misi pencarian

1.2K 136 44
                                        

Souya masih sesugukan di jok motor Ran, sedang Ran mendorong motornya yang mogok, sesekali berhenti mendorong motor karena lelah. "Eh buset, ni bocah masih nangis aja, untung nangisnya gak dalam mode orge, kalau gak bisa bahaya." Pikir Ran kembali mendorong motor, dengan Souya duduk anteng di jok.

Ran dapat panggilan telepon dari Izana, mantan bosnya di Tanjiku, yang minta bantuan sama dia, untuk mencari Takemichi, yang kemungkinan diculik. Pas lagi bawa motor, sambil nanya-nanya ke orang yang lewat, dengan nyodorin foto Takemichi, sapa tau ada yang liat beb nya Mikey, tapi semua yang Ran tanya tidak melihat Takemichi.

Pas mau lanjut nyari Takemichi, Ran liat Souya yang lagi ngobrol sama kucing, pas disamperin, Ran melihat Souya memperlihatkan foto Takemichi dihpnya sama si meong, sambil bilang, 'liat kakak ini gak?' sama si kucing, kan herman dia, masa Souya ngajak kucing ngomong, mana ngerti lah tu kucing, tapi nih ya, kucingnya ngeong sambil geleng-geleng pala. "Lah, ngerti toh."

Ran nyamperin Souya yang keliatan kecewa banget, Ran nepuk pundak Souya, bikin yang ditepuk kaget dan hampir kejengkang kedepan, karena  Souya lagi jongkok, Ran yang gak mau Souya kejengkang, refleks narik rambut kribo Souya, alhasil, yang rambutnya ditarik nangis dong, untung gak nangis pas dia dalam mode kuda hitam, kalau iya kan berabe.

"Lelah hayati."

Celetuk Ran dalam ati.

Wajah Nahoya merah padam, dirinya saat ini berada dalam mobil milik Taiju. Taiju akan membawa pulang anaknya, tapi hpnya berbunyi dan ponsel Nahoya berdering bersamaan. Keduanya mengangkat telepon tersebut, Taiju mengendong anaknya di pinggang dengan satu tangan, tangan lainnya mengangkat telepon, Taiju di hubungi oleh adiknya Hakkai, yang mengabarkan jika Takemichi diculik, adiknya ingin sang kakak ikut membantu, mencari keberadaan sahabat adiknya itu. Jadinya Taiju dan Smiley sekarang dalam mobil bersama, karena Nahoya juga dihubungi adiknya Souya untuk nyari Takemichi, jadi sekali saja pergi bersama.

Nahoya menepuk punggung bocah Lima tahun dipangkuannya. Bocah itu tengah, em, gimana ya bilangnya, anak Taiju lagi netek (sorry) sama dia, Smiley tu malu banget tau gak.

"Anakmu udah gedek! Kenapa masih mimik susu hah?!"

Amuk Nahoya pada Taiju yang sedang menyetir di sampingnya, padahal Nahoya pengennya duduk dibelakang, tapi Taiju gak ngizinin, katanya ia tidak mau keliatan kayak supir.

"Sembarangan kalau ngomong, anakku tuh udah gak mimik lagi, dia cuma ngedot, tapi aku lupa bawa dotnya, karena panik nyari ini ni anak"

Kata Taiju yang tak terima diteriaki oleh Nahoya, ingin sekali Taiju menjitak kakak sahabat sang adik, tapi pas Taiju curi-curi pandang ke Nahoya"Kalau diliat-liat, imut juga ini rambut permen kapas. Nenennya juga pink, jadi pengen netek juga."

"Liatin aja teros, ku colok matamu." Sengit Nahoya, yang liat tatapan mesum Taiju pada nenennya.

"Galak amat jadi betina."

"Apa kau bilang!"

"Waaaa!"

"Cup cup cup, jangan nangis sayang, mimik lagi ya"

Taiju langsung noleh ke jendela, yang kacanya terbuka di sampingnya, lihat-lihat sekitar, sapa tau ada Takemichi, padahal jelas-jelas, dia cuma takut dipelototi sama Nahoya.

Kokonoi benar-benar seperti mayat hidup, tak ada gairah, alias tak punya keinginan hidup. "Pi, please balik, aku kangen." Koko mengahantukkan keningnya di stir mobil, ia kira dirinya akan tahan tanpa ada Seisui disisinya, tapi nyatanya tidak, Koko malah seperti orang yang hidupnya tanpa arah dan tujuannya.

Ketika mengangkat dagu dan melihat jalan di depan, Koko menemukan sosok Inupi yang ia rindukan, segera saja Koko keluar dari mobil, menghampiri Inui yang membelakanginya, sebelum Koko sampai di tempat Seisui, ada seseorang yang lebih dulu menghampiri kekasihnya, orang itu adalah Draken, mantan pacar Inupi Seisui.

Koko mengepalkan tangan sampai buku jaringan memutih, telapak tangannya berdarah akibat kukunya, rasanya perih, tapi hatinya lebih perih, karena harus melihat sang kekasih, dipeluk oleh orang lain, Seisui juga tak terlihat menolak pelukan Draken.

"Apa ini yang Seisui rasakan, tiap kali aku bersama Akane? Sakit banget rasanya."

Koko hanya bisa menahan perih dihatinya, dengan langkah lunglai kembali ke mobilnya, sambil memperhatikan Inui dan Draken dari jauh, dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Yosh, aku pasti bisa menjadi istri dan ibu yang baik untuk Taiju dan anakku."

Bayi ToumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang