Part 13: hurt

13 4 0
                                    

Di tempat ganti pakaian tim (name) sangat ramai karena terkejut mereka menang walaupun cuma latih tanding.

"Kita menang wuhuu...."

"Yap semua ini berkat (name), benarkan kapten?"

"Yap benar"

Sedangkan orang yang mereka omongin tidak ada di ruangan ganti.

Middle blocker yang menyadari salah satu dari mereka tidak ada menemukan bercak darah

'Air? Eh bukan deng darah' umpat sera.

"Emm guys ada yang liat (name)?" Tanya sera yang mulai peka dengan (name) karena ada darah di sekeliling tas (name).

"(Name)? Bukannya tadi dia masuk kesini ya" tanya sena.

"Aku tidak melihat" jawab bina.

"Aku disini" ucap (name).

"Uh Kirain kamu udah keluar"

"Tidak aku ada di loker"

"(Name) ini apa?" Tanya sera yang menemukan perban.

"Biasalah awal-awal tanding lagi" jawab (name) dengan senyum kaku, alhasil mereka semua tertawa padahal ga ada yang lucu.

(Name) keluar ruang ganti tanpa berpamitan lalu saat di depan pintu ruang ganti dia melihat daichi sedang bersandar di sebelah pintu ruang ganti putri.

"Eh astajim! Daichi-san ngapain di sini?" Tanya (name) yang sudah selesai menutup rapat pintu.
Daichi yang mendengar itu langsung menengok ke arah (name).

"Menunggumu. Karena tadi pas pertandingan terakhir aku melihat kau seperti mewaspadai seseorang, siapa orang itu?" Tanya daichi.

"memangnya aku seperti sedang mewaspadai siapa. Tidak ada" jawab (name).

"Jangan berbohong, aku bisa melihat (name)" ucap daichi.

"Bohong kenapa? Aku tidak berbohong" ucap (name).

"Soal luka leher, kau memperbannya kan?" Tanya daichi lagi.

"Ya itu benar, yang kamu maksud mewaspadai apa daichi?" Tanya (name).

"Kenapa kau tidak cerita (name), soal luka di pinggangmu" ucap daichi.

"Ahh kau bisa melihatnya ya ahahahaha" ucap (name).

"Bagaimana aku tidak tahu, daritadi kau merasa 'apakah tidak papa aku main?' Gitu" ucap daichi.

"Iya kah? Ahahahahahaha" tanya (name).

Daichi mulai khawatir dengan 2 luka itu, nanti terjadi sesuatu atau apa kita tidak tahu. Daichi tau satu gulungan perban tidak cukup untuk luka sebesar- tidak. Luka itu hampir mengelilingi perutnya penjahat yang sangat sadis.

"Sudah kita ke bus" ucap (name) yang di buntuti oleh daichi.

Sampai di bus, mereka berdua duduk bersebelahan lagi karena hanya daichi yang khawatir pada (name), entah apa yang dipikir daichi, pikirannya di penuhi oleh (name). Baginya (name) itu perempuan yang beda dari perempuan lain, santai di situasi apapun, selalu terbuka orangnya, memberi nasihat kepada seluruh tim voli yang berbeda adalah sisi gelapnya ya itulah yang daichi ingin tau sisi gelap (name) pada umumnya itu adalah privasi tetapi setiap dia ingin tahu kehidupan (name) tidak ada dalam berkas yang di ketik oleh kepolisian atau kejaksaan.

"(Name) aku ingin bertanya" ucap daichi.

"Tentang kehidupanmu" lanjutnya.

(Name) terdiam sejenak, tumben sekali ada orang yang menanyakan privasi bukannya marah tapi privasi ini membuat semua orang di sekitarnya selalu mejauh.

Famous studentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang