🍄dare stay part 18🍄

2 1 0
                                    

Kai tiba-tiba memutuskan kontak mata dan menunduk sambil tersenyum sedih...air mata di matanya....
"Kenapa...kenapa Yuna kenapa kamu melakukan itu...." gumam Kai.

Setetes air mata lolos dari matanya dan mengalir di pipinya.
Hati Yuna dipenuhi rasa bersalah. Matanya berair juga ... dia kemudian menyadari ...

"Aku? Aku yang bersalah?"

Dia mengambil tangannya dan menariknya ke salah satu ruang ganti ... Kai ingat saat di pesta ulang tahun Ryujin ketika dia mengambil tangannya dan menyeretnya dengan cara yang sama .... jantungnya mulai berdetak lebih cepat ...

Pada titik ini Kai tidak bisa melakukan kontak mata. Dia melihat ke bawah tetapi Yuna mengambil wajahnya di tangannya dan membuatnya mengambilnya.

"Kamu bersalah. Kamu pergi tanpa memberitahuku mengapa kamu tidak mau berbicara denganku! Kamu adalah satu-satunya yang aku miliki saat itu! Kamu adalah satu-satunya yang mengerti perasaanku dan menghiburku melalui semua ini. Masa-masa sulit yang kualami!! Kau tahu betapa aku merindukanmu?! Aku menulis tentangmu di buku harianku setiap hari! Berpikir dan berharap suatu hari nanti kau akan mengirimiku pesan dan kembali padaku!" kata Kai hampir berteriak. Matanya berlinang air mata.

Yuna kaget mendengar apa yang baru saja dia katakan.
"Kamu pikir itu sulit hanya untukmu?! Ryujin unnie telah memberitahumu bahwa aku memiliki fobia terhadap orang yang kucintai berbicara tentang kematian mereka... kamu masih mengatakan kepadaku bahwa kamu akan mengambil nyawamu sendiri ... setelah aku berhenti berbicara denganmu aku menangis setiap hari karena ketakutanku!! Aku mengalami trauma yang hebat atasmu Kai!!"
Yuna berkata dengan nada yang sama dengan Kai.

Kai adalah orang yang terkejut kali ini.
Air mata Yuna terancam jatuh.

Kai menunduk dan melihat tangan Yuna bergetar hebat... dia ketakutan. Kai memeluknya dan memeluknya.
Dia membenamkan wajahnya di bahunya dan menangis. Dia menangis keras.
Yuna membenamkan wajahnya di dadanya dan menangis.
"Aku merindukanmu" gumam Kai
"Aku juga merindukanmu" kata Yuna di sela isak tangisnya.

Mereka tetap dalam posisi itu sampai mereka tenang dan berhenti menangis.
Mereka segera melepaskan pelukan itu dan saling memandang.
Kai tiba-tiba menggigit bibirnya. Ia terlihat berusaha menahan tawanya.
"Apa??" Yuna merengek.
"K-hidungmu" kata Kai menahan tawanya.
Hidung Yuna merah semua karena menangis.

Dare Stay ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang