thirteen

38.4K 2.9K 30
                                    

nobody new, I put you first

ARDOLPH


semoga feel-nya dpt 🤧💝


"Lo tuh apa apaan sih! Gue cuma mau ke dapur bentar." ucap Ainsley dengan kesal, ia sejak tadi sudah di buat geram dengan Ardolph.

Perihal surat saja, laki-laki itu mengharuskan Ainsley harus berada didekatnya.

"Gue ikut," balas Ardolph merengek.

Bola mata Ainsley serasa ingin copot, oh astaga Ardolph pikir ia akan kemana hey? Ini hanya kedapur saja. Laki laki itu benar-benar membuat Ainsley tak habis pikir.

"Sialan lo! Mau bikin gue cepet tua gara gara tingkah lo!" sentak Ainsley terlalu kesal, masa bodo dengan ucapannya yang kasar.

cup

"Gak boleh ngomong kasar didepan gue." ujar Ardolph dingin seraya mengecup bibir Ainsley.

"Terserah lo," balas Ainsley berlalu pergi dengan menghentakkan kakinya.

Ainsley menuju dapur, ia membuka kulkas untuk melihat ada apa saja di dalam sana.

Ternyata persediaan bahan atau makanan ringan hampir habis. Ainsley berjalan mendekati Ardolph yang masih bersender pada dinding dengan kedua tangan di masukkan kedalam saku.

Ainsley memeluk lengan kanan Ardolph, ia menatap wajah tampan Ardolph dengan wajah yang ia buat imut,
"Keluar yuk, kita beli persediaan bahan makanan. Bosen juga, sekalian jalan jalan yaa," Ainsley menatap Ardolph penuh harap.

"Gak bahaya, Delivery aja." ujar Ardolph, lalu ia segera mengutak-atik handphonenya.

"Gak mau! mau keluar." ucap Ainsley seraya menarik handphone Ardolph.

"Oke," pasrah Ardolph.


ARDOLPH

Ardolph hanya tersenyum kecil seraya menggelengkan kepalanya kala matanya hanya sibuk mengamati Ainsley yang asik memilih atau bahkan mengambil Snack, wajah perempuan itu terlihat sumringah, dan kali ini Ardolph berhasil membuat Ainsley tersenyum karenanya.

"Udah?" tanya Ardolph, Ainsley mengangguk mantap.

mereka berdua berjalan menuju kasir untuk membayar.

Usai sang kasir menominalkan jumlah belanjaan Ainsley, Ardolph menyerahkan black card-nya.

Keduanya kini sudah berada didalam mobil, dan bergegas pulang.

"Capek, ngantuk." gumam Ainsley.

"Tidur," ujar Ardolph tersenyum kecil, seraya menghusap dahi Ainsley.

Selama di perjalanan masih biasa saja, jalan terlihat lancar tanpa kemacetan. Namun saat mobil Ardolph ingin berbelok menuju Apartment, lima motor dengan suara bising yang mengganggu telinga menghadang mobil Ardolph. Membuat Ardolph memberhentikan mobilnya mendadak.

"Damn it" umpat Ardolph dengan tertahan.

Ardolph menoleh kesamping melihat Ainsley yang terkejut.
"Diam disini dan jangan keluar, gue urus hama sialan itu dulu." Ardolph keluar dari dalam mobil, raut wajahnya tidak menggambarkan bahwa ia tengah takut yang terlihat hanyalah raut santai.

ARDOLPH[Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang