**********
Disini, masih di ruang inap ini Nareca dan Atha hanya diam tanpa suara setelah kepergian teman-temannya.Nareca heran dan tidak ada niatan untuk membuka suara melihat mimik wajah Atha yang tidak bersahabat.
Tapi keberanian nya tiba-tiba muncul kala ia mengatakan "Lo ngga pulang ta?"
Atha yang sedang berbaring di sofa dengan tangan yang menutupi sebagian wajahnya, seketika terbangun dan menatap Nareca.
"Lo ngusir gue?" Tanya balik Atha.
"Sensi banget. Ngga gitu, lo ga cape gitu seharian nungguin gue disini" Ucap Nareca jengah pasalnya lelaki satu ini kenapa? Pms? Yakali.
"Ngga" jawab Atha singkat.
"At–"
"Udah diem tidur" ucap Atha menghampiri Nareca dan membantu membaringkannya lalu menyelimuti nya.
Saat tangannya terangkat keatas ingin menutup selimutnya, tangan Nareca menghentikan kegiatannya dengan memegang tangan Atha.
Atha mengangkat satu alisnya melihat Nareca yang sedang menatapnya.
"Lo kenapa sih ta? Perasaan tadi anteng-anteng aja kenapa sekarang jadi sensian gini" Ucap Nareca memegang tangan Atha yang ingin menyelimutinya.
"Lo tau apa penyebab nya?" Bisik Atha tepat ditelinga Nareca.
"Merinding anjirr" tabok Nareca dikepala Atha.
Atha melotot, kenapa alur nya jadi gini sih.
"Mau apa ngga?" Tanya Atha lagi.
"Apa?" Tanya Nareca tidak mengerti.
Atha memutar bola matanya malas "Lo mau tau apa penyebab gue kaya gini?"
"Ngga" jawab Nareca menggelengkan kepala nya.
Melihat hal tersebut Atha mengacak rambutnya frustasi. Ngeselin banget asli. Balas dendam ceritanya.
"Sekarang gue tanya, lo ada hubungan apa sama Geladi?" Tanya Atha mencoba untuk tenang.
Nareca terkekeh mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Atha. Ia mengerti sekarang, Nareca tidak sekecil itu pren untuk tidak mengerti hal enteng kaya gini.
"Lo cemburu?" Tanya Nareca balik.
"Ngga" hardik Atha memalingkan wajahnya.
"Kenapa sih gue, jangan sampe gue beneran suka sama dia" Batin Atha bermonolog.
"Jadi lo beneran cemburu sama dia ta? Yakali. Sejak kapan Atha suka sama seorang hama" Ucap Nareca terkekeh.
Seketika Atha menatap Nareca "Jangan percaya diri terlalu tinggi ca. Jatuh sakit loh. Mana mungkin gue suka sama lo, gue nemenin lo juga karena gue kasian sama lo. Keluarga lo satu pun bahkan ga ada yang mau jenguk lo" ucapan Atha barusan membuat hati Nareca sedikit tercubit.
Sakit banget! Tapi ya emang gini kenyataan nya. Keluarga nya bahkan ga ada satu pun yang menjenguk atau pun menanyai kabar nya. Semua orang tidak lebih dari rasa kasian terhadap Nareca yang mungkin menyedihkan dimata mereka.
Sebisa apapun Nareca menutupi kesedihannya. Suatu saat akan terlihat dan semua orang akan berakhir mengasihaninya. Satu yang Nareca benci yaitu dikasihani.
"Lo bener banget ta. Lo ga akan pernah suka sama gue. Dan gue tampak menyedihkan banget ya? Iya emang gue patut dikasihani" Ucap Nareca mengakui nya.
Ia sedikit terkekeh sebelum melanjutkan ucapannya.
"Jujur gue bodoh banget ya, ngira kalo lo suka sama gue. Dan mau sampe kapan pun seorang Atharazka ga akan pernah suka sama Nareca. Gue akui kali ini ta"
Atha hanya menatap Nareca tanpa mengucapkan sepatah katapun. Hati nya sedikit tercubit kala melihat Nareca dengan keadaan seperti ini.
Apa yang ia ucapkan tadi? Apa sangat menyakiti hatinya?
"Udahlah kenapa gue jadi melow gini. Intinya maaf ya ta" ucap Nareca tersenyum.
"Lo pasti cape. Pulang gih, istirahat. Udah mau sore juga ortu lo pasti nyariin. Gue bisa kok jaga diri disini. Lagian disini ada suster yang jaga gue" ucap Nareca dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya.
"Gue udah bayar biaya administrasi nya. Jadi lo ga usah bayar lagi" ucap Atha datar tanpa ekspresi.
Ini orang ga ada rasa bersalah nya kah?
"Thanks ta. Nanti gue ganti" ucap Nareca tersenyum.
"Gausah" jawab Atha singkat lalu pergi meninggalkan Nareca yang kini melunturkan senyumnya.
"Sakit banget Tuhan. Kak Ray lo ga jenguk gue? Mama papa kalian ga nyariin Reca? Disini gue sendiri bagai sebatang kara padahal masih ada keluarga. Sekarang gue sendiri disini, ga ada siapa-siapa yang bakal nemenin gue. Gue sendiri dan akan tetap sendiri sampe akhir hidup gue" ucap Nareca mengadahkan kepalanya berusaha agar tidak menangis.
"Dan gue tau lo ga suka sama gue. Tapi seengganya lo bisa kan jaga ucapan yang ngga nyakitin hati gue. Ucapan lo emang singkat tapi menyayat"
Atha yang masih berada diluar ruangan. Mendengar setiap lontaran dari mulut Nareca yang menyayat hati bagi yang mendengar nya.
Langkah nya kembali berbalik masuk ke dalam ruangan dan melihat Nareca yang sedang menahan tangisnya.
Bodoh
Atha berjalan menghampiri Nareca dan dengan segera memeluknya dengan posisi Nareca yang duduk.
"Maaf. Maafin semua perlakuan kasar gue ke elo ca. Maaf kalo gue selalu nyakitin perasaan lo. Maaf maaf" ucap Atha memeluk Nareca dengan erat
Nareca tidak menjawabnya. Ia hanya menangis sesenggukan meski ia tau kini yang memeluk nya adalah seorang Atha.
Nareca menangis hingga ia terlelap dalam pelukan Atha yang kini mengusap kepala nya.
Atha membaringkan Nareca perlahan kemudian menyelimuti nya.
Ia menyelipkan anak rambut yang menutupi sebagian pipi Nareca.Maaf
Atha duduk disebelah brangkar dan ikut tidur dengan bertopang tangan pada brangkar. Tangan nya tidak lupa memegang satu tangan Nareca agar tetap hangat.
**********
"Lo kemana si ca? Jam segini belum pulang. Kemarin baru aja sakit sekarang ngilang lagi" Ucap Rayen mondar mandir didepan pintu rumahnya."Palingan tu anak lagi seneng-seneng sama temen nya. Ga usah dikhawatirin ray, lo bahkan ga pernah dipeduliin sama dia" ucap Dena dari ambang pintu.
"Mending sekarang lo masuk terus tidur. Ga ada manfaat nya nungguin dia. Nanti juga balik kalo butuh apa-apa" ucap Dena kembali. Ia sedikit mendorong Rayen untuk masuk rumah.
************
Keesokan harinya Nareca terbangun pada siang hari ditempat yang sama.
Namun yang beda kali ini dimana laki-laki yang tadi malam memeluknya.Ia melihat di atas nakas ada seporsi makanan dan secarik note sepertinya Atha yang menulisnya
'Gue sekolah ca, lo nanti gue izinin sama guru. Pulang sekolah gue langsung ke ruangan lo lagi. Jangan lupa makan dan jangan kemana-mana sebelum gue balik. Miss you♡'
"Thanks" Ucap Nareca tersenyum tipis
**********
KAMU SEDANG MEMBACA
NARECA
Teen FictionSangat dekat namun terasa terasingkan Kian berharap namun berkali-kali terpatahkan Lelah, namun tidak ada cara selain bertahan Dan semua ini takdir yang penuh dengan penderitaan ~Nareca Satu nama yang berasal dari satu kata yaitu Nareca Seseorang ya...