Sequel - 4

197 22 11
                                    

Banyak yang mengira Baji gila karena Senju tak henti hentinya memperkenalkan gadis maupun wanita cantik-cantik mereka kepada Baji namun selalu di tolak. Senju jadi sebel, ia memperkenalkan wanita sexy salah, ia memperkenalkan gadis imut juga salah, jadi apa maunya baji?

"Kenapa sih nolak terusss?!" Tanya Senju dengan nada kesal.

"Karena gue ga mau sama mereka Senjuu"

"Terus mau sama siapa? Sama gue?"

"Dih ogah"

"TERUS SIAPAAA???" Senju sudah hampir frustasi menanggapi Baji.

"Ga sama siapa siapa"

Sudah cukup, Senju menyerah jika akhirnya Baji memang tidak ingin menjalin hubungan dengan seseorang.

"Oke fine! Urusi hidup lo yang lempeng itu!!!" Senju keluar dari ruangan.

Ia melewati beberapa pekerja Baji yang melihatnya bingung.

Baji hanya diam menatap wajah Chifuyu yang terpampang dihadapannya.

"Apa gue segila itu?"

Tumpukan kertas tagihan listrik dan bahan bahan cafe yang sudah mulai habis bertumpuk di atas meja Baji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tumpukan kertas tagihan listrik dan bahan bahan cafe yang sudah mulai habis bertumpuk di atas meja Baji.

"Hahh aku jenuh"

Baji merenggangkan kedua tangannya ke depan, ia juga meluruskan tubuhnya.

Sekarang ia berniat keluar dari cafe untuk mencari udara segar. Ia berjalan menuju halte bus dan berhenti di halte bus selanjutnya. Tak ada tujuan ia berjalan, ia bawa raganya untuk membeli kopi di sebuah kedai Kopi yang letaknya bersebelahan dengan Sekolah dasar.

Setelah kopi yang ia beli selesai ia berencana untuk duduk di luar kedai karena merasa di dalam banyak orang yang berpacaran.

Ia mengeluarkan rokoknya dari dalam kantong, namun sebelum ia menyalakan korek api, ia melihat bocah kecil yang sedang berdiri didepan pagar SD.

Karena bingung ingin melakukan apa di depan kedai itu, ia hampir bocah itu.

"Hallo?"

"Hallo" balas bocah itu.

"Kamu kenapa berdiri sendirian di depan Sekolah?" Tanya Baji sembari menyamakan tinggi bocah itu dengannya.

"Teman aku udah pulang... Aku sendiri..." Berkaca kaca mata sang bocah.

Baji berpikir demikian, bagaimana jika ia ajak bocah ini membeli eskrim agar tidak sedih? Tapi bagaimana jika ia di tuduh penculik anak?.

"Adek mau es krim?"

Seketika mata besar dengan netra merah muda itu berbinar.

"Paman beneran mau jajanin aku es krim???" Tanya nya antusias.

Baji mengangguk.

"Lets gooo!!!"

Bocah itu menarik lengan baji dan pergi menuju kedai eskrim yang berada di seberang jalan.

Didalam kedai bocah itu sangat antusias memilih eskrim mana saja yang ingin ia beli.

"Aku mau rasa vanilla tapi di campur coklat juga!!! Mau pake popcorn di atasnya ya paman???"

Baji hanya bisa mengangguk dan memesankan pesanan bocah itu.

Mereka kembali ke depan Sekolah, lebih tepatnya mereka mencari tempat duduk nyaman di area depan Sekolah dasar.

Bocah itu memakan Es krimnya dengan semangat, sampai belepotan. Surai nya yang berwarna blonde itu tertiup angin, matanya yang memiliki netra merah muda masih berbinar, pipinya yang chubby sangat lucu saat memakan makanan dingin itu.

"Nama kamu siapa?" Tanya Baji tiba tiba.

"Chifuyu"

Deg.

Dunia Baji seakan akan berhenti saat itu juga, matanya melebar pupil mata nya mengecil, tangannya bergetar, yang ia pikirkan saat ini adalah

'Matsuno Chifuyu, kah?'

WHY?! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang