14

10.5K 904 34
                                    

Yuk, votmentnya jangan lupa!

---Coffee---



Mark kembali mengecek ponselnya, sudah pukul tujuh malam dan jam ini adalah jam semua pegawai untuk pulang, termasuk dengan Mark sendiri.

Tiga puluh menit yang lalu Jongin sudah pamit untuk undur diri, dia tidak kembali ke New York, lelaki itu menyewa satu kamar hotel untuk menginap beberapa hari di kota kelahirannya.

Katanya, ia ingin liburan setelah ayahnya memberi waktu untuk berlibur. Dan pemuda Kim itu memilih untuk berlibur ke negara asal nya.

Menghembuskan nafasnya, Mark kembali mengecek ponselnya. Jam sudah menunjukan pukul tujuh lewat sepuluh menit dan dia belum mendapatkan kabar dari Haechan. Padahal Mark sudah berusaha menelfon nya namun nihil gadis itu tidak sama sekali mengakat panggilan darinya.

Kemana perginya gadis itu?

Tok! tok! tok!

Mark menatap kearah ambang pintu, melihat Yuta yang baru saja menggeser pintu masuknya. Mark menyipitkan matanya mencari sosok Haechan namun nihil gadis itu tidak datang bersama Yuta.

"Haechan tidak ada, tadi aku hanya melihat Jaemin yang sudah memberes kan barang-barangnya. "

Mark terdiam beberapa saat, tidak berama Jaemin? Lalu kemana gadis itu?

"Kau tidak bertanya dimana Haechan? "

"Sudah, tapi ia bilang jika Haechan sudah pergi bersama teman perempuan nya setelah makan siang tadi. " Ucap Yuta kembali.

Memang, Mark memerintahkan Yuta untuk mencari tau dimana Haechan, tadinya jika memang gadis itu bersama Jaemin. Mark berniat akan langsung mengajaknya untuk pulang, namun ternyata gadis itu sudah tidak bersama Jaemin.

Mark mendengus, padahal dia sudah memperingati Haechan untuk tidak pergi jauh-jauh.

Sebenarnya Mark tidak akan melarangnya asalkan gadis itu meminta izin kepadanya terlebih dahulu.

"Kau tau siapa nama wanita itu? "

Yuta mengangguk. "Jaemin bilang temannya itu bernama Huang Renjun, mungkin temannya yang ada di diskotik itu? "

Mark mengigit bibir bawahnya sambil mengetuk-ngetuk meja menggunakan kukunya, "terimakasih atas informasinya Yuta, kau boleh pulang. "Pemuda itu berucap, ia mulai beranjak dari duduknya sambil melepas Jas yang melekat di tubuhnya.

"Kau mau kemana? " Tanya Yuta ketika melihat Mark yang berjalan melaluinya sambil menenteng Jas nya.

"Menjemput Haechan. "

"Dimana? "

"Diskotik. "

"Untuk apa? " Mark menghentikan langkahnya, pemuda itu berbalik menatap pada Yuta.

"Maksudmu? "

"Untuk apa menjemput Haechan? Bukankah dari dulu kau ingin terlepas dari gadis itu? Biarkan saja dia pergi lagi pula dia kan kembali pada temannya. "

Mendengar ucapan dari Yuta cukup membuat Mark menggeram kecil, "tidak perlu mencampuri urusan ku terlalu jauh Yuta. "

Lelaki Nakamoto itu menyipitkan matanya, menatap mengintimidasi pada temennya itu. "Kenapa? Ada yang salah dengan ucapan ku? Kan kalian hanya sepasang kekasih palsu jadi untuk apa kau mengkhawatirkan nya? kau sendiri yang bercerita pada ku, " Pemuda itu memotong ucapannya,

"Or, do you love her? " Sambung Yuta.

Mark terdiam, kata-kata dari Yuta cukup membuat berputar di otaknya.

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang