XVII - SS

147 22 28
                                    

"Lah nggak ada yang sarapan dulu nih?" Ester heran melihat pemandangan yang tak biasa pada keluarganya di pagi hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lah nggak ada yang sarapan dulu nih?" Ester heran melihat pemandangan yang tak biasa pada keluarganya di pagi hari ini.

"Nanti di luar aja," ucap Irel sembari merapikan kera kemejanya.

"Bi Anum nggak masuk hari ini?" tanya Eter.

"Bi Anum lagi sakit Ester..." jawab Irel.

Evan keluar dengan wajah masamnya. "Evan bawa motor ya!" ucapnya hendak keluar rumah dengan jaket kulitnya.

"Anjay jadi anak geng motor lu ya Van," sahut Ester.

"Eh! SIM-nya mana?" teriak Irel.

Evan menunjukkan SIM dari saku celananya, lalu ia perlihatkan ke Irel.

"Ok bagus, sarapan di kantin ya!"

"Siap bang!" teriak Evan, sebelum punggungnya menghilang dari pandangan Irel dan Ester.

"Udah 17 tahun aja tu anak, perasaan dulu dia masih belajar naik sepeda."

"Ya begitulah waktu, nggak kerasa, semuanya berjalan begitu saja," ujar Irel.

"Papa udah berangkat ya? Dia baik-baik aja kan?" tanya Ester.

"Udah, papa berangkat jam 5 subuh. Abang juga khawatir sama kondisi papa akhir-akhir ini, dia kelihatan berantakan, mungkin terlalu banyak pikiran."

"Nggak ada makanan ya!" sahut Ael yang baru saja keluar dari dapur.

"Nggak ada, makan roti aja dulu, cari yang ada yang bisa di makan," balas Irel.

"Yaaaa padahal lagi pengen makan nasi goreng," keluh Ael.

"Dasar banyak mau!" gumam Ester.

"Dih! Napa lo, sensi amat."

"Bang Ael siih brisik pagi-pagi gini."

"Orang cuman cari makan, lu lagi berantem ya sama pacar lu? Si Sagu, siapa sih namanya abang lupa."

"Nyenyenye sotoy lu!"

"Udah-udah masi pagi juga, kayak anak kecil aja," lerai Irel.

"Kalian makan di luar aja hari ini. Ester kamu nggak ke kampus?"

"Ntran bang, masih lama kok masuknya."

"Lagi nunggu jemputan tu," celetuk Ael.

"Apaan sih!"

"Udah!" tegas Irel.

-----✥-----

"Ra pinjam catatan lo dong."

Lyora tak menyahut sama sekali saat Ester ingin meminjam catatannya.

"Lo masih marah ya Ra?"

Lagi-lagi Lyora hanya diam.

SOSOK SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang