12. [REVISI]

372 52 5
                                    

sorry typo ;)
Don't forget to vote and comment!
Vote woii!! Aing cape nulis
-------------------------------------

19.55

"Mama denger kamu udah ketemu sama adiknya Xander?" Tanya sang mama.

Jendral dan kedua orangtuanya sedang berkumpul makan malam di meja makan. Jendral cuma mengangguk menjawab pertanyaan dari mamanya itu.

"Siapa namanya?" Kini mamanya bertanya lagi, agaknya mama Jendral ini penasaran kok Jendral yang anti cewe ini mau gitu nyari² cewe demi nolong temannya.

"Alena mah, kenapa sih tanya-tanya? ".

"Yaa mama kan pengen kenal sama cewe yang Deket sama kamu, trus nanti kapan-kapan dibawa kesini ya Jen"suruh mamanya.

"Alenanya sibuk" Ucap jendral

"Kamu kali yang sibuk, kamu berusaha dong siapa tau bisa jadi temen mama kan, ya ga pah".

"Iya" Papa jendral ih tipikal orang yang iya-iya aja lebih tepatnya nurut istri haha.

"Nanti lah mah".

"Iya deh".

"Mah jennifer sama kaivan jadi kesini?" Tanya papa jendral.

Mama Jendral mengangguk "jadi lah tadi Jen bilang lagi dalam perjalanan".

"Jennifer mau kesini?".

"Iyaa,kamu jangan kabur ya jen"-larang mamanya.

"Ga janji".

"Kamu tuh masih aja diinget" kata papanya.

"Jendral mau ke kamar dulu" Laki-laki itu bangkit beranjak ke kamarnya.

Tningg

Tnongg

"Itu mereka".

Mama Jendral segera membukakan pintu dan benar yang datang adalah jennifer dan kaivan

"Ka anne !" Jennifer, perempuan itu memeluk anne dengan erat sedangkan kaivan hanya bersalaman dengan Arion papa Jeno.

"Bang"-mereka bersalaman dan bertosan ala cowo seperti biasa.

"Jenniferr akhirnya kamu kesini, Kaka kangenn yukk masuk" Anne menggandeng tangan Jennifer untuk masuk.

"Kebiasaan adek kandung mah dilupain" Ucap kaivan.

"Masuk sendiri!" Teriak anne dari dalam.

Mereka masuk dengan pembantu dirumah itu membawakan koper mereka.

"Jendralnya mana ka?" Tanya Jennifer.

"Diatas bentar ya aku panggil. JENDRAL!! KELUAR NAK ADA TAMU!!" teriak sang mamah dari bawah.

"Yaampun ka Lo mah dari dulu teriak mulu" Ucap kaivan lada kakanya itu.

Memang lah adik Kaka yang satu ini sering cekcok bila ketemu.

"Berisik kamu!".

Sedangkan Jennifer dan Arion hanya terkekeh.

"Apa sih?" Jendral turun dengan pakaian rapihnya,celana jeans berwarna biru tua, jacket jeans yang setara dengan celana nya tak lupa kunci motor di tangan kirinya.

"Eh udah rapih anak mama pinter,tau aja udah mau ada tamu" Puji anne.

"Haloo jendral"-sapa Jennifer ramah.

"CK. Ga usah basa-basi, mah pah Jendral izin keluar" tanpa memperdulikan keberadaan Jennifer dan kaivan, jendral langsung melengos pergi ke bagasi untuk mengambil motor miliknya.

Brumm

"JENDRAL MELVIANO NARENDRA!!" Teriak anne dengan kesal.

"Udah ka mungkin Jendralemang masih marah sama aku" Tangan Jennifer terulur mengelus punggung anne

"Itu kan udah lama jen, Jendral emang begitu anaknya harus dibilangin" Ucap anne.

"Udahh ka sabar".

-------------------------------------

Tinn tinn!

Brum

" Ngapain? ".

Yap jendral keluar dan menuju ke rumah alena, ia tidak tahu ingin kemana yang jelas ia tidak ingin di rumah saat ini. Jendral tau alena masih kesal dengannya atas kejadian kemarin malam.

"Udah malem, ngapain lo kesini" Alena berjalan malas membukakan gerbang rumahnya.

"Gua mau jelasin yang kemarin, lagi pula gua lagi ga mau di rumah".

"Kenapa ga ke markas".

" Markas sepi, al gua mau jelasin yang kemarin".

"Masuk aja".

Jendral dan alena berjalan masuk ke dalam, mereka berdua berdian sebentar duduk di ruang tengah.

"Jangan salah paham ya al, soal evador emang bener bukan mereka pelakunya, dan xander yang pernah sadar bobby, Chandra yang keep ini karna emang ga mau buat lo kepikiran, saat itu juga kita semua lagi nyelidikin kasus xander al".

" Dan lo ga perlu lagi cari tau tentang evador, kita cari sama-sama siapa pelaku kasus xander".

Alena tidak menjawab, perempuan itu hanya terdiam sesekali memainkan handphone miliknya "al".

" Mau minum apa" Perempuan itu mengalihkan pembicaraan.

"Al, jangan marah lagi ya".

" Gue janji gue sama alaskar bakal terus bantu lo cari siapa pelaku evador, gua yakin pelakunya masih disekitar sini al".

Alena tidak menjawab lagi ia bangkit dari duduknya menuju dapur "gua ambilin minum dulu".

Alena tidak mau berdiam duduk, jika dia masih berdiam duduk ia tidak akan kuat menahan nangis lagi nantinya. Jendral pun tau perempuan itu sedang menahan nangis namun apa boleh buat jendr tidak enak bila ia harus memeluk perempuan itu yang ada alena malah semakin menangis. "Kemarin balik jam berapa sama haikal". Kini jendral mulai mengganti topik pembicaraan.

"1 kurang, anyway kenapa lo ga di rumah".

"Di rumah gue ada tamu males" Ucap jendral santai.

"Berarti gua boleh males dong kalo ada tamu".

Jendral tersaadar akan ucapan alena barusan "kalo tamunya kaya gua ga boleh, kalo haikal baru lo boleh males".

Alena menghela nafas malas "balik gih, gua mau istirahat".

Merasa tidak enak jendral pun pamit untuk balik dari sana " Ya udah, jangan sedih lagi ya al kalo lo mau cerita dan butuh sesuatu langsung telfon gua aja, gua ga bakal merasa terganggu dan gua bakal selalu angkat telfon lo".

"Ya ya, sekarang lo balik".

Brumm

Csstt

Brumm

Csstt

"CK.ga jelas nih motor".

"Kenapa?"

Jendral mengecek keadaan motornya"ga tau ngadat, ada kunci-kunci ga?".

"Ada bentar" Alena masuk kedalam rumahnya untuk mengambil kunci².

"Nih".

"Apanya yang bermasalah?".

"Kabel nya doang kelilit...?".
"Alat lacak!".

"Ha?".

Jendral menyimpan benda tersebut dan ia masukan kedalam kantong jaket miliknya " Ga heran mereka selalu tau posisi alaskar".

"Kalo dimotor Lo ada mungkin aja ada di motor yang lain".

" Pasti, gue balik dulu bye al".

"Iyaa".

Brummm

Brumm








ᴀʟᴀsᴋᴀʀ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang