Assalamu'alikum guys. Doubel up untuk hari ini, ahay.
Jangan minta triple up, karena cari ide gak begitu mudah. Tapi ntar kalau aku khilaf siapa tahu jadi triple up, hehe.
Tandai typo ya.
Happy Reading:)
*****
"Kenapa sih lo diam aja?" Tanya Richa heran. Tidak biasanya Thea diam saja seperti ini. Dan lagi tadi adik angkatnya itu bilang bahwa Thea tidak akan latihan dulu dalam beberapa hari ini. Lebih parahnya lagi, Thea menjelma bak orang bisu. Ia hanya diam dan termenung, tak banyak bicara seperti biasanya.
Bel apartemen Thea berbunyi. Richa menatap Thea yang masih terdiam. Ia bisa melihat kegelisahan dalam diri Thea.
"Gue buka pintu dulu ya" Pamit Richa.
Gadis tomboy itu berjalan dan membuka pintu apartemen milik Galang dan Thea.
"Kotak?"
Richa masuk ke dalam membawa kotak itu.
"Ada yang taruh kotak nih depan pintu apart lo"
Thea menoleh ke arah kotak yang Richa bawa.
"Buka aja kak"
"Bener boleh gue buka?" Tanya Richa. Setelah melihat anggukkan Thea, Richa membuka kotak itu.
"Brengsek!" Umpat Richa, membanting kotak itu.
"Astagfirullah!" Pekik Thea juga terkejut.
"Kita di teror kak?"
Thea menatap ngeri bangkai tikus yang dilumuri darah. Baunya sangat menyengat.
"Lo tunggu disini. Biar gue cari tuh orang, gue bakal kasih pelajaran!"
Richa segera berlari kekuar apartemen. Ia yakin orang itu belum jauh. Ia akan tanyakan kepada penjaga apartemen ini. Siapa orang yang membawa boks itu.
Sementara Thea. Gadis itu segera membawa boks itu keluar. Baunya sangat menyengat dan akan sangat menjijikkan jika dibiarkan di dalam saja.
Baru saja dirinya membuang kotak itu, sapu tangan membekap mulutnya.
Tidak tahu apa yang terjadi. Yang pasti semuanya menjadi gelap. Dirinya tidak bisa melihat dan mendengar apapun lagi.
****
Sementara Galang kini sudah membawa Rara bersamanya pergi dari rumah itu. Ia mengendarai motor lamanya yang ada di rumah sang nenek."Gimana? Kamu udah telpon anak Aodra gak?" Tanya Rara.
"Belum. Aku langsung kesini begitu selesai telopon kamu. Kita harus segera pergi dari sini dulu"
Rara mengangguk saja. Ia segera naik keatas motor Galang sebekum Yuda menyadari kepergian dirinya.
Motor Galang melaju cepat membelah jalanan. "Kita mau kemana?" Tanya Rara, memeluk tubuh Galang dari belakang.
"Markas anak Aodra yang ada di Bandung!"
Rara diam saja. Sampai mereka berhenti di depan bangunan lama tak lagi terpakai.
"Ayo masuk!" Ajak Galang.
Galang mengeluarkan ponselnya dan berusaha menghubungi Richa.
"Gak diangkat Richa"
"Jadi gimana dong. Harusnya yang mereka tangkap aku"
"Tenang ya. Aku akan suruh anak Aodra ke apartemen kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu ( END)/ Terbit
Science Fiction"Jika aku bisa membalikkan waktu,aku akan mencintai kamu dengan tulus Hiks...Hiks" "Se-semoga a-apa ya-yang kamu bi-bilang terjadi" "Enggak, lo gak boleh mati!"