DUA PULUH TIGA🌺

5.2K 582 229
                                    

Makasih

Icha yang sedang menatap wajahnya dalam cermin, tersentak kaget di saat pintu kamarnya di buka dengan pelan oleh seseorang, di saat Icha ingin menoleh, mua yang bernama Nia menahan bahu Icha,

“menolah dengan pelan-pelan, biar hiasan di kepala mbak tidak rusak dan  jatuh, “Ucap Nia lembut, dan Icha jelas menurut akan ucapan Nia. Nia yang sangat baik, karena tahu dirinya yang malu, ucapan evan tentang kehamilannya seakan tak pernah di dengar dan di ketahui oleh Nia. Nia pura-pura tidak tahu dan tidak kepo.

“Calon suami mbak Icha ternyata…”Bisik Nia hangat, Icha mengangguk malu-malu dan Icha menundukkan kepalanya cepat, melihat Rehan di depan sana, sedang berjalan mendekat kearahnya. Dan kedua pipi Icha memerah dalam sekejap di saat Nia…

“padahal ijab qabul 6 menit lagi, tapi sepertinya calon manten laki-laki nggak tahan mau lihat wajah mbak yang cantik”Ucap Nia dengan nada menggodanya.

Dan senyum Nia yang terhibur melihat wajah memerah dan malu-malu Icha lenyap, di saat Rehan  yang sudah berdiri di samping Icha yang masih setia menunduk, mendehem pelan.
Dan Rehan…

“Mohon maaf, Mbak. Saya mau mengobrol penting dengan calon istri saya, bisa mbak masuk ke dalam toilet sebentar…”

Tubuh Nia menegang kaku mendengarnya dan hatinya langsung berbisik, calon pengantin laki-laki sama persis sifatnya dengan sepupu calon pengantin perempuan, menitah dirinya agar masuk ke dalam toilet lagi, dan Nia yang sadar akan posisinya, sekali lagi menurut.

Nia mengangguk  setuju dan mau.

“Terimah kasih, Mbak….”

Nia tersenyum sopan dan hangat. Nia meralat bisikan hatinya, lebih sopan calon pengantin dari pada sepupu Ica karena calon pengantin laki-laki, mengucap kata terimah kasih padanya….

Sedangkan di tempat lain, di ruang tamu yang sudah di sulap menjadi pelaminan kecil yang cantik, segar dan indah karena di isi dengan  bunga dan kembang segar, Evan terlihat resah.

Tadi, 3 menit yang lalu, Evan tidak resah, dan Evan mulai berubah resah di saat Rehan, ijin pada kedua orang tua Icha untuk ke kamar Icha sebentar.

Dan Evan mengumpat dalam hati pada Paman Tamarnya karena Paman Tamar mengijinkan Rehan untuk ke kamar Icha sebelum ijab qabul.

Dan sumpah, kepala Evan sakit. Evan menebak dan mengira-ngira, apa yang ingin Rehan lakukan dan apa yang sedang Icha dan Rehan lakukan d dalam kamar sana.

Kenapa lama sekali sih, total 5 menit sudah, Rehan pergi ke kamar Icha. Tapi, laki-laki sialan itu belum balik…

“Evan… kamu kenapa, Nak?’ '

Evan tersentak kaget, dan Evan untung saja bisa menguasai dirinya dengan cepat dan menemukan alasan bohong untuk Evan ucapkan pada mamanya.

“Rania belum balas chat Evan. Padahal suda 10 menit, Ma. 10 menit yang lalu Evan chat Rania….”

Ucapan yang di ucap dengan sangat lancar dan serius oleh Evan di atas sana, membuat mamanya terkekeh mendengarnya. Sita juga menepuk gemas pipi anaknya.
Ah, anaknya terlalu bucin sama Rania. Sama seperti dirinya  yang menggila dan tak sabar agar Rania segera menjadi menantunya dan banyak melahirkan cucu yang tampan, cantik dan pintar untuknya.

*****

“Ada apa, Kak?”Tanya Icha pelan, Icha tak tahan dengan keheningan yang terjadi, plus Icha tak tahan dengan tatapan dalam Kak Rehan pada wajahnya

Apakah wajahnya jelek? Wajahnya tidak cocok dengan riasan yang Nia sapu di wajahnya? Makanya Kak Rehan natap dalam dan lama wajahnya dan Kak Rehan nyesal menikah dengannya, menyesal menolongnya  dan juga Kak Evan….?

“Kamu cantik sekali, Icha. Pake hijab, wajah kamu terlihat bulat, “Ucap Rehan dengan nada suara yang terdengar serius, membuat Icha membantu dengarnya.

“Tatap aku, Cha….”Titah Rehan lembut, dan Icha dengan jantung yang rasanya ingin meledak, menurut pada calon suaminya. Dan sial! Tatapan dalam, lembut, hangat masih ada di wajah dan kedua mata Kak Rehaan untuknya membuat jantung Icha semakin menggila di dalam sana, membuat Icha juga sangat gugup bukan main.

“Cha….”Panggil Rehan dengan nada suara yang sangat lembut, Icha reflek mengangguk.

“Iyah,  Kak…”Sahut Icha pelan.

Mendengarnya Rehan tersenyum.

“Tolong niatkan hatimu di dalam sana, untuk jadi istriku seumur hidupmu, seumur hidup kita berdua. Dan aku, berharap, kamu… mau berjuang denganku melawan dan meyakinkan Evan, kalau tidak ada perceraian setelah kamu melahirkan. Karena kamu adalah istri sah ku, dan anak yang kamu kandung adalah anakku…. Tolong, jangan lepaskan tanganku nantinya, Icha… Terimah kasih, calon istriku…”

Tbc

Lanjut cepat mau?

Satu kata untuk Rehan apa?

Maunya Nikahan rehan dan icha lancar?

Mau nikahan Icha dan rehan gagal?

Mau nggak next depan, Bukan Rehan yg nikahin icha tapi malah evan, mau alurnya begini?

ANAK DENGAN SEPUPUKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang