Prolog

120K 6.4K 111
                                    

Ainsley Beatrix, salah satu murid baru yang di hari pertama masuk sekolah sudah telat. Security yang menjaga sekolah pun tak mengizinkan Ainsley untuk masuk, walaupun Ainsley sudah memberikan alasan yang masuk akal.Jika tidak mengingat ia murid baru, mungkin Ainsley lebih memilih membolos ketimbang harus mondar-mandir memikirkan cara agar boleh masuk ke dalam sekolah itu.

"Fuck! Lebih baik gue bolos daripada harus menghabiskan waktu buat berdiri depan pagar gini. Tapi kalau gue ketauan bolos, bokap marah lagi." Gumam Ainsley dengan kesal.

Ainsley menarik napas panjang, ia melihat security yang sedang meminum kopi itu, Ainsley mendekat dan berusaha tersenyum ramah di depan pagar itu, "Ayolah pak, izinkan saya masuk. Saya kan orang baru di sini, tolong saya lah pak bukain gerbanya." Ucap Ainsley memohon.

"Maaf, ini sudah peraturan sekolah. Jika murid telat tidak di perbolehkan masuk. Jika ingin pun harus pakai syarat yang susah." Jawab security itu.

"Yaudah deh, lebih baik saya bolos aja." Ujar Ainsley.

"Murid yang bolos saat telat, akan mendapat sanksi berupa sp dan panggilan orang tua." Papar security itu lagi

membuat Ainsley melotot kesal.

"Ya terus saya harus gimana bapak, masuk gak boleh bolos juga gak boleh." Ucap Ainsley frustasi. Security
yang mendengar hanya diam saja.

Ainsley yang kelewat kesal pun berdiri sambil terus berkomat kamit menyumpah serapaih security dan sekolah itu.

Mata Ainsley kembali di buat melotot tak terima, pasalnya Ainsley melihat laki-laki seumuran dengannya bisa begitu mudah di bukakan gerbang oleh security tanpa harus berdebat seperti dirinya tadi.


"Stop!" Seru Ainsley membuat laki-laki yang mengendarai motor sport berhenti, dibalik helm laki-laki itu mengerutkan keningnya bingung saat melihat gadis asing dengan beraninya memberhentikan motornya.

"Pak, kok gitu si! Masa dia juga telat di bolehin masuk sedangkan saya malah gak di bolehin. Ih ga adil tau." Ujar Ainsley.

Security itu diam, laki-laki itu akhirnya tahu alasan mengapa gadis didepannya ini memberhentikan motornya. Sepertinya gadis itu murid baru, hingga tidak mengenal siapa dirinya---pikir laki-laki itu.

"Gimana si pak, harus adil dong. Jangan pilih kasih gitu." Ucap Ainsley masih tak terima.

"Minggir, gue mau lewat." Sahut pengendara itu dengan deep voicenya membuat Ainsley membeku seketika.

"Engga enak aja, lo telat berarti lo juga ga boleh masuk dong kayak gue." Ujar Ainsley.

"Lo murid baru? Lancang banget nahan nahan gue gini." Ucap laki-laki itu dengan datar.

"Lo pengen masuk ke dalam tanpa di hukum guru kan?"

"Iya gue murid baru kenapa? Gimana caranya?" Tanya Ainsley jutek.

"Izinkan dia masuk, biar nanti saya yang urus." Ujar laki-laki itu pada security, membuat security itu mengangguk patuh.

Ainsley mengangga tak percaya, bagaimana bisa laki-laki itu dengan mudah menyuruh security dan bagaimana bisa security itu bisa langsung menurut.


Laki-laki itu hanya terkekeh kecil melihat gadis didepannya terheran heran, lantas ia melaju memakirkan motornya.

Ainsley yang penasaran pun menghampiri dengan langka cepat.


"Lo siapa? Kok bisa security itu nurut sama lo?" tanya Ainsley, membuat laki-laki itu menoleh dengan helm yang masih melekat.

Laki-laki itu pun membuka helmnya, dan terpampang jelaslah wajah tampan bak seorang aktor terkenal hingga membuat Ainsley kembali mematung.


"Gue rasa lo cukup berani untuk berhentikan motor gue tadi. Kenalin gue Ardolph Carolyn, pemilik sekolah." Balas pemuda itu bernama Ardolph.

Ainsley terbujur kaku, tak menyangka jika laki-laki didepannya ini pemilik sekolah. Pantas saja laki-laki itu dengan mudah masuk ke dalam lingkungan sekolah.


"O-oh, btw thanks ya. Berkat lo gue jadi di izinkan masuk." Ujar Ainsley tersenyum kaku.

"Lo pikir itu gratis?" ucap Ardolph terkekeh sinis.

Ainsley mengerutkan keningnya bingung. "Terus?" Tanya Ainsley.

"Tidur sama gue." Bisik Ardolph mendekatkan wajahnya pada telinga Ainsley.

"Anjir, gila lo!" seru Ainsley melotot tak percaya.

"Gimana? Ga usah sok jual mahal, semua cewek sama aja kan?"

"Fuck! Teori dari mana kalau semua cewek sama aja anjing? Gue beda ya, jangan semakan gua kaya cewek yang pernah lo temui. Karena pada dasarnya gua ini berbeda, gua ya gua, mereka ya mereka. Jangan lo sama ratakan itu paham, dan satu lagi i'm queen." Papar Ainsley lalu ia berlalu pergi meninggalkan Ardolph.

Ardolph mematung, tak menyangka akan jawaban gadis asing didepanya ini. Ardolph pikir Ainsley sama seperti perempuan yang pernah ia temui, tapi nyatanya itu jauh berbeda. Ardolph menyunggingkan senyum kecil. Wow! Jarang sekali seorang Ardolph tersenyum hanya karena seorang perempuan

"Damn, she's so pretty. She must be mine." Gumam Ardolph tersenyum kecil sambil menatap punggung Ainsley yang menjauh.



Prolog-Nya aku revisi yaa, ini versi novelnyaaa

jan lupa nabung buat beli Ardolph versi novel yg jauh beda dri wattpad guyss🤩🤩

Oh iya, baca boleh kok tp jangan di plagiatt OKE!










ARDOLPH[Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang