hubungan rumit

2.1K 258 110
                                        

Selesai berceramah, Inupi membonceng Koko, kembali ke rumah, biarpun Koko adalah seme, dalam hubungan mereka, bukan berarti ia akan bersikap manja, memperlihatkan sisi lemahnya pada Koko. mereka tinggal bersama, tapi tidak satu kamar, ya kali sekamar, mana mau Seisui. Setelah sampai di rumah, Koko langsung turun dari boncengan Inupi, lalu masuk kedalam rumah besar yang ia beli, rumah impiannya dengan Akane.

Inui yang melihat Koko mengacuhkannya, hanya menatap sendu punggung kokoh itu. Inupi menggeleng, daripada memikirkan Koko, lebih baik dia istirahat dan tidur di kamarnya. Inupi berjalan ke kamarnya, yang berada tepat disebelah kamar Koko. Merebahkan diri di kasur, maniknya menyendu, melihat langit kamar bewarna green, warna kesukaan nee-channya. Meski sudah menjadi kekasih, Koko sepertinya masih belum bisa melupakan kakaknya.

Beberapa kali Inupi melihat Koko, yang memandang lamat foto saudaranya. Ada kerinduan dan cinta dimata itu, ketika mengusap gambar kakaknya. Sakit? Tentu saja! Rasa sakit yang Seisui rasanya, tak bisa diskripsi kan. Ada kalanya Koko meminta Inui untuk tidur di kamar laki-laki itu, Koko yang terlelap, memeluk erat sambil meracau nama kakaknya. Meminta agar Akane, memilih dirinya bukannya orang lain.

Ingin rasanya Inui meninggalkan Koko, tapi rasa cintanya pada Koko, selalu menjadi penghalang baginya untuk pergi. Hasilnya, Seisui hanya bertahan dengan rasa sakit, berharap Koko akan mencintainya sebagai Seisui Inui, bukan Akane Seisui. Tapi yah, Inupi tidak pernah berharap banyak, takutnya sudah terbang jauh, eh, malah jatuh, kan gak lucu.

"Sei, aku mau keluar sebentar"

Inui menatap Koko dengan cemberut, wajah tertekuk, alik menukik ke bawah, antara gambek, marah dan sedikit. Koko berpakaian rapi, aroma parfum bisa Inui cium, dari jarak beberapa meter, gila, Koko menyemprot parfum sebanyak apa? Sampe baunya kecium sama Inupi, yang masih berbaring di kasur.

"Pasti mau ketemu sama nee-chan"

pikir Inui, Seisui mengangguk. Koko tersenyum dan segera pergi dari ambang pintu. Inupi bisa mendengar langkah kaki Koko, yang tergesa-gesa, sepertinya sangat bersemangat, untuk bertemu kakaknya. Inui mengeluarkan ponsel dari sakunya, gak ada gunanya galau mikirin Koko, mending dia main sama bayi-bayinya.
Inui mengklik nomor Chifuyu, menunggu panggilan tersambung.

Saat ini Chifuyu sedang bermain lumpur, bersama Baji, Kazutora dan Izana tentu saja. Ketiga calon seme Chifuyu, terpaksa ikut bermain dengan tanah basah itu, karena paksaan dari Chifuyu. Telepon Chifuyu yang ada tempat piknik, tak jauh dari mereka bermain lumpur berdering, Chifuyu bergegas kesana, tak lupa melap tangannya yang kotor, agar teleponnya tidak rusak, lalu mengklik tombol hijau, dimana nama Nupi-san tertera.

"Halo, Nupi-san, ada apa? Apakah terjadi sesuatu?"

Tanya Chifuyu yang cemas, setiap menelepon, ada dua alasan Inupi meleponnya, pertama karena kangen, atau ingin berkumpul bersama, bisa juga untuk menanyakan kabar dirinya serta tiga temannya, Takemichi, Angry dan Hakkai. Kedua  karena alasan Inupi ada masalah dengan Koko. Chifuyu berharap bukan yang kedua, dia tidak ingin Seisui bersedih.

"Fuy, kamu sama yang lain, jadi gak nginap di rumah nenek Michi besok kan?"

"Jadi Nupi-san, apa Nupi-san mau  ikut nginap juga?"

"Iya, aku akan langsung membereskan barang-barang, yang akan kubawa, aku akan tidur di rumahmu malam ini, sekalian ajak tiga lainnya ya"

Inupi punya kunci rumah Chifuyu, serta bayi-bayinya yang lain, jadi tidak heran, jika Inupi bisa ada di rumah Chifuyu, atau yang lain, saat pemiliknya tidak ada.

"Oh, ok Nupi-san, aku akan menghubungi Michi dan yang lain, jadi kita bisa menghabiskan waktu bersama malam ini"

"Baiklah, kurasa itu saja yang mau ku sampaikan, aku tutup dulu ya"

"Ya, sampai jumpa di rumah Nupi-san"

Sambungan telepon diputus oleh Inupi. Chifuyu masih setia memperhatikan teleponnya.

"Siapa yang menelepon?"

Tanya Izana, sambil memeluk pinggang Chifuyu, menyandarkan dagu di kepala Chifuyu. Chifuyu mengelus punggung tangan, pemuda berambut putih itu.

"Nupi-san yang menelepon, katanya mau ikut nginap di rumah nenek Michi besok, sekarang Inupi-san sedang bersiap untuk pergi ke rumahku, mau tidur bersamaku dan yang lain katanya"

Izana menghela napas, ia tau tentang rumitnya hubungan Koko dan Inupi, di satu sisi, Koko dan Akane saling mencintai, tapi Akane sudah menikah dengan Taiju, kakaknya Yuzuha dan Hakkai. Tapi disisi lain, Inupi dan Taiju mencintai kedua insan lawan jenis yang saling mencintai tersebut. Mau bilang cinta Taiju dan Inupi bertepuk sebelah tangan juga tidak tepat, karena Taiju suami Akane, sedangkan Koko kekasih dari Seisui.

"Cinta dan hati manusia adalah hal yang rumit"

Kata Izana, Chifuyu mengangguk menyetujui. Lalu terdengar bunyi tak yang keras, dimana Kazutora memukul kepala Izana, dengan nampan yang didapat entah dari mana. Izana lantas melepas pelukannya pada Chifuyu, kini menampol Kazutora dengan batako, tenang, gak mati kok, cuma sekarat aja. Tak jauh dari tempat Kazutora dan Izana, yang kini adu gunting batu kertas, terlihat Baji yang sedang tertawa, melihat beberapa mobil yang ia bakar karena lapar.

"Pada akhirnya, aku juga harus memilih, satu diantara mereka bertiga"

Bayi ToumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang