40

7.4K 530 19
                                    

---Coffee---








Mark terbangun dari tidurnya dengan keringat yang menetes di keningnya, dadanya berdetak begitu kencang. Lelaki itu melirik kearah kanan dan kirinya yang ternyata dirinya masih berada kantor. Sesaat, pemuda itu terdiam mencerna semua kejadian yang terasa begitu sangat nyata.

Mengusap wajahnya, Mark menghembuskan nafas panjang. "Hanya mimpi... " Ucapnya dengan di iringi desahan. Mark menyenderkan punggungnya pada kursi yang di dudukinya, memijit keningnya yang terasa sedikit pening, jantungnya tidak bisa berhenti berdetak kencang, ketakutan terus menyerang dirinya.

Mark benar-benar takut jika kejadian itu ada benarnya, ia takut jika sampai istrinya pergi meninggalkannya.



Tok... Tok... Tok...



"Masuk. " Ucapnya ketika mendengar suara ketukan pintu.

Pintu ruangannya bergeser memperlihatkan seorang wanita yang masuk kedalam ruangannya. Mark kembali terdiam melihat wanita di hadapannya yang ternyata wanita itu juga ada di dalam mimpinya tadi, wajahnya dan pakaiannya terlihat begitu sama.

"Ah sorry, ku kira kau belum bangun, kita ada pertemuan dengan beberapa klien malam ini, kau tidak lupa kan? " Ucap wanita itu.

Pemuda itu mengerutkan alisnya, mengapa suasananya terasa begitu sama dengan mimpi yang ia alami. Di awali pertemuan dengan beberapa klien hingga akhirnya ia terjebak di dalam masalah yang begitu besar, apakah semua ini hanya kebetulan semata (?)

"Mark? " Ucap wanita itu ketika melihat Pria di depannya melamun.

Mark tersadar, ia kembali menatap wanita di hadapannya sambil berdiri dari duduknya. "Sepertinya hari ini saya tidak bisa, kamu bisa mengajak Jeno, atau sekretaris saya Winwin untuk pertemuan hari ini Nona Soojin. Maafkan saya, tapi sepertinya istri saya sudah menunggu di rumah. " Setelah mengatakan itu Mark segera melenggang pergi, melewati wanita itu begitu saja.

Sedangkan Soojin sudah mengigit bibirnya menahan kesal, rencanannya kembali gagal padahal sedikit lagi ia bisa mendapatkan Pria itu.

"bastard! " Umpat nya pelan dengan mata yang masih menatap tajam punggung kokoh Pria yang berjalan meninggalkannya.

Mark menaiki mobilnya, memakai sabuk pengaman. Matanya menatap lurus kedepan dengan stir mobil yang ia genggam sedikit erat, pikirannya masih melayang akan mimpi buruk yang menimpanya semuanya terasa begitu sangat nyata tidak hanya sekedar mimpi.

Tapi jika memang kenyataan seharusnya Soojin sudah tidak ada di kantornya karena dia sudah memecatnya. Dan pertemuan dengan klien yang di katakan wanita itu seharusnya sudah terjadi dan mereka berakhir meminum Alhokol.

Mark mendesah pelan sambil mengusap wajahnya guna menyadarkan pikirannya. Ia harus segera pulang sekarang, Haechan pasti sudah menunggunya sedari tadi ketika melihat jam yang sudah menunjukan pukul sebelas malam.

•••


Mark melangkah lebar memasuki rumah nya. Berjalan menaiki anak tangga hingga akhirnya lelaki itu berdiri di depan pintu kamarnya; perlahan, Mark mulai membuka pintu nya-, di sana, ia melihat istrinya yang sedang duduk dengan punggung yang di senderkan pada headboard sambil membaca sebuah majalah tentang kesehatan ibu dan bayinya.

Pria itu menautkan alisnya, sekarang bahkan sudah hampir dini hari dan Haechan masih terjaga. Biasanya, ketika Mark pulang pukul sebelas malam istrinya sudah tertidur lelap.

"Kau belum tidur sayang? Ini sudah sangat larut. " Ucap Mark sambil melangkah mendekat kearah sang istri.

Haechan menatapnya sekilas, atensinya kembali terfokus pada majalahnya. "Ku kira kau sudah tidak ingat pulang. " Katanya dengan nada yang terdengar begitu acuh.

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang