LIMA (sudah revisi)

29.5K 2.9K 111
                                    

TERIMAKASIH

SUDAH MAU MEMBACA

HAPPY READING GUYS:)

****

Motor berwarna merah dengan corak hitam itu melaju dengan kepatan sedang mengitari jalanan yang terbilang ramai. Apalagi ini masih pukul 20.15 WIB.

"Kita mau makan dimana?" Tanya Galang.

"Terserah"

"Makan nasih goreng?"

"Gak mau nasih goreng"

"Jadi?"

"Terserah!"

Galang menghela napas lelah. Perempuan terlalu berbahaya dengan kata keramat nya itu. Bilang terserah yang artinya menyerahkan pilihan kan. Kenapa ketika sudah di kasih pilihan malah tidak mau. Untung sayang, kalau enggak udah di tinggalkan di jalanan malam.

"Bakso?" Tanya Galang.

"Boleh deh, tapi yang dekat alun-alun ya. Aku dengar di sana ada pasar malam!"

Galang menghela napas lega. Ia akhirnya punya tujuan kemana akan di bawa kuda besi yang mereka naiki saat ini.

Ternyata benar adanya. Jika di alun-alun ada pasar malam yang di kunjungi banyak orang.

"Kita makan dulu ya By, baru nanti keliling pasar malam!" Seru Thea.

"By?"

"Iya, By. Habibi atau huby. Kalau dalam bahasa arab habibi kan artinya kesayang. Huby artinya suami. Kamukan kesayangan sekaligus suami aku"Ucap Thea malu-malu.

"Jadi udah sayang sekarang?" Tanya Galang, mencubit gidung Thea gemas.

"Nggak"

"Owwh yaudah kalau nggak sayang. Aku juga nggak tuh"

Thea melotot kesal mendengar ucapan santai Galang.

"Jadi kamu selama ini pura-pura sayang sama aku?!"

"Padahal tadi aku mau bilang enggak salah lagi aku sayang kamu" Ucap Thea,dengan mata berkaca-kaca. Ah, kenapa dia jadi cengeng gini.

"Padahal aku juga mau bilang nggak pernah sekalipun aku nggak sayang sama kamu" Kekeh Galang. Ia puas berhasil mengerjai Thea.

Thea langsung cemberut saat sadar telah di kerjai Galang. Ia berjalan duluan mendahului Galang menuju warung bakso.

"Ngapain gandeng-gandeng?!" Tanya Thea sengit. Namun dia sama sekali tidak melepas tautan tangan mereka.

"Takut kamu hilang. Dimana lagi aku bisa dapetin istri kayak kamu kalau kamunya di ambil orang" Ucap Galang.

Thea memalingkan wajahnya. Hanya kata sederhana sudah berhasil membuat dia merona.

Mereka baru melepaskan tautan tangan mereka ketika sudah duduk di salah satu meja yang ada di warung bakso itu.

"Mang, bakso nya satu. Mie ayam bakso nya satu. Minumnya teh es aja dua!" Seru Galang.

"Woke!"

Mereka mengobrol sambil menunggu pesanan datang. Warung ini cukup  ramai, pasti rasanya enak.

"Sebelum masuk IGHS kamu sekolah dimana? Kan sebelum nikah sama aku kamu bukan anak IGHS?" Tanya Thea.

Di kesempatan keduanya Thea ingin tahu banyak hal tentang Galang. Di masa depan dia bahkan tidak tahu apapun tentang Galang, karena di matanya dan hatinya hanya ada Gilang. Dia hanya tahu bahwa sebelum menikah Galang tidak satu sekolah dengannya. Dia juga tidak tahu bagaimana bisa Galang mencintainya.

Mesin Waktu ( END)/ TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang