|Epilog|

425 39 5
                                    

Mimpi selalu datang saat kita tertidur. Kejadian didalam sana beragam, terkadang orang yang kita rindukan bisa masuk kedalam.

"Arigatou"

Pemuda dwiwarna itu menatap Chifuyu yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam, senyuman manis itu mengembang sehingga matanya menyipit, sangat manis.

Ia melangkah mendekati Chifuyu, lalu ia peluk, yang ia rasakan suhu tubuh Chifuyu ini sangat dingin.

"Chifuyu kamu dingin banget" Kazutora melepaskan pelukan itu dan kembali menatap lawan bicaranya.

"Aku ga apa-apa, Kazutora yang bahagia ya? Terima kasih udah mau temenan sama aku, semangat kazu!"

Kazutora menggenggam erat kedua pundak Chifuyu, ia menunduk, ia ingat apa yang telah ia lakukan kepada Sahabat nya ini.

"Maaf Chifuyu, maaf..."

"Aku udah maafin kok, Kazu. Tapi syaratnya setelah kamu buka mata ini kamu ga boleh stress ya? Harus tetap semangat menjalani hidup"

"Chifuyu, apa maksudnya?"

Chifuyu tersenyum, "arigatou, kazu"

Dan lagi, kalimat yang dilontarkan Chifuyu itu entah kenapa membuat air mata Kazu terbuka.

Kazutora membuka matanya, ia sadar tadi itu hanya mimpi.

Kazutora membuka matanya, ia sadar tadi itu hanya mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Kazutora POV—

Pertama kali aku bertemu Baji, dia itu sosok jamet kecil yang sok sokan. Tapi dia adalah penyemangat hidupku disaat semuanya menghilang.

Kami berteman dengan baik karena dia orang baik, tapi ada kalanya ia sedikit aneh, hanya lapar saja ia bisa membakar mobil orang.

Kami tumbuh besar bersama lagi, satu sekolah, selalu bermain bersama. Saat itu Baji pernah mengajakku untuk nongkrong di salah satu tempat yang isinya geng nya dia, teman temannya sangat baik, cuma gayanya seperti preman saja.

Saat kami mengenal apa itu cinta? Aku langsung sadar kalau selama ini aku mencintainya. Saat remaja pun ia terlihat sangat tampan, membuat doki doki saja.

Tapi, perasaan orang memang tidak boleh dipaksa. Baji memiliki type nya sendiri, dan dia pun menemukannya.

Aku bertemu dengan Chifuyu saat ia sedang memberi makan anak kucing hitam di pinggir taman. Anaknya sangat manis, dengan tubuh yang kecil itu aku melihat ia seperti anak 10 tahun yang kesenangan saat melihat kucing itu lahap makannya.

Chifuyu itu memiliki pipi yang selalu merona dan gembil, tubuhnya kurus dan kecil, matanya besar dan tajam seperti kucing yang belum dijinakkan. Memang sangat manis.

Saat aku memperkenalkan dirinya dengan Baji, ah aku tau tatapan apa ini. Benih benih cinta sedang tumbuh mungkin?

Aku sangat kesal jujur saja, tapi saat aku bercerita ke Chifuyu kalau aku menyukai Baji aku saat senang karena ia paham dan pendengar yang baik.

WHY?! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang