10. Atha beda

247 17 0
                                    

**********
Disisi lain ketenangan Atha dirooftop terganggu oleh suara gaduh dibawah sana.

Atha berdiri dan melihat dengan mata kepala nya sendiri Nareca sedang melawan tiga orang misterius dengan badan yang kekar kekar.

Atha dengan cepat berlari menuruni setiap tangga hingga sampai di taman sekolah. Ia melihat Nareca akan di pukul oleh sebuah balok dari arah belakang.

Tapi dengan cepat Atha menendang pria itu kesamping hingga tersungkur.
Terlihat tatapan Nareca terkejut melihat Atha yang kini sedang membantunya melawan tiga pria ini.

Brak jdak
Buk
Krak Aaaaaa

Atha mematahkan salah satu tangan pria dihadapannya hingga pria itu meringis kesakitan.

"Athaa awass!!!" Teriak Nareca berlari menghampiri Atha dan memeluk nya dari belakang

Alhasil punggung Nareca lah yang terkena balok kayu yang terdapat banyak paku tertancap di kayu tersebut

Nareca terhuyung ke samping sebelum Atha menangkap tubuhnya. Tiga pria itu berlari memanjat pagar dan keluar dari lingkungan sekolahan setelah berhasil menyakiti seorang Nareca.

"Bodoh" maki Atha mengangkat Nareca menuju ruang UKS.

Nareca tersenyum "Sakit pada fisik gue ga seberapa dibanding dengan rasa sakit batin gue yang selalu kalian torehkan" gumam Nareca tak jelas.

"Sakit?" Udah bilang bodoh sendirinya juga bodoh. Unfaedah banget nanya sakit ngga nya, ya tentu sakit lah samsudin.

"Ya sakit lah. Mana ada dipukul pake balok kayu ga sakit" ucap Nareca berdecak.

"Maaf. Harusnya gue yang lindungin lo bukan sebaliknya" baru kali ini Nareca mendengar Atha meminta maaf padanya.

"Gapapa. Muka lo juga banyak memar karena bantuin gue hajar tiga bajingan" ucap Nareca duduk disebuah berangkar uks.

Sedangkan Atha mengambil kotak p3k dan kembali menghampiri Nareca yang kini sedang melamun.

"Buka baju belakang lo" titah Atha.

"Heh" Nareca terkejut dengan mata yang membelalak.

"Gue obatin punggung lo sini"

"Ngga. Sini kotak nya gue obatin sendiri aja" ucap Nareca kekeh pada pendiriannya.

Tentu ia tidak mau Atha melihat punggung nya yang masih terdapat banyak memar bekas cambukan.

"Nurut atau gue cium?" Ancam Atha menatap Nareca tajam.

Nareca melotot "Gue masih perawan. Enak aja mau cium cium gue"

"Oke gue cium sekarang" Atha mendekatkan wajahnya pada wajah Nareca.

Nareca yang terlanjut kaget refleks mendorong dahi Atha menggunakan telunjuknya "Apasi"

"Nurut makanya. Gue ga bakal ngapa-ngapain, cuma ngobatin doang" ucap Atha menatap Nareca jengah.

"Gue pegang ucapan lo ya?" Atha mengangguk.

Dengan ragu Nareca membuka seragam bagian belakang nya dengan hati-hati agar bagian depannya tidak ikut tertarik banyak.

Dengan cekatan Atha mengobati punggung Nareca dengan sangat hati-hati. Awalnya ia terkejut melihat banyak memar dipunggung Nareca, tapi ia dengan telaten mengobati seluruh luka nya yang ia anggap pukulan dari tiga pria tadi.

"Mata nya jangan keliaran Atha. Awas aja lo kalo iya" ucap Nareca menahan sakit.

"Ah aww sakit Atha monyett" teriak Nareca ketika Atha sedikit menekan luka nya.

NARECA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang