04. Present

3.1K 347 8
                                    

"Shanna."

"Uuh?"

Gadis kecil yang sedang menunduk itu, kini mengangkat kepalanya dan menatap pria yang sedang duduk dihadapannya itu.

"Aku mempunyai hadiah untukmu."

"Hadiah? Bukankah hayi ini papa yang cedang beyuyang tahun...?" (Hadiah? Bukankah hari ini papa yang sedang berulang tahun...?)

"Bukan, ini hadiah yang sudah ku siapkan saat kau dapat berjalan."

Claude mengambil lonceng emas yang terletak di meja bulat itu. Ia membunyikan lonceng kecil itu, dan pelayan segera datang dengan seorang anak kecil.

"Eumm? Dia ciapa, papa?"

"Dia adalah dayang pribadimu mulai sekarang. Aku sudah melakukan seleksi secara ketat dan menyelidiki asal usulnya, kau dapat meminta data dirinya kepadaku jika kau ingin tahu."

Claude menjelaskan dengan panjang lebar, tidak seperti sifatnya yang sangat acuh tak acuh dan selalu menjawab dengan singkat.

Mata bulat gadis itu membesar, tunggu, seleksi ketat? Dayang itu seperti berusia 4 tahun, apa Claude menyiksa mereka dengan dalih seleksi?

Pria berambut emas itu, yang melihat pandangan curiga dari anaknya, menyangkal dengan cepat.

"Ini bukan seperti yang kau pikirkan, aku hanya meminta data mereka dengan lengkap, menyelidiki, dan mengetes kemampuan mereka sesuai dengan yang mereka tulis."

Mata gadis itu masih dipenuhi oleh rasa curiga. Claude, yang melihat itu, merasa sedih. Entah mengapa, ia tidak tahu apa arti perasaan itu.

"Shanna..."

Pria itu memanggil namanya dengan sendu. Shanna, yang telah menahan tawanya, akhirnya tertawa dengan keras.

Ia berhasil mengerjai sang ayah!

"Hahaha! Papa, apa papa cangat cedih jika Anna cuyiga pada papa? Pufft!" (Papa, apa papa sangat sedih jika Anna curiga pada papa?)

"... Kau mengerjai seorang Raja? Ha, tentu saja aku sangat sedih, bodoh."

Tersentak. Claude terkejut dengan apa yang dia katakan barusan.

'Tunggu, apa? Aku sangat sedih? Aku? Sedih? Apa... Apa aku sudah gila?'

"Woaah! Papa cangat cayang pada Anna, ya? Hehe, Anna juga cayang papa!" (Papa sangat sayang pada Anna, ya? Hehe, Anna juga sayang papa!)

Ekspresi Claude yang tadinya mengeras, perlahan melunak karena ungkapan sang putri.

Hampir saja mereka melupakan kehadiran beberapa pelayan. Gadis cilik itu menoleh dan berkata dengan nada yang ceria.

"Baikyah! Teyima kacih hadiahnya, papa." (Baiklah! Terima kasih hadiahnya, papa.)

Ia turun dari kursinya dengan hati-hati dan mendekati anak yang terlihat lebih besar darinya.

"Halo, adik tinggi! Ciapa namamu?"

'Adik tinggi' rupanya gadis cilik itu tidak ingin mengakui bahwa dia lebih kecil dari dayang barunya.

Claude menahan tawanya, tentu saja para pelayan juga sama.

"Ya, halo juga kakak pendek."

"Puftt!"

Para insan disitu sangat ingin tertawa, kecuali dua sejoli kecil ini.

Shanna kesal karena dia disebut 'pendek', tidak hanya itu, gadis kecil itu bahkan tidak memberikan salam ataupun bersikap sopan.

"Uuh... D-dacay batang kayu!" (Uuh... D-dasar batang kayu!)

Obsession [WMMAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang