*****
Diperjalanan menuju tempat kerja nya Nareca. Kedua nya mengobrol bak sejoli yang sudah lama kenal. Entah kemana Lucifer yang datar dan cuek, namun yang ia rasakan ia nyaman berada di dekat Nareca. Nyatanya seorang Nareca yang cerewet mampu menggoyahkan hati dan pikirannya.Begitu hal nya dengan Nareca. Ia salah telah berpikir yang tidak tidak tentang Lucifer, ternyata Lucifer adalah orang yang baik dan senantiasa selalu membantu nya. Ia dan Lucifer memang tidak terlalu dekat, namun ia yakin Lucifer membantu nya dengan sukarela berdasarkan insting dan kemauannya.
"Luc"
"Hem?"
"Aku kerja dimana? Maksudnya ngga aneh aneh kan?" Tanya Nareca menatap Lucifer dari samping.
"Aku?" Bukannya menjawab Lucifer malah balik tanya, sebab heran dengan panggilan Nareca yang terkesan lebih santai.
Nareca mengangguk ragu "Aku rasa ga enak kalo ngobrol pake bahasa formal"
Diam-diam Lucifer tersenyum tipis lalu kembali menjawab pertanyaan Nareca tadi.
"Kamu kerja di club, ga aneh aneh cuma layanin para pria disana doang" ucap Lucifer santai.
Nareca membelalakan matanya tak percaya "What the? Seriously?"
"Buat apa aku bohong" kata Lucifer.
Mendengar jawaban Lucifer perlahan mata Nareca berkaca kaca memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi padanya, ini tidak mungkin terjadi. Ia tidak mungkin berkerja dengan pekerjaan haram hanya untuk mendapatkan uang.
Ia di didik oleh kakek nenek nya untuk menjaga martabat nya sebagai perempuan. Ia tidak mungkin melayani para pria hidung belang yang mungkin tidak tau pentingnya harga diri seorang perempuan.
"Stop! Luc berhentiin mobilnya, aku turun disini" ucap Nareca setengah berteriak, demi apapun ia saat ini panik.
"Kamu bilang mau kerja kan? kamu ga bisa nolak karna ini udah disepakati" ucap Lucifer dengan raut serius.
"Ngga, aku ngga mungkin kerja di sana. Ngga mau Luc, turunin aku" mohon Nareca memegang tangan Lucifer yang sedang menyetir.
Ia hampir menangis, air mata nya mulai menggenang di pelupuk mata nya. Lucifer yang melihat nya sendiri tidak tega, ia memberhentikan mobilnya di pinggir jalan guna mencegah hal yang tidak diinginkan.
Badannya menyamping mengikuti kepala yang menatap Nareca dalam.
Tangannya beralih mengusap air mata Nareca yang kian berjatuhan."Maaf"
Nareca menggelengkan kepalanya, Lucifer ternyata tidak sebaik yang ia kira, Lucifer mungkin saja telah menjual nya ke pemilik club untuk dijadikan budak nya.
Memikirkan semua itu membuat Nareca panik dan takut sekaligus. Ia tidak mungkin mengulangi kejadian di masa lalu nya. Saat itu ia dengan bodohnya percaya pada pria brengsek yang dengan tega nya menjual tubuhnya pada pria hidung belang. Beruntung nya Nareca berhasil lolos dari kukungan mereka.
Nareca menatap Lucifer dengan kepala yang terus menggeleng, ia meraih kenop pintu mobil, namun nihil Lucifer mengunci pintu nya dari dalam.
Nareca semakin takut dengan tatapan pria dihadapannya, masa depan nya tidak mungkin hanya berakhir sampai disini saja.
Lucifer memegang tangan nya dan mendekatkan tubuhnya pada Nareca.
Perlahan namun pasti Lucifer memeluk tubuh Nareca yang tampak ketakutan, ia mengusap surai rambut nya, dan satu tangan nya melingkari pinggang Nareca agar lebih dekat dengannya.
"Maaf Re, sungguh aku tadi hanya becanda" ucap Lucifer pelan tepat di telinga Nareca.
Tiba-tiba satu pukulan yang cukup keras mengenai punggung Lucifer.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARECA
Teen FictionSangat dekat namun terasa terasingkan Kian berharap namun berkali-kali terpatahkan Lelah, namun tidak ada cara selain bertahan Dan semua ini takdir yang penuh dengan penderitaan ~Nareca Satu nama yang berasal dari satu kata yaitu Nareca Seseorang ya...