Terlihat pria berambut emas sedang duduk disebelah ranjang berukuran besar itu. Ia adalah Claude, yang sedang menunggu putrinya siuman.
Sudah 4 bulan berlalu sejak putri kesayangannya itu terbaring tak sadarkan diri.
Tabib berkata bahwa Shanna hanya mengalami koma dan akan segera sadar, namun ia tidak mengatakan kapan hal itu terjadi.
Pria tersebut telah melakukan berbagai cara untuk menyadarkan sang gadis. Dari memanggil penyihir istana, memasukkan mana ke tubuh Shanna, dan masih banyak lainnya.
Namun apalah daya, gadis cilik itu tak kunjung bangun dari tidur panjangnya. Claude frustasi, hidupnya seakan hilang saat gadis cilik itu tidak sadarkan diri.
Berbagai perasaan masuk kedalam hatinya yang beku, berkat gadis cilik yang telah hadir di hidupnya ini.
Tangan kecil gadis tersebut menjadi pucat, persis seperti Diana saat dia melahirkan. Claude tidak sedih karena dia teringat oleh Diana, ia sedih karena gadis yang selalu tersenyum cerah, kini hanya bisa berbaring.
Sudah sejak lama Claude tidak beranjak dari tempat duduknya itu. Semua pekerjaan dia serahkan kepada Felix, bawahannya telah memprotes hal itu, tapi Claude tidak berkutik.
Tidak banyak hal yang telah terjadi. Itu karena Claude memberhentikan semua kegiatan dan menghabiskan waktu bersama putri kesayangannya itu.
Untuk pertama kalinya, bukan, untuk kesekian kalinya, Claude beranjak dan berjalan kearah sebuah pintu.
Pintu itu terhubung dengan ruang kerja milik Claude. Dia membuat pintu tersebut hanya agar lebih cepat sampai salah satu ruangan.
Terlihat Felix sedang bergelut dengan dokumen-dokumen yang diberikan oleh Claude. Terkejut akan kehadiran Claude, dia langsung berdiri dan memberi salam.
"Segala keagungan dan berkat Obelia."
Pandangan pria bermata biru permata itu kosong, dia berkata pada sang bawahan.
"Keluar."
Sekali lagi, Felix memberi salam untuk keluar. Dia sudah terbiasa dengan perilaku tuannya yang sering berkunjung ke ruang kerja Raja.
Sudah beberapa kali Claude mengunjungi ruang kerjanya, namun pandangan Claude masih saja kosong.
Dia tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Raja muda tersebut, leb tepatnya-, dia tak pernah dapat memahami pemikiran sang tuan.
Claude berjalan menuju sebuah rak buku, dia melihat ke rak paling atas. Ada sebuah kotak kecil berwarna merah muda, warna kesukaan Shanna.
Senyuman tipis tersungging di bibir pucat pria tersebut. Dia mengambil kotak kecil itu dan menaruhnya di meja besar.
Dalam sekejap, rak buku yang tinggi itu bergerak. Terlihat sebuah ruangan yang gelap. Pria bermata biru permata itu berjalan ke dalam ruangan itu.
Setelah berjalan agak jauh, tampak sebuah cahaya remang-remang namun indah. Ia melangkahkan kakinya lebih antusias ke cahaya itu.
Dan akhirnya terlihat, ruangan yang penuh dengan barang-barang. Ada sebuah meja, ranjang, dan lemari kaca.
Tak lupa juga dengan berbagai benda hias yang tertata rapi disana. Ruangan itu dipenuhi oleh barang-barang putrinya, Shanna.
Claude juga menggunakan potret yang terbuat dari sihir, untuk sang putri tercinta. Bukan tanpa alasan dia memakai benda 'paling' berharga se-benua itu.
Dia memakai benda tersebut karena ingin melihat pertumbuhan anaknya.
Rekaman sihir yang menampilkan aktifitas Shanna sehari-harinya, ada juga sebuah vlog perkenalan yang dipakai oleh Shanna. Gambaran yang diberikan sihir pengawet, baju bayi yang dipakai Shanna saat pertamakali tiba disini, dan masih banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession [WMMAP]
FanfictionBerstatus sebagai keluarga bukan berarti memiliki hubungan darah. Memiliki mata dan rambut yang sama tidak berarti mereka memiliki aliran darah yang sama. Memiliki marga yang sama dan tinggal di tempat yang sama tidak berarti keluarga. Mereka adalah...