DUA PULUH LIMA

10K 1K 48
                                    

Assalamu'alikum. Double up untuk kalian❤

Tandai Typo kalau ada.

Happy Reading:)

****

Thea kembali ke ranjang saat telah selesai menyimpan kotak obat. Baru saja dirinya duduk di tepi ranjang, Galang langsung merebahkan kepalanya berbantalan paha Thea.

"Awas ih, aku mau tidur juga. Udah larut malam banget ini" Keluh Thea.

"Sebentar aja sayang" Ucap Galang.

Thea terpaksa menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur. Tangannya mengelus lembut surai lebat hitam legam milik Galang.

Galang menyembunyikan wajahnya di perut Thea.

"Geli Bi!" Protes Thea, saat Galang mendusel-dusel perutnya.

Galang mendongak menatap Thea. "Kapan ya kita punya debay?" Tanya Galang.

"Tunggu kita udah buat lah. Kalau gak di buat mana bisa jadi debay".

Galang merubah posisinya menjadi terlentang. Ia menggenggam tanggan Thea dan sesekali mengecupnya.

"Aku pengen banget punya anak sayang. Buat yuk" Ajak Galang.

Thea melotot kaget. "Kita masih sekolah Bi, setidaknya lulus dulu gitu. Lagian buat debay gak kayak buat donat Bi. Gampang banget kamu ngomongnya".

"Lah kan emang gampang. Kayak di pelajaran biologi kan ada".

"Tapi aku belum siap" Lirih Thea.

"Oke,ayo tidur udah larut" Ucap Galang. Ia tidak boleh egois memaksa Thea. Setidaknya dengan tidur sambil memekuk Thea, itu sudah cukup untuknya.

"Beneran tidur Bi? Gak jadi buat debay?" Tanya Thea, menggoda Galang yang kini tengah memeluknya posesif.

"Jangan mancing sayang. Aku mau aja, tapi kamu gak mau. Aku gak mau paksa kamu" Ucap Galang, mengeratkan pelukannya.

"Sesak Bi. Jangan erat-erat peluknya" Keluh Thea.

"Tidur sayang, atau_".

"Oke aku tidur" Ucap Thea langsung memejamkan matanya.

Galang terkekeh melihat mata Thea yang dipejamkan paksa. Ia mengecup dahi dan kedua mata Thea yang terpejam.

"Selamat tidur istri ku".

Senyum Thea mengembang mendengar bisikan Galang. Malam ini ia akan tidur sangat nyenyak dalam pelukan suaminya.

***

"Kalian kenapa?" Tanya Aziz, menatap bingung lebam-lebam di wajah teman nya.

Bukan hanya itu, bahkan ada beberapa dari mereka yang terluka karena benda tajam, sudah diperban tadi di klinik terdekat.

"Baru datang lo. Kemana aja?" Cibir Jayn.

"Sorry, sebenarnya ini ada apa?. Gue gak ngerti, kalian berantem sama siapa?. Kenapa gak ajak gue?".

"Kemarin Jayn udah telpon lo. Dia udah kabarin untuk kumpul malam ini, karena kita bakal hajar anak Virm" Ucap Rega datar.

"Lo telpon gue? Tapi gue kok gak tahu?".

"Rara yang angkat telponnya. Gue udah bilang juga suruh sampaikan ke lo!".

"Rara?".

Aziz bingung saat ini. Rara hanya diam saja tadi, tidak menyampaikan apapun padanya. Ini saja ia baru pulang mengantar Rara ke rumah nya, barulah ia datang ke markas yang sudah hampir satu minggu tidak ia kunjungi, dan itu karena dia selalu menjaga Rara.

Mesin Waktu ( END)/ TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang