1 - Rambut Pendek Sakura

1.2K 77 9
                                    

P.S:

Di fanfict ini akan ada beberapa tambahan seperti Sakura yang bisa menggunakan genjutsu serta  jutsu elemen tanah.

Thank you for your attention ^^

Selamat Natal juga untuk semua teman yang merayakan. Semoga damai dan sukacita natal beserta kita semua ^.^

Sudut Senja, 26 Desember 2021

.

Tiga bulan sebelum kembalinya Naruto dan Pertapa Jiraiya ke Desa Konoha

"SHANNAROOO!" teriak seorang kunoichi berambut merah muda dengan lantang. Kepalan tangan kanannya menghantam tanah.

BOOM!

Tanah disekelilingnya hancur berantakan. Debu - debu beterbangan hingga menutup sejenak pandangan kunoichi tersebut.

Sakura mengelap peluh yang menetes dari pelipis. Ia melihat sekelilingnya yang hancur akibat pukulan supernya. "Hah... Aku rasa pukulan ini cukup bagus."

Mengalirkan chakra berskala besar dan memfokuskannya ke kepalan tangan dengan sekejap memang bukan hal yang mudah. Tapi, dengan bakat kontrol chakranya yang baik, Sakura bisa mempelajari jurus andalan gurunya tersebut dengan cepat.

"Latihan hari ini cukup sampai di sini," kata Tsunade. "Sakura, pukulanmu sudah bagus."

"Terima kasih guru," balas Sakura senang.

"Bagaimana perkembanganmu dengan jutsu elemen tanahmu?" tanya Tsunade.

"Sudah baik Guru. Aku mempelajari banyak jutsu dan mempraktikannya dengan Kakashi-sensei,"

"Begitu ya... Aku juga dengar dari Kakashi sendiri perkembangan jutsu elemen tanahmu juga bagus," ucap Tsunade. "Baiklah, besok akan kulihat sejauh mana perkembanganmu dengan jutsu elemen tanah. Bersiaplah."

"Baik." Sakura mengangguk mantap.

"Latihan hari ini selesai. Jangan lupa besok pukul 7 pagi kembali ke sini untuk berlatih," ingat Tsunade.

"Baik. Terima kasih Guru." ucap Sakura lagi. Tsunade pergi meninggalkan Sakura terlebih dahulu. Menyisakan Sakura yang masih mengatur napas lelah.

Sejak pagi tadi Ia sudah berlatih bersama Guru Tsunade. Mulai dari menghindari serangan dan bertarung tangan kosong dengan Tsunade.

Cukup melelahkan. Terlebih lagi gurunya itu tidak segan - segan dan tidak sedikit pun memberi belas kasihan pada Sakura.

Sakura memandang langit biru, "Aku berharap aku bisa tumbuh sekuat dan sehebat Guru Tsunade atau Kakashi-sensei,"

Agar aku bisa menolong Naruto-kun dan Sasuke-kun.  Aku... Aku juga ingin kuat! Tekad Sakura dalam hati.
.

"Hei, Dahi Lebar!"

Sebuah suara menghentikan langkah kaki Sakura. Sakura menoleh dengan tatapan kesal.

Ino -sahabat karib sekaligus rivalnya sampai sekarang- sedang melambaikan tangan ke arahnya dengan semangat. Disampingnya terlihat Shikamaru dan Chouji. Sepertinya mereka bertiga baru saja selesai menjalankan misi.

"Ino Babi! Berhenti memanggilku begitu! Dahiku tidak lebar tahu!" balas Sakura kesal.

"Huh? Apa cermin di rumahmu rusak? Sudah jelas - jelas kalau dahimu lebar," ejek Ino lagi.

Sakura memicing tajam. Empat sudut siku muncul di dahinya. "Hah! Kau memang benar - benar mengesalkan, dasar Perempuan Sok Modis!" balas Sakura kejam.

A S H I T A B A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang