17. Apakah ada harapan?

201 31 1
                                    

Kekasih Jay sama sekali tak mau menengok calon suaminya setelah mengetahui jika Jay bukan anak kandung dari keluarga Park.

Ya dunia begitu kejam bagi Jay, ia baru saja mengetahui jika dia mengidap kanker sekaligus mengetahui jika ia bukan anak ayahnya ditambah dengan pembatalan pernikahan sepihak.

Hatinya kini sedang hancur, Sangat hancur. Setiap seminggu sekali ia akan cuci darah yang membuat tubuhnya sakit dan rapuh.

Dia butuh sandaran, dia butuh teman untuk menyalurkan rasa khawatir nya.
Hanya Ibu dan ayah tirinya yang selalu merawatnya.

Sang ayah tetap mau menerima keadaan Jay walau ia bukan anaknya.

" Ibu apakah mukaku sekarang Jelek? " Tanya Jay pada ibunya yang sedang mengupas apel untuk dimakan Jay.

" Kau kan tampan sayang. " Jawab Sang ibu

" Tapi kalau aku tampan kenapa noona tak pernah datang kesini? " Sang ibu terdiam, ia bingung ingin mengatakan apa.

Jujur Jay tak khawatir saat pernikahan nya dibatalkan. Namun ia sangat khawatir jika Jihwa tak mau lagi datang menjenguknya

" Noona sedang persiapan untuk pernikahan nya. "

" Noona jadi menikah ya? " Kenapa setelah kita ada peluang untuk bersama malah aku sakit dan noona mau menikah dengan orang lain. Apa cintaku padanya memang dilarang. " Ucap Jay lesu

Sang ibu sangat iba, sungguh ia tahu jika selama ini Jay masih mencintai noona nya. Namun masalahnya kini Sang noona telah memiliki pasangan dan sebentar lagi akan menikah.

" Jay, kamu mikirin kesehatan kamu dulu ya, setelah itu kamu bisa cari wanita lagi yang lebih dari noona ya. "

" Aku hanya mencintai noona, ibu. Walau aku tahu sekarang aku tak akan bisa memilikinya"

Sang ibu tahu jika Jay sangat menginginkan Jihwa. Mau tak mau Sang ibu menelepon Jihwa untuk datang kerumah sakit.

.........
Jihwa datang kerumah sakit setelah mendapat telepon dari Sang ibu, Sang ibu berkata kalau Jay merindukannya.

Kini Jihwa sudah berada di ruang inap Jay.  Ia melihat Jay yang tertidur dengan  rambut yang kian menipis.

Sang ibu lalu menyambut Jihwa dan menyuruhnya duduk untuk menunggu Jay terbangun.

Mungkin Jihwa menunggu sekitar 10 menit menunggu Jay terbangun.
Namun saat terbangun ia malah tak mau menatap Jihwa, ia malah terkesan menghindar.

" Jay, katanya mencari noona. Kenapa malah menghindar? " Ucap sang Ibu

" Ibu aku malu, sekarang aku jelek, pasti noona tak akan menyukaiku lagi. " Ucap Jay sambil menangis, suasana hatinya selalu buruk setiap harinya. Bahkan Jay sangat pasrah dengan  takdir.  Terkadang orang sakit sering merengek bukan karena ia memang manja, tetapi merasakan tubuhnya yang sakit membuat ia ingin segera sembuh.

Jujur melihat Jay yang terlihat rapuh dan hilang harapan membuat Jihwa luluh, karena ia pikir Jay sudah tak mencintainya lagi. Ia pikir jika berada di dekat Jay ia akan marah dan tak mau bersamanya.

" Jay, noona tak akan mengolokmu, noona Janji akan menjaga Jay sampai Jay sembuh ya. " Ucap Jihwa

" Tapi noona pasti tak akan mencintaiku lagi kalau melihatku dengan wajah yang jelek ini. "

Jihwa juga ikut menagis, sejahat itu kah ia sampai tak mau menjenguk Jay selama ini.

" Jay noona akan tetap mencintaimu, seharusnya kau tau itu. Noona tak memandang wajahmu, tapi noona benar tulus mencintaimu. "

Young Forever  || JAY PARK  [ Noona]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang