XIX - SS

150 21 9
                                    

Agam baru saja menerima telfon dari seseorang, terlihat dari mimik wajahnya dia seakan baru menerima kabar buruk, tubuhnya sempat mematung beberapa saat, Ael dan Irel yang tengah duduk di sofa terheran-heran melihat Agam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agam baru saja menerima telfon dari seseorang, terlihat dari mimik wajahnya dia seakan baru menerima kabar buruk, tubuhnya sempat mematung beberapa saat, Ael dan Irel yang tengah duduk di sofa terheran-heran melihat Agam.

"Ada apa Gam?" tanya Irel heran.

Agam berbalik ke arah dua saudaranya itu. "Plat mobil papa berapa?"

"R 09 IAE" jawab Ael, dia yang paling tau mengenai perkendaraan di rumahnya.

"Papa... Itu papa!" Agam bergegas mengambil kunci mobil dan jaketnya.

"Papa kenapa Gam!" teriak Irel.

Ael berdiri menyusul Agam. "Bang! Bang Agam tenang dulu, jangan panik."

"Nggak ada waktu Ael, panggil Ester dan Evan, kita ke rumah sakit sekarang!"

"Ada apa Ael? Papa kenapa! Lu malah kek orang bego gini!" Irel masih tidak mengerti kabar apa yang baru saja Agam terima.

"Papa kecelakaan! Dia di rumah sakit sekarang!" balas Agam dengan nada yang tinggi, ia benar-benar panik sampai tidak bisa mengatur emosinya.

"Yaudah buruan!" teriak Ael.

.....

"Biar gua yang nyetir," celetuk Irel, menggeser Agam dari kursi kemudi.

"Luka abang masih parah!" sahut Ester yang sudah duduk di belakang bersama Ael dan Evan.

"Bang Irel gila ya?" ucap Agam.

"Minggir! Gua yang bakal nyetir!"

"Jangan buang-buang waktu deh bang!" gumam Ael.

Agam akhirnya mengalah, dan pindah dari kursi kemudi kemudian duduk di samping Irel.

Irel menancap gas dengan kecepatan 100km/jam menuju rumah sakit tempat ayahnya di tangani.

....

Ke lima anak Rahardian itu berlarian masuk ke dalam rumah sakit dan langsung menuju UGD. Kepanikan jelas terlihat pada wajah mereka, berharap ayahnya tidak terluka parah.

Irel langsung menghampiri Dokter yang ada di sana."Mana papa saya Dok?"

"Keluarga pak Rahardian?"

"Iya Dok, saya anaknya."

"Baik, anda harus menandatangani persetujuan oprasi terlebih dahulu, ayah anda mengalami cedera pada tulang belakang yang terhantam keras saat terjadi tabrakan, kami harus mengambil langkah cepat untuk mengoprasi tulang belakangnya, kemungkinan terburuk yang bisa terjadi adalah kelumpuhan total pada seluruh bagian tubuh pak rahardian."

irel sangat syok setelah mendengar pernyataan dari Dokter, ia harus segera mengambil tindakan demi keselamatan ayahnya."Oprasi papa saya segera Dok, tolong lakukan yang terbaik untuk papa saya Dok!" Irel segera menuju ruang registrasi untuk menandatangani surat persutujuan tersebut.

SOSOK SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang