurut nya pas dengan badan Nareca.
"Kami mempunyai beberapa pilihan, rok pendek atau panjang dengan model span dan rempel, kemudian kemeja berlengan pendek dan panjang" jelas pramuniaga tersebut memperlihatkan beberapa seragam yang di bawa nya.
"Rok span yang pendek dan kemeja lengan pendek aja mba" ucap Nareca mengikuti model seragam yang sebelumnya ia pakai.
"Baik, akan kami kemas. Untuk pembayaran anda bisa langsung menuju ke kasir" ucap Pramuniaga berjalan menuju kasir diikuti oleh Lucifer dan Nareca.
Setelah selesai dengan pembayaran mereka mendapatkan paperbag yang berisi seragam Nareca. Keduanya keluar dari toko, dan berjalan entah kemana.
"Ada lagi?" Tanya Lucifer memecah keheningan mereka.
"Langsung pulang aja pak"
Lucifer mengangguk kemudian ia tersentak kaget merasakan Nareca yang tiba-tiba memeluknya.
Lucifer yang kaget plus bingung ingin melepaskan Nareca dari tubuhnya, namun ia mengurungkan niatnya setelah merasakan gelengan kepala Nareca di bahu nya.
"Bantar doang pak" bisik nya.
Setelah cukup lama dengan posisi yang berpelukan, lebih tepatnya hanya Nareca yang memeluk.
Nareca melepaskan pelukannya lalu celingukan mencari dua orang yang di kenalnya tadi.
Lucifer yang kelewat bingung menaikan sebelah alisnya kepada Nareca seolah bertanya 'kenapa'.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARECA
Teen FictionSangat dekat namun terasa terasingkan Kian berharap namun berkali-kali terpatahkan Lelah, namun tidak ada cara selain bertahan Dan semua ini takdir yang penuh dengan penderitaan ~Nareca Satu nama yang berasal dari satu kata yaitu Nareca Seseorang ya...