*****
"Ass-""Wa'alaikumssalam. Kenawhy?" Tanya Nareca yang baru saja keluar dari gerbang rumah nya.
Ia tadi sempat melihat dari lantai atas kedua makhluk kasar ini sedang berjalan menuju rumah nya dengan disertai adu ucapan disetiap langkah nya.
Alhasil ia berlari menuruni tangga hingga sekarang mencapai gerbang dengan sedikit ngos ngosan. Daripada mereka masuk ke dalam dan melihat keributan keluarga nya kan repot urusannya.
Seperti yang kalian pikirkan tidak ada yang tau tentang problem keluarga Nareca. Setiap ada tamu berkunjung ke rumah nya, orangtua Nareca bersikap sangat berbeda jauh dengan sikap keduanya terhadap Nareca tanpa keberadaan tamu tersebut, entah siapaun itu.
"Lah kok?"
"Mau ngapain? To the point gue busy" ucap Nareca melihat jam tangannya.
"Lo udah sembuh ca?" Tanya Gea pada Nareca yang terlihat gusar.
"Udah lah. Yakali mau sakit mulu" jawab Nareca
"Lo kan emang demen sakit" celetuk Gio
Nareca mendelik "Gue selalu sehat lilahita'ala"
"Ga disuruh masuk gitu? Tuan rumah nya tega banget buset" siapa lagi kalo bukan Gio yang berucap.
"Kaga. Taman kompleks aja yuk, bosen gue dirumah terus" ucap Nareca.
Bukan bosan yang ia rasakan melainkan tak nyaman dengan sikap keluarga nya. Orang tua nya bersikap sangat berbeda jauh dengan sikap mereka pada Rayen dan Dena. Entah alasannya kenapa.
Setelah sampai disana mereka bertiga duduk di sebuah kursi panjang yang memang sudah tersedia disana.
"Atha minta id line lo ke gue" ucap Gio
"Terus lo kasih?"
Gio mengangguk "Iya lah id line doang kan. Kalo berlian baru ga bakal gue kasih"
"Lo pms apa gimana si gi? Perasaan dari tadi bawaannya ngegas mulu" Gea menyaut dengan tatapan heran pada Gio.
"Sensi kek bumil" saut Nareca menambahkan ucapan Gea.
Gio mendelik pada mereka "Heh mana ada" Gea dan Nareca yang mendengar hal itu hanya tertawa melihat ekspresi Gio.
"Lo pada ngerasa aneh ngga si sama Atha? Kemarin-kemarin aja kan lo pada tau pasti sikap dia ke gue kaya gimana. Tapi sekarang aneh aja gitu liat sikap dia yang berbeda jauh dari yang sebelumnya" Nareca berucap sambil menatap kedua temannya.
Kedua kembar tak seiras itu menganggukkan kepalanya. Mereka juga sebenarnya merasa aneh dengan sikap Atha akhir-akhir ini pada Nareca.
"Positif thinking aja ca, siapa tau Atha udah bisa nerima keberadaan lo. Dan semua yang terjadi sama sikap dia itu kan yang lo harapin. Jadi menurut gue ya lo harus bersyukur" ucap Gea si paling bijak.
Nareca menerima perkataan Gea. Temannya ini memang selalu diandalkan. Ia tetap memihak pada apa yang telah ia pikirkan tanpa mengubahnya karna sanggahan orang lain.
"Bye the way Zino ga ikut kalian?" Tanya Nareca pada mereka.
"Katanya sih mau nyusul cuma gatau jadi kesini ngga nya" jawab Gio
"Eh eh zinoollll oyyy" teriak Gio tiba-tiba. Ia melihat Zino melintas mungkin tujuannya rumah Nareca.
Zino yang memang berkendara tidak terlalu cepat mendengar teriakan Gio. Lantas ia menoleh dan berbalik arah memarkirkan motornya, lalu berjalan menemui mereka.
"Maaf, telat ya?" Ucap Zino tiba-tiba duduk di sebelah Nareca.
"Telat sepuluh menit bayar seratus ribu" ucap Gea menyaut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARECA
JugendliteraturSangat dekat namun terasa terasingkan Kian berharap namun berkali-kali terpatahkan Lelah, namun tidak ada cara selain bertahan Dan semua ini takdir yang penuh dengan penderitaan ~Nareca Satu nama yang berasal dari satu kata yaitu Nareca Seseorang ya...