Dedaunan menari-nari, angin berhembus kencang, bunga bunga bertebaran dimana-mana. Terlihat seorang gadis kecil sedang duduk bersantai dibawah pohon.
Cahaya kecil mengitari tubuhnya, seperti ingin mengajaknya bermain. Shanna yang diusir keluar oleh ayah kesayangannya itu, menjadi gusar dan sedih.
[Beberapa saat yang lalu.]
Kini mereka telah sampai di ruang tamu istana. Banyak dessert disajikan diatas meja berlian ditengah-tengah mereka.
Claude yang menggendong Shanna, tiba-tiba menyerahkan gadis itu kedalam dekapan pria berambut merah.
Shanna yang kebingungan, hanya memiringkan kepalanya untuk mendapatkan jawaban sang ayah. Dan benar saja, Claude langsung menjawab isyarat dari putrinya itu.
"Kau bilang jika kau lapar, perut kosong tidak akan penuh jika diisi dengan dessert."
Claude memberikan isyarat pada Felix untuk membawa pergi bocah perempuan itu. Felix pun hanya bisa mengikuti kemauan teman dekat sekaligus tuannya itu dengan pasrah.
Seketika gadis itu merasa kesal dan akhirnya menyuruh Felix meninggalkan dia.
* * *
"Ayah bahkan tidak menatapku..."
Bagaikan putus cinta, ia hanya bisa menatap senduh kearah bunga bunga yang berjatuhan.
Sungguh, ia benar-benar takut akan ayahnya yang berubah sikap. Sepertinya kalimat yang Shanna lontarkan dua tahun lalu, menjadi penyebab perubahan sikap sang ayah.
"Sudahlah, Irene, untuk apa sedih hanya karena hal itu?"
"Benar, wajahmu yang sedih sangat jelek."
Para peri telah melakukan segala cara untuk membuat gadis itu bersemangat kembali, namun ternyata itu lebih sulit dari yang mereka bayangkan.
"Tapi aku merindukan ayahku..."
"Dia kan bukan ayahmu. Kalian bahkan tidak memiliki hubungan darah."
"Thetys!"
Peri lain buru-buru membungkam mulut peri berwarna kuning itu. Thetys memanglah peri yang bermulut tajam, namun ia sangat baik terhadap Irene.
Mereka sudah mengetahui itu, namun tetaplah salah jika Thetys menyangkut itu saat ini. Waktunya sangat tidak tepat!
Dilain sisi, Shanna yang mendengar hal itu menjadi semakin sedih. Hatinya sangat sakit karena diingatkan kembali tentang 'derajat'nya yang sebenarnya.
Jika Claude tidak menerimanya sebagai Putri Obelia, ia pasti sedang menjadi budak sekarang.
Pikiran negatif muncul di dalam benak gadis bersurai pirang keemasan tersebut. Fakta-fakta yang telah ia lupakan, teringat lagi didalam ingatannya.
'Apakah ayah sudah membuang ku? Pasti begitu...'
'Benar, ayah pasti sudah menyadari warna emas dirambutku yang mulai memudar.'
'Bagaimana ini? Aku tidak ingin kehidupan pertamaku terulang kembali, aku...!'
Warna rambut Shanna yang awalnya mirip dengan Claude, menjadi pudar sepanjang waktu. Rambutnya mulai berubah menjadi warna pirang, ia sangat takut jika ia akan ditelantarkan.
Ingatan-ingatan yang menyakitkan mulai menyerang benaknya. Bagaimana cara ia disiksa, ditelantarkan, dijadikan budak, dan akhir hidupnya yang sangat menyakitkan.
Seakan Tuhan berkata bahwa hidupnya tidaklah penting untuk semua orang, ia diberikan berbagai cobaan dalam kehidupannya.
Aneh, jika Tuhan memang bermaksud begitu, untuk apa Shanna diberikan kehidupan kedua dan ketiga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession [WMMAP]
FanfictionBerstatus sebagai keluarga bukan berarti memiliki hubungan darah. Memiliki mata dan rambut yang sama tidak berarti mereka memiliki aliran darah yang sama. Memiliki marga yang sama dan tinggal di tempat yang sama tidak berarti keluarga. Mereka adalah...