pencarian

1K 141 13
                                    

"Hiks huaaa! Cifuy!"

Takemichi menangis, setelah ia bangun dari pingsan, dirinya mengerjab, memperhatikan ruangan yang gelap, hanya diterangi cahaya bulan yang bersinar redup. Takemichi takut, ia menyesali keputusannya yang mencari makan di malam hari, jika tau dirinya akan diculik, Takemichi tidak akan keluar dari rumahnya malam ini. Sekarang ia duduk di kursi, dengan tangan yang terikat dibelakang.

Krit

Suara pintu terbuka membuat Takemichi semakin ketakutan, siapa itu? Ia tidak bisa melihat orang tersebut dengan jelas, karena minim pencahayaan.

"Kamu siapa? Lepaskan aku! Apa maumu?"

"Sudah bangun rupanya, bagaimana perasaan mu?"

"Oh, aku baik ... Yak! Kenapa kau malah bertanya begitu dan kenapa juga aku menjawab pertanyaan mu, huaaa! Chifuy, aku takut"

"Ck, diam! Jadilah anak baik dan jangan berisik!"

Bentak orang itu, bukannya membuat Takemichi menurut, malah sahabat dari Chifuyu, Souya dan Hakkai itu makin nangis kencang.

"Tapi hiks Michi laper, belum makan dari sore hiks, kasih Michi makan dong tuan penculik"

"Aish, dasar bocah! Iya, akan ku buatkan kari! Sudah diam! Berhenti menangis"

Orang itu keluar dari kamar sambil menghentak kaki, tak lupa mengunci pintu dari luar, membuat Takemichi kecewa karena mengira orang tersebut akan lupa untuk mengunci pintu, sebenarnya Takemichi takut si penculik akan melukainya, jadinya ia mengoceh dan meminta sesuatu, untuk mengalihkan perhatian penculiknya, sambil berpikir dan mencari cara untuk kabur, itu trik yang diajarkan ibunya yang keempat, Wakasa yang imot.

"Bunda pasti panik, kalau pas bangun aku gak ada di rumah"

Pikir Takemichi, tadi ia keluar membeli cemilan, tanpa sepengetahuan Bundanya tercinta. Takemichi kembali memperhatikan ruangan tempatnya disekap, dengan seksama, mencari celah yang mungkin mungkin bisa menjadi rute pelariannya. Tapi ruangan tempatnya ditahan tidak ada jendela, pencahayaan hanya dari celah-celah atap dan dinding saja. Pintu di klik lalu dibuka kasar, sepertinya penculiknya masih amat kesal padanya.

"Ini, makanlah"

"Tapi tuan penculik, tanganku diikat, bagaimana aku bisa makan?"

"Aakk! Banyak omong sekali kau ini! Sini kubuka!"

Si penculik membuka tali yang mengikat tangan lengan Takemichi, kemudian keluar dari ruangan dengan bersungut-sungut, membanting pintu dan menguncinya. Takemichi lega, meminta makan hanya trik lain yang Wakasa ajarkan, agar lengan dilepas dari ikatan yang membelenggu, agar lebih leluasa untuk kabur nantinya.

"Michi harus berterima kasih pada Waka-san, untuk semua trik yang diajarkan"

Takemichi berjalan-jalan di sekitar ruangan, mencari jalan pelarian, tapi seperti yang Takemichi bilang tadi, tidak ada jendela yang bisa digunakan untuk melarikan diri atau apapun, jadinya Takemichi pasrah aja, sambil nunggu ada yang bantu dia, lagian ia juga laper, pengen makan kari yang tadi tuan penculik masak, penculiknya dah capek-capek masak, mana mungkin Takemichi gak makan makanan yang dimasak buat dia, kata Bunda, kita harus menghargai usaha orang.

Pagi-pagi sekali Inupi dan Chifuyu mandi, tentu aja gak mandi berdua, tapi kalau mau mandi bareng, juga mereka gak masalah, kan sama-sama uke, mana mungkin tergiur atau mikir yang iya-iya.

Selesai mandi Chifuyu dan Inupi berpakaian, ya iyalah, masa telenjong (ini sengaja ya, bukan taypo) Chifuyu memakai celana warna hitam, kaos biru dengan gambar kucing Pak-Je, yang Chifuyu sablon sendiri, plus jaket biru hitam, karena cuaca agak dingin, meski namanya berarti musim dingin, tapi Chifuyu tidak suka dingin.
Sedang Inupi memakai baju panjang semata kaki, warna cream tanpa kancing.

Inupi mengeluarkan motor dari bagasi, lalu mereka pergi ke rumah Takemichi. Sampai di tempat tujuan, Chifuyu dan Inupi terkejut, karena ada mobil polisi dan beberapa petugas, yang menanyai Bundanya Takemichi yang tengah menangis. Chifuyu segera berlari ke Bunda Takemichi dengan air mata dipeluk matanya, diikuti oleh Inupi dibelakangnya yang raut khawatir tertera jelas diwajah tampan plus cantik itu.

"Bunda, ada apa ini? Kok ada polisi"

Tanya Chifuyu, iya, Hakkai dan Souya memang sudah terbiasa, memanggil Bunda Takemichi dengan sebutan Bunda juga. Bunda Takemichi segera memeluk Chifuyu, menangis dalam pelukan sahabat anaknya itu.

"Fuyu sayang, Take hilang"

"Apa!"

Teriak Inupi, yang segera mengeluarkan telepon untuk memberitahu yang lain jika Takemichi hilang. Segera anggota Touman dan geng lain berpencar mencari Takemichi, bertanya kesana kemarin, berusaha keras untuk mencari, satu dari empat bayi Touman tersebut, sambil mencoba menenangkan tiga bayi lain yang menangis.

"Dimana kau Takemicchi!"

Teriak Mikey yang frustasi, karena ayang beb nya ilang.

Bayi ToumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang