Bayi Touman

diculik

Mikey mengumpat dalam hati, Y/N terus saja mengirim pesan padanya sejak semalam. Mikey bermaksud mengabaikan pesan-pesan yang Y/N kirim. Bukannya tidak mau membalas, tapi Mikey jengah, karena Mikey merasa, pesan yang Y/N kirim mulai mengganggu. Ditambah, Takemichi ngambek padanya entah karena apa, Mikey tidak tau. Yang jelas, Mikey harus minta maaf, meski sama sekali tidak tau, apa salahnya pada Takemichi-nya.

Izana memijit punggung Mikey, sekarang mereka sedang sarapan bersama, ada Shiniciro, Mikey, Emma dan tentu saja Izana. Shiniciro melihat ada yang salah dengan adiknya, tapi tidak bertanya, karena itu masalah Mikey, adiknya sendiri lah, yang harus menyelesaikan masalahnya sendiri. Bukannya Shiniciro akan lepas tangan, dari masalah yang adiknya alami, hanya saja, Mikey tidak memberitahu apa yang salah degannya, jadi bagaimana Shin tau masalah adiknya itu?

Mikey sedikit rileks, karena pijatan Izana. Sebagai laki-laki, tentu saja Mikey harus bersikap baik pada Y/N, karena Y/N adalah perempuan. Tapi lama-lama Mikey juga muak, akan Y/N mulai membuatnya risih.

Takemichi mengeratkan jaket ditubuhnya, cuaca malam ini dingin, jam juga sudah menunjukkan pukul 11 malam, sebenarnya Takemichi tidak mau berkeliaran seperti ini, tapi ia lupa jika makanan dirumahnya sudah habis, jadi Takemichi terpaksa pergi berbelanja cemilan, di toko yang buka 24 jam. Entah mengapa, ketika keluar rumah, Takemichi merasakan firasat buruk, seperti ada hal buruk yang akan terjadi, tapi Takemichi tidak tau apa itu.

Takemichi selesai membeli cemilan, beberapa meter lagi ia sampai di rumah, tapi Takemichi tidak bisa menghilangkan kecemasan yang ia rasakan. Takemichi menghela napas, saat sudah berada di depan rumahnya, dia mengeluarkan kunci dan akan membuka pintu rumah, tapi mulutnya dibekap oleh seseorang.

Takemichi berontak, namun mulutnya dibekap dengan kain putih yang diberi obat bius, segera Takemichi pingsan, lalu digendong ala karung besar oleh pria besar berbaju hitam, Takemichi dibawa ke dalam mobil, yang pergi entah kemana.

Chifuyu tersentak bangun, mengejutkan Inupi yang juga tidur disamping Chifuyu. Keringat membasahi pelipis Chifuyu, napasnya menderu, seperti seseorang yang mengalami mimpi buruk. Inupi yang khawatir, segera bertanya apa Chifuyu baik-baik saja.

"Chifuyu, ada apa? Apa kau bermimpi buruk?"

Chifuyu terisak, dia memeluk Inupi yang segera mengelus punggung dan Surai Chifuyu untuk menenangkannya.

"Tenang Fuy, jangan nangis, ada apa, ceritalah"

"Aku hiks ... bermimpi Takemichi diculik hiks ...."

Chifuyu sesugukan, ia khawatir dan takut jika sesuatu terjadi pada sahabatnya itu. Sepertinya yang Chifuyu bilang, dia lebih dekat dengan Takemichi, begitu juga Souya, yang lebih akrab dengan Hakkai. Jadi Chifuyu dan Takemichi seperti punya ikatan batin, begitu pula Hakkai dan Angry.

"Tenang ya, aku yakin Takemichi baik-baik saja, jangan khawatir"

Chifuyu berhenti menangis, tapi masih khawatir, Inupi mengusap bekas air mata dipipi Chifuyu, lalu  mengecup kelopak mata Chifuyu, agar tidak kembali menangis.

"Aku ingin menelepon Takemichi Nupi-san"

Inupi mengambil hp di meja nakas, yang ada disebelah dia tidur, menyerahkan hp tersebut pada Chifuyu. Chifuyu mengetik nama Takemichi dikontak, lalu menelepon, tapi tidak diangkat.

"Tidak diangkat Nupi-san, bagaimana ini?"

Hampir saja Chifuyu menangis lagi, tapi Inupi segera mendekap Chifuyu dalam pelukannya, membawa tubuh yang lebih mungil darinya itu untuk berbaring, masih dengan ia yang memeluk Chifuyu.

"Aku yakin Takemichi baik-baik saja, mungkin Takemichi sudah tidur, jadi tidak mengangkat teleponnya. Sekarang kita tidur ya, pagi-pagi sekali, kita akan ke rumah Takemichi"

Chifuyu mengangguk, ikut melingkarkan lengannya di tubuh Inupi. Tak lama Chifuyu tertidur, meski tidurnya nampak gelisah. Inupi mengecup kening Chifuyu, mengeratkan pelukannya, di tubuh bayi kecilnya. Inupi juga mengikuti Chifuyu kealam mimpi.