Hukuman

795 41 1
                                    

Ka Bagas duduk diatas sofa rumahnya, gw yang udah ganti pakaian pake pakaian dia berdiri tidak jauh dari sofa yang diduduki ka Bagas.

Ka Bagas melirik sekilas kearah gw, dia tersenyum. Semoga hal tadi tidak mempengaruhi hubungan kami. "Kak!" panggil gw dengan suara lembut.

Ka Bagas menoleh, gw tersenyum kearahnya begitupun dia. Setelah beberapa langkah gw berjalan akhirnya gw menjatuhkan tubuh ini di sofa di samping ka Bagas.

"Kak aku minta maaf".

Ka Bagas yang tadinya fokus menonton acara televisi sekarang melihat kearah wajah gw. "Buat apa?"

Gw memberanikan diri mengangkat kepala dan melihat kedua matanya sekarang. Dia masih dengan ekspresi tenang seperti tidak ada rasa marah atau kecewa sedikit pun.

"Buat yang tadi".

"Kamu ga usah minta maaf lagi, kakak tau itu bukan keinginan kamu" jawab ka Bagas yang membuat rasa lega dihati gw.

"Tapi lain kali jangan gitu lagi-" perkataannya terhenti.

"kakak cemburu" sambungnya.

Gw tersenyum mendengar kata "cemburu" yang dikatakan oleh ka Bagas. Dia seperti malu untuk mengatakan itu, makanya setelah bilang itu dia langsung pura pura kembali menonton televisi lagi.

Gw menyenderkan kapala  di pundaknya. Rasanya hangat dan juga nyaman. "Aku gaakan ngelakuin itu lagi dan gaakan bikin kakak cemburu lagi".

"Tapi tetep ada hukuman". Kata ka Bagas sambil terus memandang kearah layar kaca televisi.

"Hukuman?" tanya gw bingung. "Hukuma-".

Sebelum gw selesai ngomong dia udah lebih dulu mencium bibir gw dengan lembut. Rasa asin dari keripik yang dia makan tadi terasa jelas di bibir gw setelah lidah ka Bagas sedikit demi sedikit masuk ke mulut gw.

"Mhhggg" suara gw di sela sela ciuman itu.

Ciuman itu berlangsung cukup lama, hingga ka Bagas melepaskan ciumannya lalu bilang:

"Hukuman selanjutnya di kamar".

Lalu dia ngegendong gw ke kamar lalu mengunci pintu kamarnya.

Dan terjadilah itu. Kalian tau sendiri kan itu apa, selamat berhalu.

Setelah kejadian itu, gw dan ka Bagas tidur dengan lelap dengan gw dipeluk dari depan oleh ka Bagas. Kepala gw disenderkan di dadanya ka Bagas yang bidang rasanya hangat + nyaman. Rasanya sangat pas dengan udara yang dingin seperti sekarang ini.

Gw rasa inilah akhir goresan tinda hitam di lembaran ini. Dengan Wira yang udah pergi dari hidup gw dan hubungan gw dengan ka Bagas yang semakin hari semakin langgeng. Semoga semua ini akan selalu berakhir bahagia seperti yang tertulis di cerita ini.

Gw dan ka Bagas pamit, sampai ketemu di cerita selanjutnya.

Haii ini chapter terakhir dari author di akhir tahun ini. Semoga kalian semua tetap sehat dan bahagia di tahun baru ini. Dan kalian juga punya kisah yang berakhir bahagia seperti Irfan.

Selamat tahun baru semuanyaa 🎉🎉😁😁

See you 👋👋👋👋👋

Aku Milik Bagas [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang