Kazutora masih berada didalam apartemen Chifuyu, pandangannya kosong seperti sadar apa yang telah ia lakukan, banyak darah Chifuyu mengotori tangannya.
"Kazutora, aku mau memberi tau mu sesuatu, terserah kamu mau mendengarkan atau tidak" ucap Hanma yang masih tak kalah shock nya sehabis melihat kekasihnya ditusuk oleh sang sahabat.
"Chifuyu itu suka banget ceritain tentang kamu ketimbang Baji. Sebelum kita pacaran, Chifuyu selalu cerita tentang kamu, kamu yang seperti apa, siapa orang yang sangat kamu cintai, dan apa yang selalu membuat mu tersenyum. Dia sangat tau apa yang kamu rasakan, he loves you so much... as bestie... Dia takut, dengan perasaannya kepada Baji...
Hanma menjeda dan Kazutora menggenggam tangannya erat erat.
... But he know... Jika dia suka dengan Baji akan membuat hati mu hancur. Aku suka dengan Chifuyu dan aku ingin membantu nya melupakan Baji supaya kamu bisa segera memiliki Baji. Aku mau menjadikan Chifuyu sebagai pacarku walaupun akan sulit membuat hatinya menjadi milikku. ga papa asalkan kamu bisa bersama Baji maka apapun itu Chifuyu akan lakukan. Seperti tadi, jika tidak adanya dia bisa membuat mu bersama baji... Maka... Maka dia turuti apa kata mu tadi Kazutora... Kamu ingin dia mati... Maka ia turuti..."
Kazutora masih diam, Hanma berjalan kehadapannya dan mengenggam tangan Kazutora yang banyak darah Chifuyu disana. Hanma menunduk dan mendekatkan wajahnya ke tangan Kazutora.
"Kazutora. aku tau kamu trauma, You don't want loved ones to leave your life! Bagaimana dengan Chifuyu, apakah kamu benar sudah membencinya? Dan akan senang jika Chifuyu meninggalkannya mu untuk selamanya?" Tanya Hanma sembari menegakkan kepalanya, ia tatap mata Kazutora yang masih menatap kosong.
"Dun wanna... Hiks...." Guman Kazutora dengan air mata yang mengalir deras membasahi kedua pipinya.
Hanma tersenyum, "I know... you still love Chifuyu as your best friend... Kazutora, jika Baji meninggalkan mu, masih ada Chifuyu yang selalu bersamamu dan jika Chifuyu akan meninggalkan mu saat ini... Masih ada aku..."
Kazutora mendongak dan menatap wajah Hanma yang tersenyum sendu.
"Dan kalaupun Chifuyu tidak meninggalkan mu aku akan selalu bersamamu. Kazutora banyak yang menyayangi mu, menyayangi bukan berarti harus memiliki seutuhnya, menyayangi bukan harus tentang keluarga, orang tua atau pacar... Aku yang tidak begitu mengenalmu saja sudah menyayangi mu... you are a great person! Kamu bisa menahan rasa sakit itu bertahun tahun, kamu bisa mengendalikan traumamu! Aku menyayangimu Kazutora!"
Kazutora tidak bisa berkata apa apa lagi, yang dikatakan Hanma benar, ia sangat menyayangi Chifuyu dan Chifuyu memang tau bagaimana perasaannya. Hanma adalah orang yang baru saja ia kenal, baru jalan beberapa kali dan baru saja mengenal dirinya. Mereka itu adalah seorang teman.
Hanma membawa tubuh Kazutora kedalam pelukannya, ia biarkan Kazutora menangis dan mengeluarkan apa yang ingin ia sampaikan.
"Aku.. memang sayang Chifuyu! Tapi dia telah merebut Baji!!! Kenapa harus Baji!! Padahal dia sudah memiliki kamu hanma!!! Aku sudah ditinggal ayah dan ibu ku!! Sekarang baji!! Hiks kenapa...? Baji itu kebahagiaan ku... Aku ing—
"Are you sure? Baji is your happiness? Bukankah dia yang telah menyakiti mu? Pertama, Dia suka dengan Chifuyu, dia telah menyakiti perasaan mu. Kedua, dia tau kalau kamu menyukai nya tapi dia menolak, itu menyakiti perasaan mu dan mental mu. Ketiga, ia masuk kedalam hidupmu dan keluar begitu saja? Apa itu tidak cukup untuk menyakiti dirimu? Apa itu yang kamu bilang dia kebahagiaan mu? Kazutora, buka matamu, Baji itu orang yang egois dan keras kepala."
Kazutora lemah, ia tak bisa apa apa lagi, kedua kalinya perkataan Hanma benar adanya. Yang salah disini adalah Baji yang tidak bisa menerima dan melihat keadaan. Chifuyu sudah susah payah membuat Kazutora bisa bersama Baji. Kazutora hanya melihat sisi Chifuyu yang selalu disukai orang, ia tidak melihat sisi dimana Chifuyu selalu mengalah.
"Hanma... Chifuyu... Bagaimana??..."
"Hp Chifuyu masih ada disini, lebih baik kita beri tahu orang tuanya saja kan?"
Kazutora mengangguk. Hanma menyuruh Kazutora untuk mencuci tangannya dan membersihkan darah darah, sedangkan dirinya sedang mencari nomor orang tua Chifuyu yang ada di HP Chifuyu.
Hanma menelpon Orang tua Chifuyu dengan Ponselnya, suara dari seberang sana pun terdengar.
"Moshi moshi?" Tanya orang diseberang sana.
Kazutora mendekati Hanma.
"Hello, sir. Benar ini dengan nomor telpon orang tua Chifuyu?"
"Ha'i, ada apa ya?"
"Anak anda sedang berada di rumah sakit karena pertengkaran hebat dengan sahabatnya, ada luka dalam diperut sepertinya, bisakah anda datang untuk mengetahui keadaan anak anda?"
"Huh? Pasti pertengkaran nya karena wajah imutnya yang membuat sahabatnya muak?!—
Hanma menyalakan speaker agar Kazutora bisa mendengar suara orang tua Chifuyu.
—itu sudah biasa, dulu saat masih kecil juga dia pernah bertengkar dengan temannya yang dia sebut Michi karena ibu Michi selalu memujinya. Anak itu memang suka cari perhatian, biarkan saja pasti cuma luka kecil aja"
"Perut anak anda saya tusuk mengunakan pisau?! Okey! Saya minta maaf karena saya telah melukai anak anda, tapi saya sadar yang saya lakukan itu salah, tapi lebih salah anda kenapa tidak percaya de—
"Dia mati? Biarkan saja, dia memang anak yang tidak berguna, akan kami urus pemakaman nya."
Hanma dan Kazutora tentu saja terkejut mendengar ucapan kedua orang yang berada di seberang telepon.
"Kalau begitu saya tutup"
Panggilan berakhir dengan kedua orang tua yang sudah tidak menganggap anaknya. Kazutora shock, ia sangat terkejut perlakuan orang tua Chifuyu ini.
"Mau kerumah sakit? Aku mendapatkan pesan dari Baji"
"I...iya..."
Hanma dan Kazutora pergi kerumah sakit yang diberi tau Baji.
Dirumah sakit, Baji sedang menunggu Chifuyu yang sedang dioperasi didalam sana, raut wajah kecemasan tercetak jelas di wajahnya. Ia merasa frustasi, mengapa semuanya terjadi seperti ini.
"Baji!"
Baji menengok keasal suara, itu Hanma dan Kazutora berada di belakangnya. Baji menghela nafas saat melihat wajah Kazutora yang tertunduk.
"Jut... Puas lo?"
"Jangan sekarang Ji, gua tau lu kebawa emosi, kita disini sama sama belum bisa mengendalikan emosi masing masing, jadi diam aja" ucap Hanma.
Mereka bertiga menunggu dokter keluar dengan membaea kabar baik atau pun buruk. Mereka harus terima.
Lampu operasi mati dan pintu mulai terbuka, dokter keluar duluan disusul para suster yang mendorong kasur Chifuyu yang akan dipindahkan ke ruangan pasien. Terlihat wajah Chifuyu yang sangat pucat dan alat bantu bernafas serta infus dan selang selang lainnya yang menempel pada tubuh Chifuyu.
"Jantungnya sempat berhenti tadi, pasien kekurangan banyak darah dan kemungkinan... ia tidak akan bangun... Tapi kita harus berdoa semoga saja pasien mau membuka lagi matanya..."
Kazutora semakin lemas, Hanma tidak kuat ia menangis tanpa peduli banyak orang disana, Baji semakin frustasi.
Seharusnya, jika seperti ini Kazutora akan lebih mudah mendapatkan Baji kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?! [END]
RomantizmKetika tatapan mereka bertemu, aku sudah menyadari benih benih cinta itu tumbuh. Aku takut, kehilangan orang yang ku sayang itu sudah menjadi trauma bagi ku. Akankah aku dapat merasakan kasih sayang yang tulus? |Baji...