"kenapa ngak diminum?"
Balok es nya dibiarkan mencair, tatapannya tidak fokus melirik kearah lain. Lawan bicaranya heran ada apa dengan dirinya?
Memang terlihat pucat wajahnya akhir akhir ini."Heum? Gapapa kok Hanma"
Balasnya singkat tanpa menatap lawan bicaranya sekarang. Sosok yang duduk di hadapan menggenggam tangan mungil nya dengan lembut, menyalurkan kehangatan.
"Kalau ada apa apa cerita ya?"
Chifuyu mengangguk, ia biarkan tangannya di genggam lembut oleh sang kekasih.
Hari mulai gelap, matahari sudah merosot untuk tenggelam ke dasarnya. Jalanan mulai ramai dan Cafe pun sudah lumayan pengunjungnya.
"Mau pulang?"
Yang lebih muda menyadari sang kekasih mengajak untuk pergi dari tempat ini. Anggukan didapati Hanma. Mereka pun berdiri dan beranjak keluar dari cafe.
Si pemilik tubuh jangkung menyiapkan mobilnya. Kemudian ia bukakan pintu penumpang disebelah pengemudinya untung kekasihnya duduk didalam.
Mobil itu mulai bergerak meninggalkan tempat kencan mereka kali ini.
"Chifuyu kalau ada apa apa cerita ya? Kamu kelihatan banget ada masalah"
Chifuyu menatap Hanma, ia berikan senyuman terbaiknya, senyuman dimana matanya yang ikut tersenyum dan manis parasnya saat ini.
"Aku ga papa kok, mungkin kecapean. Maaf ya kencan kali ini aku ga kayak kemarin kemarin"
Hanma balas senyuman itu meski pandangannya menghadap ke depan.
"Ga papa kok sayang, pasti kamu capek banget jalanin hidup ini, tetap semangat ya?"
Tiba tiba tangan besar itu kembali mengelus tangan yang lebih kecil.
"Maaf..." Gumam Chifuyu tak terdengar Hanma.
'maaf untuk ga mencintai ku ya? It's okey, Chifuyu. Aku paham...'
Keesokan harinya Chifuyu berangkat menuju Kampus sendiri saja, Hanma memiliki kelas siang jadi tidak ada yang bisa mengantarnya.
Ia melangkah kan kakinya menuju ruangan seni, ruangan dimana semua anak seni akan menyelesaikan karyanya diruangan itu. Karena universitas nya akan mengadakan sebuah pameran untuk beberapa jurusan makanya anak Seni ramai yang berlomba lomba menyiapkankan hasil karya mereka.
Sampainya diruangan seni, ia melihat hanya satu orang saja yang berada disana. Seorang pria bersurai panjang yang cantiknya sudah seperti wanita.
"Sanzu?"
Sang tuan menengok keasal suara.
"CHIFUYU!!!!! ngapain lo disini?" Tanya sang pemilik nama Sanzu Haruchiyo, ia berlari menuju Chifuyu yang masih berdiri di ambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?! [END]
RomanceKetika tatapan mereka bertemu, aku sudah menyadari benih benih cinta itu tumbuh. Aku takut, kehilangan orang yang ku sayang itu sudah menjadi trauma bagi ku. Akankah aku dapat merasakan kasih sayang yang tulus? |Baji...