Part ini lebih panjang dari part-part sebelumnya. Jadi happy reading guys!
Votment jangan lupaa
---Coffee---
•
•
•
•Menghembuskan nafasnya. Mark menatap pada dokumen-dokumen miliknya yang sudah selesai semua, pemuda itu juga sudah selesai menanda tangani dan mencap beberapa dokumen.
Mark menyenderkan punggungnya, ia menatap pada jam tangannya yang menunjukan pukul sebelas kurang sepuluh menit, artinya pemuda itu memiliki waktu untuk istirahat selama sepuluh menit sebelum menyambut kedatangan rekan bisnisnya itu.
"Mark... "
Pemuda itu menatap pada ambang pintu memperlihatkan sosok gadis yang baru saja masuk tanpa mengetuk pintu nya terlebih dahulu.
Sebenarnya Mark sangat tidak suka pada orang yang masuk keruangan nya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Bahkan waktu itu ia sampai mengusir Jeno yang datang untuk mengunjunginya. Sebenarnya waktu itu Mark di buat pusing dengan pekerjaan nya di tambah Jeno yang datang tanpa permisi membuatnya bertambah prustasi.
Untung saja yang datang adalah Haechan.
Lagi pula, percuma mengusir gadis itu mengingat betapa keras kepalanya seorang Seo Haechan.
Jadi. Mark bisa memakluminya, anehnya, Haechan bersikap seperti itu hanya padanya, sangat berbeda jika di hadapan orang tuanya, Haechan yang sikapnya tengil bisa berubah sangat sopan.
"Ada apa? " Tanyanya ketika melihat Haechan yang sudah duduk di sebuah bangku di hadapannya.
Gadis itu menggeleng kecil, ia mengerucutkan bibirnya lucu dengan pipi yang mengembung. "Aku bosan Mark. " Rengeknya dengan nada yang begitu manja.
Lagi, Mark merasakan bibirnya berkedut. Ingin rasanya lelaki itu tersenyum melihat tingkah menggemaskan Haechan. Dan lihatlah rasa lelahnya tadi menghilang begitu saja ketika melihat Haechan, gadis itu benar-benar membuatnya kehilangan rasa lelah yang di rasakan nya tadi.
Jika saja bisa, Mark ingin kembali meraup bibir mungil yang berbentuk love itu.
Hanya saja seperti yang kalian tau, Mark memiliki gengsi yang tinggi.
Oh, apakah Mark lupa telah mengecup bibir mungil milik Haechan di tempat umum? Jika memang lupa tolong ingatkan dia kembali.
"Saya sibuk hari ini, akan ada rekan bisnis yang datang kemari. Lagi pula'kan sudah saya beri tau lebih baik kamu di apartement saja. "
Haechan mencibik bibirnya, ia menopang dagu dengan kedua tangannya yang tersimpan di atas meja kerja Mark. "Di apartement akan lebih membosankan, kau melarangku untuk melakukan apapun dengan alasan takut jika apartement mu hancur. "
"Kan memang itu kenyataanya, ingat saat kamu pertama kali memasak di rumah saya, apa yang telah terjadi? "
"Tidak perlu di ingatkan juga aku sudah tau! " Ketusnya.
Mark tersenyum singkat. Akhirnya walau hanya senyuman singkat setidaknya pemuda itu sudah menangkis sedikit gengsinya.
"Omong-omong bagaimana dengan Jaemin? Bukannya tadi kamu ingin bersamanya? "
"Hu'um, sekarang dia sibuk, katanya untuk menyambut kedatangan rekan bisnismu itu. "
Mark mengangguk mengerti. Lelaki itu mengulurkan tangannya, mengelus lembut pipi gembul gadis di hadapannya. Haechan pun termenung merasakan elusan lembut yang di berikan oleh Mark, kedua matanya menatap kedua bola mata kecoklatan milik pemuda di hadapannya yang tersirat ketulusan saat menatap padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cᴏғғᴇᴇ • Markhyuck
Teen Fiction[SEBAGIAN CERITA SUDAH DI REVISI] Takdir yang telah mempertemukan mereka di sebuah kedai coffee. Markhyuck. ??; ???????????ℎ.