"Jadi.. ini Ayah.. Ayah kau payah.. kalau Haruka jadi Ayah, aku akan langsung ke Inazuma walau nanti nyawa taruhannya... Ayah macam apa yang membiarkan anak dan istrinya di Negeri penuh samurai menyebalkan selama beberapa tahun ini"
ucapan Haruka tak salah, kamu juga tak ingin membuka pembicaraan untuk malam ini karna tengah letih setelah membereskan beberapa barang juga debu.
"Ya.. Ayah salah.. maafkan Ayah nak.. Ayah akan- "
"tolong makan dengan tenang... "
ucapan mu memotong segala ucapan yang ingin Albedo katakan. Kamu bukan ingin menghalangi usaha Albedo untuk dekat dengan anak anak.
"Habiskan makan malam kalian bertiga lalu segera tidur, sudah larut. Kau juga Albedo, jangan begadang hanya karna penelitianmu belum selesai, masih ada hari esok untuk diselesaikan"
kamu segera beranjak membereskan peralatan makan malam tadi, dibantu Albedo juga si kembar.
"Ibu!! ciuman malam!!!"
kamu segera menyamakan tinggimu kepada dua anak mu. Lalu mencium kedua pipi dan kening mereka.
"sudah, tidur sana.. Haruka jangan begadang karna penelitian juga bermain bokken. Haruki jangan begadang karna ingin mencoba Vision mu, sekarang tidur"
Haruka dan Haruki berjalan ke arah kamar mereka masing masing dengan sedikit lesu karna niat mereka begadang diketahui.
"Kau juga tidurlah"
Kamu merasakan tangan mu di genggam dan di tarik ke belakang. Albedo menangkupmu, memeluk mu sembari menangis menyesali perbuatannya. Cukup lama memelukmu hingga matanya memerah karna menangis.
Kamu ragu.. setelah semua yang ia perbuat kepadamu, kamu ragu akan keputusanmu. Perlahan tanganmu mulai merentang, membalas pelukan Albedo dan mengelus surainya.
kamu menangis perlahan, kamu rindu akan aroma wangi nya, kamu sangat merindukan pria didepanmu ini.
"maaf.. maafkan aku Name.. maaf..."
"pagi Ayah, pagi Ibu.. Kalian rencana menikah kapan??"
pertanyaan Haruka membuatmu tersedak, Albedo menyerahkan segelas air putih kepadamu.
"Ayah sih ingin secepatnya"
lagi lagi kamu tersedak dengan kata-kata Albedo barusan.
"Apa-apaan kalian ini?!!! ini masih pagi tau, jangan membuat Ibu tersedak dong.. Ibu.. apa aku harus memilihkan gaun untuk pernikahan ibu??"
Kamu mencoba untuk tidak tersedak untuk ketiga kalinya. Albedo dan si kembar terlihat tertawa cekikikan sembari melakukan tos.
"kalian ini bersekongkol ya!! dasar.. "
Mereka masih saja cekikikan sembari memakan sarapannya.
"Albedo, kau tidak ke Lab mu di Dragonspine?? " tanyamu sembari meminum tehmu.
"ah.. aku nanti agak siangan ke sana, projek kali ini tak membutuhkan waktu lama.."
Si kembar yang mendengar kata Lab pun jadi ricuh sendiri.
"Aku mau ikut!!!"
"Aku akuu!!!! Haruki juga mau ikuttt!!!!"
Kamu menghela nafasmu, tak disangka si kembar lebih aktif jika bertemu dengan Ayahnya.
"Izin dulu kepada Ibu mu, boleh tidak.."
kamu menatap Albedo malas, "eughh ya ya.. baiklah, nanti kita akan ke Dragonspine. Jangan lupa pakai mantel kalian masing-masing.. "
tiba tiba mereka bertiga langsung memelukmu erat. Kamu sedikit tersenyum melihatnya.
Mungkin mencoba tak apa...
"Klee?!!! kau masih saja mengebom ikan ikan di sini?!!!" Pekikanmu membuat gadis bersurai pirang dengan baju serba merah itu tercekat dan giggles.
"Habisnya Barbatos kan dewa kebebasan... jadi Klee berbuat bebas agar Barbatos senang!!!"
kamu menepuk keningmu pelan sembari terkekeh sedikit.
"ah gadis waktu itu!!!!" Ucapan Haruki membuat Klee berbinar.
"UWAAAHHHH KAWAII!!!! AKHIRNYA KITA BERTEMU LAGI!!!!"
"agak berisik tapi aku menyukai mu!! AYO MAIN BERSAMAKU!!!" Pekikan semangat Haruki membuat Klee semakin bersemangat dengan keponakannya.
sedangkan Haruka sibuk melihat lihat tanaman sekitarnya.
"Haruka!!! kau tak mau ikut denganku bermain bersama Haruki??"
Haruka menoleh ke arah Klee yang menawarinya ikut bermain.
"tidak, aku ingin melihat penelitian Ayah saja"
"UWOOHHH BAIKLAH!!! AYO HARUKI!!!"
"UM!!!"
kamu mengelus kepala putrimu, memang ada benarnya kalau Haruka lebih banyak gen Albedo dari pada dirimu.
udara dingin Dragonspine lebih terasa dari yang biasanya.
"kau merasa dingin?? mau pakai mantel ku saja??"
"Tidak.. hanya saja.. aku merasakan ada hal aneh.." ucapmu sembari melihat ke sekeliling.
"kalau kau tak enak badan kau seharusnya di rumah saja, kalau kau sakit bisa bisa kami panik nantinya.." ucap Albedo sembari merangkulmu.
Setelah sampai di Lab kerja Albedo, kamu menunggu Haruka dan Albedo yang asik dengan penelitian mereka masing masing.
kamu melihat beberapa Lukisan yang tersimpan rapi di sudut ruang kerja Albedo.
"dia .. melukisku hingga sebanyak ini..."
kamu sedikit tersenyum melihat lukisan Albedo, semua yang dilukisnya mirip dengan adegan dimana kalian sedang di Golden Archipelago.
kamu jadi teringat dimana kamu menari ditengah malam ditemani Lantunan Holy Lyre Albedo juga dirimu.
Kamu mengeluarkan Holy Lyre mu yang sudah lama tak kau gunakan, karna terakhir kali kau menggunakannya di Inazuma saat tengah mengandung si Kembar.
jemari lentik mu mulai menjentik setiap senar yang ada, menciptakan beberapa alunan merdu hingga membuat Albedo menghampirimu.
"kau tau.. aku sangat frustasi saat melihat kau tak berada di rumahmu.. aku juga sedikit menyesal karena perbuatanku malam itu..
tapi aku juga tak menyesal, terima kasih telah kembali padaku dan mau membuka hatimu padaku.. aku.. sangat takut kalau aku tak bisa bertemu denganmu lagi dan mengkhawatirkan keselamatan kalian bertiga di Inazuma.."
kamu yang mendengar penyesalan Albedo 'lagi' pun memeluk pelan Albedo. Mengelus surainya dan berkata, "tak apa.. aku senang mendapat kedua putra putri seperti Haruka juga Haruki.. walau aku awalnya tak terima tapi lama lama aku senang memiliki keduanya"
Albedo tersenyum sembari mengelus wajahmu.
"kapan kapan kita liburan ke Golden Archipelago lagi.. apa kau mau?? hanya kita berdua.. aku ingin bersamamu ..." ucap Albedo sembari tidur di pahamu.
"lalu Haruka dan Haruki??"
"ada Master Diluc yang akan mengurus Haruka, juga Klee yang akan bermain dengan Haruki, ditambah Venti juga Kaeya dan Grandmaster Jean.. kau tak bisa menolak.. jangan jadikan alasan.. aku ingin waktu berdua denganmu.."
"manja.. sejak kapan kau berubah Albedo.."
Albedo hanya terkekeh mendengarnya. Setelahnya ia tidur sembari memelukmu, seolah takut kehilanganmu lagi.
"sepertinya bayi ku bertambah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rubia || albedo x reader
FantasyCold, but comfortable. a gust of wind hit my face which was starting to turn pale from being too cold, don't forget the distinctive color of blood that splattered on his mouth and clothes. "Ah, even the snow doesn't like me, huh.. to send someone d...