EPILOG

4.7K 377 50
                                    

Haechan terdiam di depan tempat abu kremasi Renjun di simpan. Masih sama, terdapat bunga daisy yang sudah cukup layu. Bunga yang sama yang seminggu lalu dia berikan pada Renjun.

Sekarang, setiap satu minggu sekali Haechan selalu mengunjungi Renjun sendirian. Meskipun begitu, Haechan tetap akan selalu mengunjungi Renjun sesuai jadwalnya.

Bukan tanpa alasan Haechan mengunjungi Renjun sendiri, dan itu dilakukannya setiap seminggu sekali.

Haechan takut sahabatnya itu kesepian dan merasa sedih karena tidak ada yang mengunjunginya.

Si kembar Jeno Jaemin sedang mengejar impiannya di negara orang, Amerika. Jadi Haechan tidak bisa mengunjungi Renjun bersama mereka berdua lagi.

Haechan sendiri memilih untuk kuliah di negaranya. Karena dia memang masih ingin bertemu dan mengunjungi Renjun.

Sedangkan Doyoung sedang dipekerjakan di daerah terpencil bersama keluarganya. Ya, setahun lalu Doyoung sudah berkeluarga. Dan dua bulan setelahnya Doyoung dan keluarga kecilnya pindah sesuai tempat Doyoung bekerja.

Dan saat pernikahan Doyoung itulah terakhir Haechan mengunjungi Renjun bersama Jeno, dan Jaemin. Karena si kembar itu harus melanjutkan pendidikannya.

Di antara kedua sahabatnya, Doyoung dan juga keluarganya, dapat terlihat bahwa Haechan lah yang masih sangat terpukul dengan kepergian Renjun.

Mingrui lah yang menjadi saksinya. Adiknya itu selalu melihat dan mendengar tangisan kakaknya setiap malam sambil sesekali menyebut nama Renjun.

Bagaimana tidak. Haechan dan Renjun sudah saling bersahabat sejak duduk di bangku sekolah dasar. Tidak mungkin Haechan tidak merasa sangat kehilangan.

Dia rindu bercanda dengan Renjun, rindu saling beradu argumen dengan Renjun, rindu saling mengejek satu sama lain, rindu mendengar celotehan sahabatnya saat Haechan tak sengaja memukul boneka kesayangan Renjun.

Haechan menghela napas, menatap sekitarnya yang cukup sepi. Sudah lewat dua tahun semenjak kejadian itu. Dan Haechan sama sekali belum melihat ada keluarga Renjun yang mengunjungi Renjun.

Bahkan Haechan sama sekali tidak mendengar kabar mereka setelah kejadian dimana Haechan, Jeno dan Jaemin yang mengatakan bahwa Renjunlah pendonor itu.

"Ren, jangan pesimis ya. Gue yakin mereka dateng. Tapi gue gak bisa janji juga, jangan terlalu dipikirin ya di sana? Gue yakin, di sana udah banyak yang sayang lo kok. Lo, terlalu baik buat tinggal di dunia jahat kaya gini."

Haechan menghela napas untuk kesekian kalinya, mengganti bunga daisy minggu lalu dengan bunga daisy yang dia bawa. Merapihkannya sedikit lalu tersenyum saat menatap foto Renjun yang terpajang dengan bunga daisy di depannya yang Haechan simpan.

"Tadi daisy putihnya hampir aja kehabisan. Gue kepikiran kalau kehabisan gue mau ngasih yang warna kuning, kebetulan lo suka kuning kan? Tapi pas gue cari tau, artinya gak bagus. Daisy kuning artinya senang dan bahagia, tapi gue belum siap Ren. Maaf ya?"

"Lo pasti di sana marah-marah dan ngejek gue kan karena gue yang cengeng gini dan kangenin lo gini? Hehe, sorry ya Ren. Tapi emang rasanya masih gak nyangka. Walau udah lewat 2 tahun, entah kenapa gue bener-bener masih belum percaya sama apa yang terjadi."

Haechan memasukkan bunga daisy minggu lalu kedalam kantung dan tersenyum sekali lagi sambil menatap foto Renjun sebelum pergi dari sana.

Baru saja Haechan berbalik, dia bertemu tatap dengan Winwin. Kakak Renjun.

"Aku..."

Haechan menghela napas dan tersenyum simpul lalu membungkuk, "halo kak, apa kabar?"

Winwin hanya dapat terdiam, tak dapat membalas ucapan Haechan. Winwin hanya menunduk, menatap bunga daisy putih yang dia genggam.

Renjun Juga Pengen Bahagia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang