31

8.7K 628 17
                                    

🔞---Coffee---🔞








Sebuah mobil Mercedes-Benz hitam masuk kedalam perkarangan perusahaan memarkirkan mobil tersebut tepat di depan pintu perusahaan. Mark melepas seatbelt yang di pakainya keluar terlebih dahulu dari dalam mobil lantas segera berjalan ke arah sisi penumpang membukakan pintu mobil untuk Haechan dengan tangan yang ia simpan di atas kepala istrinya guna untuk melindunginya agar tidak terbentur.

Haechan melangkah keluar dari dalam mobil yang di bantu oleh Mark, pakaian yang di gunakan gadis itu terlihat lebih formal dan sopan dari yang biasanya ia gunakan 'dulu' sebelum mereka menikah.

"Seperti sudah sangat lama sekali aku tidak kemari, perusahaan mu terlihat sedikit berbeda. " Ucap Haechan menatap takjub pada setiap sudut perusahaan yang terlihat jauh lebih berbeda dari sebelumnya.

Mark tersenyum, membelai lembut rambut panjang istrinya. " Sedikit renovasi dan pembesaran lahan perusahaan. " Ujar sang suami.

"Ayo masuk. " Mark merangkul pinggang Haechan, mengiringnya untuk masuk kedalam perusahaan. Beberapa karyawan yang berlalu lalang tak lupa untuk memberikan bungkuk kan hormat pada mereka sesekali memberikan kata selamat atas kelahiran Putra pertama mereka sekaligus calon pewaris keluarga Jung.

Jika bertanya-tanya dimana Yuan saat ini jawabannya di rumah. Taeyong dan Chitta melarang keras mereka untuk membawa Yuan ke perusahaan karena akan sangat berisiko mengingat jika umur Yuan belum ada menginjak dua bulan. Haechan juga tidak lupa untuk pumping terlebih dahulu untuk persediaan asi di rumah.

"Eh, kau sudah sampai Hyung? " Jeno yang baru saja keluar dari lift menyapa, sedikit membungkuk hormat begituabegitupun dengan Jaemin yang berdiri di belakang pemuda itu dengan beberapa tumpukan dokumen di dekapannya.

Jaemin melirik sedikit ke arah Haechan, mencari sosok kecil yang ternyata tidak ada bersama mereka. " Eum, maafkan aku Presdir apa Yuan tidak ikut dengan kalian? " Tanyanya hati-hati.

Haechan tersenyum sambil menggeleng pelan, " masih terlalu kecil untuk di bawa kemari. " Jawab Haechan. Jaemin tersenyum lembut lalu mengangguk singkat. Rasanya sedikit canggung berbicara dengan Haechan ketika Mark berada di samping Haechan. Bukan karena alasan lain, wanita itu hanya sedikit takut mungkin (?)

"Kau ada urusan? " Tanya Mark pada Jeno.

Pemuda itu mengangguk. " Ada sesuatu yang mendesak Hyung, katanya mereka ingin membicarakannya di luar perusahaan. "

Mark menautkan alisnya, sesuatu mendesak apa hingga membuat Jeno harus keluar perusahaan? Jeno yang mengerti dengan kebingungan Hyung nya' pun mendekat, membisikan sesuatu di telinga pemuda itu, setelah beberapa saat Jeno kembali menjauh namun raut wajah Mark tampak berubah dingin.

"Tidak ada izin dari saya maka tidak akan ada meeting di luar, lakukan meeting pada tempatnya dan saya akan menghadirinya. Saya beri waktu dua jam persiapkan semuanya dari sekarang. " Tegasnya cukup lantang membuat beberapa karyawan disana segera menunduk takut begitupun dengan Jaemin yang sudah menunduk sedari tadi.

Jeno mengangguk patuh. " Baik Presdir. " Ucap Jeno sambil sedikit membungkuk hormat.

Mark mengenggam tangan Haechan, membawanya masuk kedalam lift setelah beberapa kemudian lift kembali terbuka dan keduanya langsung memasuki ruangan.

Haechan berhenti melangkah ketika mereka sudah masuk kedalam ruangan, mengelus lengan suaminya yang menggenggam tangannya sedikit erat.

"Apa ada masalah dengan perusahaan? " Tanya Haechan hati-hati takut jika akan menyinggung suaminya. Mark terdiam beberapa saat, menggenggam kedua tangan istrinya menatap dalam kedua bola mata milik Haechan setelahnya pemuda itu menarik tubuh Haechan ke dalam dekapannya memeluknya begitu erat yang di balas oleh istrinya.

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang