Tertekan

416 30 0
                                        

Wira POV

"gw udah punya pacar" ujar Irfan spontan.

Deg

Hati gw tiba tiba sakit saat Irfan burucap kalau dia udah punya pacar. Darah gw rasanya mengalir cepat dan entah mengapa gw merasa marah sama Irfan , gw rasa dia udah mempermainkan gw.

Sebelum dia keluar kelas ,gw langsung cegat dia. Genggaman tangan gw menggenggam erat tangannya dan beberapa saat kemudian gw tarik dan memojokkannya pada dinding.

Ingin rasanya gw perkosa nih anak, gw cium, gw cupang sampe semua tubuhnya merah, gw buat dia mengerang kesakitan sampe nangis karena tusukan batang gw. Tapi akal sehat gw masih berguna ,dengan tangan gw yang mengepal, gw berusaha sekeras mungkin tahan rasa marah bercampur nafsu ini.

Irfan berontak, tapi tenaganya kalah gede sama gw, dasar uke manis.
Hampir hampir gw pukul tu anak, tapi dengan sekuat tenaga gw tahan amarah supaya gw ga ngelukain orang yang gw suka ini.

Entah karena apa, fokus gw teralihkan hingga intensitas genggaman gw menurun dan dengan cepat Irfan terlepas. Dengan mukanya yang ketakutan dia berlari keluar kelas,  mata gw masih memandangnya yang perlahan menjauh, gw layaknya patung yang tak bergerak . Gw takut kalau gw kejar ,dia akan makin takut sama gw.

Dalam jam pelajaran pelajaran selanjutnya hingga jam pulang tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Irfan begitupun gw. Dengan rasa yang masih campur aduk, gw pulang dengan rasa sakit yang masih jelas ditambah lagi dengan pemandangan dia yang dijemput oleh "laki laki " itu, apa mungkin itu pacar Irfan?
*
*
*
*
*
Aghhhhh

Teriak gw membanting bantal, gw yang merebahkan tubuh di kamar kini duduk dengan posisi menyandar.

"Gw udah punya pacar "

Kata kata itu terus berkeliaran di otak gw. Jadi gini rasanya jadi orang yang kecewa?

Dengan  tangan kiri gw ambil hp yang ada di nakas.

Irfan Sayang

Terpampang nama nama orang baru saja membuat gw sakit hati.

"story? " gumam gw yang melihat story instagram. Dia membuat story dengan foto berada didalam mobil.

"Lo kemana fan? " balas gw pada story itu.

5,6,7 menit nihil tak ada jawaban dari Irfan.  Mungkin dia masih marah dengan apa yang lakuain tadi,atau dia malah takut?

Sudah jam 2 siang, perut yang belum terisi dari pagi kini terasa lapar. Dengan hanya mengenakan celana pendek diatas lutut dan telanjang dada, gw keluar kamar berniat mengambil makanan.

Mata gw seketika terbelalak saat melihat Irfan duduk di sofa ruang tamu rumah gw bersama seorang wanita paruhbaya yang sedang ngobrol dengan mama.

Ting

Suara hp gw, yang membuat tiga orang itu seketika membelelokkan pandangan pada gw. Irfan terlihat manis dengan sweater hijau muda berkerahnya. Membuat gw terpana dengan penampilannya itu.

"Wira! Ngapain bengong disitu" ujar mama membuyarkan tatapan gw.

"e em ga ma ". Entah kenapa gw tiba tiba gugup.

"Sana pake dulu baju kamu, lalu gabung sini"

"i iya ". Gw dengan cepat menaiki tangga dan memilih baju terbaik yang gw punya.

"tinggal farfum" monolog gw saat bercermin.
*
*
*
Satu demi satu anak tangga gw turunin, semangat menggebu gebu di dada gw yang akan segera bertemu pujaan gati.

Aku Milik Bagas [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang