14. Renjun...

3.8K 408 6
                                    

Winwin masih enggan untuk membuka matanya setelah oprasi yang dilakukan sebulan yang lalu.

Padahal Doyoung sudah memeriksa kondisi Winwin yang sudah sangat stabil dan terus ada peningkatan.

Tapi Doyoung sendiri bingung. Kenapa Winwin masih enggan untuk bangun dan membuka matanya.

“Dok, gimana? Kenapa anak saya belum juga sadar? Padahal kata dokter keadaan Winwin terus membaik,” tanya Wendy.

Doyoung sedikit mengumpat dalam hatinya. Melihat kedua orang tua Winwin yang bahkan tidak memikirkan Renjun sama sekali.

“Bahkan keadaan Renjun yang selalu memburuk gak pernah dikhawatirin kaya gini,” ucap Doyoung sangat pelan.

“Ya dok?” tanya Wendy lagi.

“Ah tidak. Ibu cukup berdoa saja semoga Winwin cepat bangun. Kita hanya perlu menunggunya bangun,” ucap Doyoung.

“Sampai kapan dok?”

Doyoung menghela napas dan menggeleng pelan, “saya bukan Tuhan. Kita hanya dapat berdoa dan berharap agar Winwin mau membuka matanya. Saya permisi dulu, ada pasien lain yang harus saya periksa.”

Setelah itu Doyoung keluar kamar rawat WInwin. Tapi tak berapa lama dari itu, ada Chanyeol yang datang dengan wajah marah.

Doyoung berhenti sebentar di depan ruang rawat Winwin. Perasaannya tidak enak.

“KEMANA ANAK ITU?”

“Siapa mas?”

“RENJUN, ANAK KURANG AJAR ITU. KEMANA DIA?”

“Ada apa mas sama Renjun? Bukannya dia dirumah terus? Mungkin dia lagi main sama temen-temennya.”

“KAMU TAU? DIA IKUT BALAPAN!! DAN TADI ADA YANG NGANTER MOTOR RUSAK KE RUMAH! BRENGSEK. ITU MOTOR HADIAH BUAT WINWIN TAPI ANAK ITU PAKE SEENAKNYA BUAT BALAPAN BAHKAN NGANCURIN MOTOR ITU!”

“Motor yang di garasi?”

“IYA! KAMU PIKIR YANG MANA LAGI?”

Doyoung mengepalkan tangannya kuat. Bila dia tidak ingat tempat dan posisinya sekarang. Sudah pasti Doyoung akan langsung menghampiri dan memukul Chanyeol tanpa ampun.

“Bang, lo ngapain di sini?” tanya Jeno.

“Ah enggak. Lo tumben mampir? Sendirian?”

Jeno menggeleng, “yang lain nanti nyusul. Mereka lagi ngurus arena.”

“Jadi, lo ngapain di sini?”

Jeno mendengus kesal, “gue mau jenguk Renjun lah. Gue udah chat lo loh ya.”

Doyoung tersenyum kaku, merasa bersalah karena tidak sempat untuk memeriksa pesan masuk di handphonenya, “maaf. Ya udah yu, gue juga mau jenguk Renjun.”

“Gak bawa apa-apa nih gue tapi.”

“Titip aja sama Jaemin sama Haechan. Suruh mereka mampir dan beli bunga Daisy.”

---

Winwin tertawa saat melihat Renjun yang merajuk karena Winwin mengambil coklat milik adiknya itu.

Entah kenapa rasanya senang menganggu dan membuat sang adik merengek. Reaksi adiknya itu sangat lucu, membuat Winwin senang menjahili adiknya.

“Kak, itu punya Renjun loh. Kan bang Doyoung ngasihnya buat Renjun,” ucap Renjun.

Winwin tertawa pelan, “iya iya, ini kakak balikin. Berharga banget sih.”

“Pemberian dari orang harus dihargain kak. Kan kata kakak gitu. Nanti kalau Renjun udah nyoba, baru Renjun bagi sama kakak.”

Renjun Juga Pengen Bahagia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang