Assalamu'alikum guys. Aku khilaf dan jadi deh doubel up. Hehe.
Tandai typo kalau ada.
Happy Reading❤
****
Suasana meja makan itu hening. Hanya ada suara denting sendok yang beradu dengan piring. Belum lagi wajah datar ketiga remaja yang membuat pasangan paruh baya itu bingung.
"Kalian ada masalah?" Tanya Mama Erin. Ia sudah geram sekali, dua hari ini anak-anak dan menantunya seperti perang dingin.
"Enggak Mah" Jawab Galang datar.
"Jangan bohong! Mama yakin kalian ada masalah ini. Gak biasanya kayak gini?".
"Kami baik-baik aja kok Ma" Ucap Thea.
"Mereka udah besar sayang. Biarkan mereka menyelesaikan sendiri masalah mereka. Jika sudah terlalu darurat baru kita ikut turut campur" Ucap Papa Arthur. Ia juga sadar jika ada masalah diantara mereka bertiga.
"Huh. Kalau ada masalah cepat selesaikan!" Tegas Mama Erin.
Galang tak menyahut, ia meminum tandas sisa air di gelasnya.
"Galang sama Thea akan pindah ke apartemen".
Mama Erin mengerutkan keningnya. "Kenapa?".
"Karena kami sudah menikah. Galang mau belajar mandiri bersama Thea dengan tinggal di apartemen. Galang akan menjadi kepala kekuarga sungguhan" Jawab Galang tegas.
"Tapi_".
Papa Arthur segera menggenggam tangan Mama Erin. " Papa serahkan semua sama kalian. Apa yang Galang bilang tadi ada benarnya. Mereka sudah menikah, dan lebih baik mereka belajar mandiri. Toh Galang juga punya penghasilan sendiri dari saham miliknya di perusahaan".
"Tapi mereka masih SMA pah!".
"Dan mereka sudah menikah. Biarkan mereka belajar membina rumah tangga sesungguhnya. Biarkan Galang mengambil perannya menjadi kepala keluarga untuk Thea".
"Huh, ya sudah" Lirih Mama Erin.
Galang tersenyum tipis. Ia melirik sekilas Gilang dan Thea di sebelahnya. Mereka berdua hanya diam bak patung.
"Kapan kalian akan pindah?" Tanya Papa Arthur.
"Besok pagi. Selagi besok hari libur sekolah, kami bisa pindah sekaligus beres-beres".
"Kenapa cepat sekali?!" Tanya Mama Erin protes.
"Semakin cepat semakin bagus Ma" Jawab Galang.
Mama Erin hendak kembali protes, namun tertahan oleh suara derit kursi yang berasal dari kursi Thea.
"Thea sudah selesai makan. Thea ke kamar duluan Ma, Pa. Rasanya lelah sekali" Ucap Thea, segera pergi dari sana.
"Lihat kan. Thea pasti keberatan untuk pindah ke apartemen!" Ucap Mama Erin tak terima.
"Keputusan Galang sudah bulat Ma. Galang ingin hidup mandiri bersama Thea" Ucap Galang lembut.
Ia melirik Gilang sekilas sebelum ikut pergi dari sana.
***
Dingin malam membuat gadis itu mengeratkan jaket yang ia kenakan.Gadis berkerudung navy itu mengedarkan pandangannya ke sekitar taman. Tadi, Aga baru saja memintanya untuk bertemu di taman. Jika ia tidak datang, maka Aga akan membongkar kebohongannya tentang Thea.
"Lama banget lo!" Ketus Aga.
"Maaf".
"Mana hp lo?" Tanya Aga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu ( END)/ Terbit
Ciencia Ficción"Jika aku bisa membalikkan waktu,aku akan mencintai kamu dengan tulus Hiks...Hiks" "Se-semoga a-apa ya-yang kamu bi-bilang terjadi" "Enggak, lo gak boleh mati!"