27

9.4K 706 59
                                    

---Coffee---



Kasih tau kalo ada typo wey.




nine months later...


Haechan meringis pelan ketika merasakan sakit sekaligus linu di area perut dan juga pinggangnya, wanita itu menggeliat pelan sembari memejamkan kedua matanya merasakan sakit yang luar biasa.

Merasakan pergerakan, Mark terbangun dari tidurnya ia menatap istrinya terlihat sedang meringis kesakitan. Dengan segera pemuda itu melepaskan pelukannya dan beranjak dari tidurnya menepuk pipi Haechan pelan.

"Haechan ada apa? Apa perut kamu terasa sakit? " Tanya Mark dengan raut wajah yang khawatir.

Haechan mengangguk lemah, ia kembali meringis membuat pemuda itu kepalang khawatir. Mark dengan segera menyibakan selimutnya melihat sebuah cairan bening yang membasahi celana dan juga kasurnya.

Apakah sudah waktunya Haechan untuk melahirkan?

"Sayang, sebentar ya? Saya akan memanggil Mommy dan Daddy. " Mark mengusap kepala Haechan setelahnya turun dari ranjang, dengan cepat pemuda itu keluar dari kamar untuk segera menemui kedua orang tua dan juga mertua nya.

Satu bulan yang lalu, Jaehyun, Johnny, Chitta, dan juga Taeyong sudah tinggal bersama dengan mereka. Johnny yang meminta karena dia takut jika suatu saat Haechan akan melahirkan Mark sedang berada di kantor. Maka dengan cara itu Johnny yakin Jaehyun, istrinya dan juga Taeyong bisa menjaga Haechan secara bersamaan.

Tok tok tok

"Mom! Mommy! " Ucapnya sedikit teriak.

Beberapa saat kemudian pintu kamarnya terbuka, memperlihatkan muka bantal Taeyong yang baru saja terbangun karena teriakan putranya itu.

"Ada apa Mark? "

"Haechan, sepertinya akan melahirkan. "

"Apa?! "

Bukan. Bukan Taeyong yang berteriak, melainkan Jaehyun yang berada di dalam kamar sana. Pria paruh baya itu segera turun dari ranjangnya dan berjalan menghampiri istri dan juga putranya.

"Mark, kau tidak boleh panik oke? Kasihan Haechan jika kau juga ikut panik-, " Taeyong memotong ucapannya menatap kearah sang suami yang kini sudah berdiri di sisinya, " Jaehyun, tolong bangunkan Johnny dan juga Chitta, bilang pada mereka untuk segera mengemas pakaian Haechan, aku akan ke kamar Mark untuk membantunya membawa Haechan kerumah sakit. " Lanjutnya yang langsung di angguki sang suami.

Setelahnya Mark dan juga Taeyong segera berjalan cepat untuk kembali ke kamar nya. Pemuda itu menghampiri istrinya yang masih tidur terlentang sambil meringis kesakitan.

"Kita kerumah sakit sekarang ya. " Ujarnya dengan lembut. Taeyong yang dengan sigap memberikan sebuah jaket bulu pada Mark untuk di pakaikan Haechan.

Pemuda itu membantu Haechan untuk bangun dari tidurnya, setelahnya ia membantu Haechan menggunakan jaket bulu tersebut. Mark mengecup singkat pipi bulat Haechan lalu menghapus keringat yang sudah membasahi pelipisnya.

"Kau bawa Haechan turun, Mommy akan segera menyiapkan mobilnya. " Setelah mengatakan itu dengan cepat Taeyong berlari turun ke bawah meminta sang supir untuk segera menyiapkan mobilnya.

"Mark sakit... sakit sekali. " Ringisnya sambil meremas lengan berurat milik suaminya.

Setengah mati pemuda itu menahan kepanikan nya, ia berusaha untuk setenang mungkin,sembari membelai rambut istrinya dan terus memberikan kalimat penenang. Setelahnya Mark menggendong Haechan ala bridal dan segera berjalan keluar dari kamar, dengan langkah lebarnya pemuda itu menuruni anak tangga satu persatu.

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang