18. Negative Thinking

1.4K 161 9
                                    

"Aduh, sakit tahu!"

Shanna hanya bisa mengerucutkan bibir ceri nya tersebut sambil memegangi kepalanya yang tak sakit.

'Apa benar Athanasia adalah gadis yang baik? Dia saja sering menjitak kepala ku!'

Kepalanya ia gelengkan dengan kuat, membuat ketiga orang yang melihatnya kebingungan.

"Ada apa?"

Suara Claude terdengar jelas, Shanna hanya bisa tersenyum dan berkata tidak ada apapun.

Lalu dia kembali menatap Athanasia dihadapannya. Tepat disaat para pelayan menyajikan teh dan susu untuk Athanasia, dia membuka mulutnya.

"Kakak Athy, kakak ingin mencoba teh kesukaan ku tidak?"

"Teh?"

"Ya! Teh Lippe!"

Teh Lippe, Shanna mengetahui bahwa Teh Lippe adalah teh kesukaan Diana. Athanasia juga menyukai teh itu setelah ia mencobanya, jadi, Shanna ingin menawarkan teh itu lebih cepat.

Sebenarnya Shanna tidak diperbolehkan untuk minum Teh Lippe kesukaan Claude, namun Shanna terus memaksa dan akhirnya Claude menyerah.

"Apakah itu enak?"

"Tidak, ini tidak enak. Kakak Athy bodoh. Kalau aku menawarkan sesuatu, itu berarti enak, tahu!"

Claude, yang mendengar putrinya berbicara itu, menahan tawanya yang akan keluar.

Mereka akhirnya menikmati tea time layaknya keluarga yang lengkap, walaupun diantara mereka tidak ada yang bisa disebut 'ibu'.

Setelah hampir semua dessert di meja bulat itu habis, Shanna meminta sesuatu kepada Claude.

"Papa, aku mau naik perahu."

"Wah? Aku juga ingin!"

Anggukan kecil diberikan oleh Claude untuk menyetujui permintaan mereka. Mereka akhirnya akan menikmati pemandangan alam dengan cara menaiki perahu.

* * *

"Yang Mulia, Putri Athanasia masih..."

Lilian yang baru kembali menemani Kelly mengurus dapur istana, dikagetkan dengan omongan Claude yang akan membawa putri asuh kesayangan menaiki perahu.

Bukan tanpa alasan Lilian khawatir, Athanasia masih berumur 5 tahun!

Kelly juga ikut menolak perkataan sang atasan sekaligus temannya sekarang.

"Sudahlah, lagi pula ada aku. Apa kalian meragukan ku?"

"..."

Setelah pertentangan yang panjang antara ibu asuh dan ayah kandung mereka, kedua gadis itu akhirnya diperbolehkan untuk menaiki perahu.

Ya, untung saja tanaman belut itu telah disingkirkan sejak Shanna tenggelam.

Kini, Athanasia merenung, memandangi kedua insan bermata biru permata itu. Ia memikirkan mimpi yang selama ini menghantui dirinya semenjak Shanna cilik itu pingsan.

'Aku tahu bahwa perasaan ayah pada Shanna melebihi rasa sayang antara ayah dan anak... Tapi aku tidak menyangka ayah akan terobsesi pada Shanna sampai sebegitu nya.'

Claude kini sedang memangku sang putri dan mengusap kepala putri kesayangannya itu. Dia menoleh kearah Athanasia yang memandanginya dan bertanya,

"Apa apa?"

"Tidak, tidak ada, papa."

Tatapan malas diarahkan Shanna untuk Athanasia.

'Yang benar saja! Athanasia, kamu itu masih kecil. Tolong jangan bersikap seperti orang dewasa, dan- bukankah dalam plot aslinya kamu selalu menempel pada Claude...?'

Obsession [WMMAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang