Terlihat Baji, Kazutora dan Izana menampilkan wajah gelap, yang lainnya juga sama, hanya saja mereka bertiga yang paling terlihat seram, sebab uke ketiganya, yaitu Chifuyu Matsuno diganggu, bahkan ditampar. Inupi sudah menceritakan semuanya secara singkat, ketika mereka menghampiri motor mereka didepan kuil.
Mikey mencengkeram erat stang motornya, untung saja yang dicengkeramnya bukan gas motor, jika tidak, bisa melayang ke anime lain dia, alias mokad. Seperti yang lain, Mikey juga sudah mendengar cerita dari Seisui, yang bilang jika Takemichi dan yang lain di ganggu, meski ada Koko disana, yang tentu saja akan membalas perbuatan, yang menganggu bayi-bayi Touman, tetap saja ia gatal, untuk ikut memberi tanda cinta, di tubuh orang-orang itu, dengan tendangannya. Mikey tersenyum, Pehyan yang melihat senyum Mikey dari kaca merinding seketika.
"Untuk kalian yang menganggu bayi-bayi Touman, semoga amal ibadah kalian diterima"
Batin Pehyan ngawur, "eh, bentar, emang aku muslim, sampai doa kayak gitu" batinnya lagi.
Pehyan juga marah, karena bagaimanapun, Hakkai adalah sepupunya, meski sering membuatnya jengkel dan sakit hati, akan perkataan yang Hakkai lontarkan padanya, selalu terkesan menyindirnya, meski ia tau, sepupunya itu tidak bermaksud jahat.
"Mana ada, tu anak emang jahat, masa ngatain aku jelek, meski aku akui, aku tidak tampan, tapi kan Hakkai tidak perlu mengatakannya, dengan wajah polos, minta dicincang miliknya itu"
Akhirnya, Pehyan menciptakan dua kubu, di dalam otaknya, kubu satu untuk membela Hakkai, kubu dua untuk menyalahkan Hakkai.
Wakasa merinding, ketika mendapati semenya terus tersenyum sejak tadi, pegangannya di jaket Shiniciro, sedikit bergetar, tanda jika ia takut pada sang top sekarang ini. Shiniciro memang dikenal, sebagai pribadi yang baik dan jarang marah, tapi sekalinya marah, malah kayak Lucifer, yang turun dari neraka.
"Shin, hentikan senyummu itu, kau membuatku takut"
Cicit Wakasa ketika Shiniciro masih belum berhenti tersenyum. Shiniciro menarik tangan Wakasa yang berpegangan dijaketnya, melingkarkan lengan tersebut kepinggannya, tangan sebelah kiri Shiniciro, kini beralih memegang setir, yang semula ia kemudikan dengan tangan kanan, dia mengunakan tangan kanannya, yang kini bebas, untuk kembali melingkarkan lengan Wakasa, yang satunya lagi dipinganggnya.
Takeomi melihat kemesraan Shiniciro dan Wakasa merasa cemburu, karena ia juga mencintai Imaushi, tapi Takeomi tau, Wakasa mencintai Shiniciro, karena itu dia mundur, agar Wakasa bahagia, bersama Shiniciro, meski begitu, bukan berarti hatinya tidak sakit melihat kemesraan keduanya.
Seseorang yang berkendara di sebelah Takeomi juga terlihat sedih, bukan dengan alasan yang sama, seperti Takeomi yang mencintai Wakasa, tapi orang itu mencintai Takeomi, yang masih belum membuka hati untuk yang lain.
"Berhenti natap mereka dengan tatapan cemburu Mi, aku sakit liatnya, apa kamu tidak bisa membuka diri dan menyimpan namaku dihatimu? Awokwok, kurasa itu mustahil ya, karena kau hanya mencintai Wakasa-san"
Batin pemuda itu nelangsa, ia merasa, kisah mereka seperti lingkaran setan saja. Takeomi yang mencintai Wakasa, dirinya mencintai Takeomi. Orang itu bahkan tidak memperhatikan, sepasang manik sendu, yang menatap kearahnya.
"Lupakan dia Kucho-kun, lihat aku, disini aku siap, menjadi tempatmu bersandar"
"Cepetan napa Ran, takutnya Souya diperkaos"
"Huss, jangan ngomong gitu dek, ucapan adalah doa"
"Kak Ran mualaf?"
"Enggak, authornya lagi pengen ngelawak, jadi kakak disuruh bicara kayak gini"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Touman
FantasyTokyo Manji adalah gang dengan orang bar-bar didalamnya, tapi gang itu juga memiliki bayi yang harus dijaga, bukan hanya satu atau dua, tapi empat bayi, mereka adalah Chifuyu, Takemichi, Angry dan Hakkai