Memori yang tak terduga

1K 154 40
                                    

"Haahh.. ini yang kutakutkan saat kita mengambil cuti sehari, Albedo.. bahkan baru sehari mereka bisa membuat Jean Demam tinggi.."

kini kamu berada di aula pertemuan KoF. bersama yang lainnya, mencoba menyelesaikan masalah yang ada.

"jadi Klee tidak bisa besar kembali?? Klee akan menjadi anak kecil seutuhnya?? bersama Diona??"

Albedo mengangguk lemas.. sedangkan Sucrose ketakutan karena semuanya disebabkan oleh ramuannya.

"tak apa Sucrose.. tenanglah.. ini ada untungnya juga bagi Klee juga Diona.."

setelah masalah mulai selesai perlahan, kamu mulai membantu mengurus berkas Jean yang tertunda karena ia Demam, sedangkan Kaeya dan Amber mengatasi kerusuhan yang disebabkan oleh Abyss mage belakangan ini.

Angin sumilir menghembus rambutmu yang mulai memanjang, angin yang nampak Asing di benakmu. Kamu segera berdiri mengikuti arah panggilan Angin asing itu.

Matahari mulai terbenam, kamu keluar dari kantor KoF dengan cepat. Kamu melompat dan menggunakan wind glidermu mengikuti arus angin.

"angin ... kenapa ... yang ini terasa asing di benakku..."

kamu yang tersadar dengan apa yang kau lakukan sekarang pun langsung melihat ke sekitar. Kamu melihat seluruh dunia tengah berhenti, kamu seolah tengah berjalan dimana semua nya tengah dihentikan oleh waktu.

Sesaat kamu mendarat di depan gerbang Monstadt, kamu melihat ke arah jembatan. Disana terdapat seorang anak kecil bergaun putih gradasi hijau dengan surai bercahaya.

"Siapa disana?!!"

anak kecil itu menoleh kearahmu dan melambai, tanpa kau sadari kakimu mulai melangkah menuju anak kecil itu.

anak kecil itu menoleh kearahmu dan melambai, tanpa kau sadari kakimu mulai melangkah menuju anak kecil itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah~ jadi ini penerusku selanjutnya ya ..." ucapnya sembari memutar mutar tubuhmu.

"... siapa kau?!!"

Gadis kecil itu hanya tersenyum dan memerintahmu untuk sedikit membungkuk. Karena tak menunjukan hal mencurigakan, kamu sedikit membungkuk menyamai tinggi sang gadis asing itu.

ia memasangkan sebuah kalung dengan bandul seperti botol kecil penampung. Lalu mengambil kalung yang lama (yang waktu Albedo lepas kendali saat itu).

"aku tahu.. kedepannya mungkin berat.. tapi ini adalah takdir.. gunakan sisa waktu yang kuberikan sebaik mungkin.. aku akan datang kembali saat 'itu sudah mendekat.. ah benar.. aku adalah Sylph.. roh angin. Barsibato tentunya tak mengenaliku.. selamat menjalankan tugas wahai 'pengembara "

waktu kembali berjalan setelah gadis itu hilang, kamu mengerjap beberapa kali sebelum merasakan pusing yang sangat hebat. Seseorang menopangmu sebelum tubuhmu menyentuh kerasnya jalanan.

wajahnya nampak sangat khawatir sembari memanggil namamu.

"... albedo ya.."


























sudah kamu duga, setelah mengerjap dan mengumpulkan kesadaran, sekelilingmu telah dipenuhi orang dengan wajah mengerut dan panik. Ada juga yang nampak ketakutan.

"apa ini.. kenapa kalian berkumpul disini.. " ucapmu sembari mencoba bangun.

"Jangan bangun dulu!! Name kau ini sedang sakit. Jangan bergerak dulu.." ucap Albedo sembari membaringkan tubuhmu kembali.

terlihat di sudut ruangan, para bocil tengah menangis.

"... kenapa Klee, Diona, Haruki juga Haruka menangis??"

"mereka mengira kau pingsan karena terlalu lelah memberesi kekacauan yang dibuat mereka" ucap Diluc sembari berdecak.

"ah sebenarnya aku.. hanya bertemu seseorang.. lalu tiba tiba saja aku merasakan pusing kuat.. tapi tak apa.. ini bukan salah kalian, aku tak merasa lelah karena membantu Jean. Sebaliknya apa Jean sudah baikan?? aku khawatir demamnya belum turun."

bukannya mendapat jawaban, kamu malah mendapat tepukan dikepalamu.

"pikirkan dirimu dahulu.. GrandMaster sudah mendingan.. Barbara mengurusnya dengan baik kok" ucapan Albedo membuat rasa cemasmu berkurang.

entah kenapa kamu malah memikirkan tentang perkataan sylph tadi.

entah kenapa.. aku cemas.. seperti akan terjadi hal mengerikan walau itu masih lah sangat lama..

sudah 1 bulan lamanya kamu berada di Monstadt, sedikit terbesit rasa rindu tempat sementara dirimu. Akhirnya kamu mengumpulkan keberanian untuk meminta izin kepada Albedo untuk pulang ke Inazuma sebentar. Setidaknya berpamitan kepada Keluarga Kamisato yang telah menampung mu selama ini.

malam hari nya, Albedo pulang dengan Haruka yang tampak sangat senang dengan eksperimennya. Sedangkan Haruki ia sudah pulang sedari tadi setelah bermain bersama Klee dan Diona.

kamu sedikit tersenyum kikuk melihat Albedo tersenyum kepadamu.

"Name, kau kenapa?? kau sedikit ... pucat. Kau sakit?!! atau sedang ingin apa???" Ucap Albedo sembari melepas mantelnya menyisakan kemeja nya dengan 2 kancing bagian atas terbuka.

kamu yang begitu di notis oleh sang suami langsung gelagapan.

"T-t-tidak tuh.. memangnya apa.. aku memangnya kelihatan ingin pergi ke inazuma apa? me-memangnya - !!! Ahh!!! shimata..."

kamu dengan reflek menutup mulutmu, kebiasaan yang buruk tak akan bisa hilang begitu saja.

Albedo langsung tersenyum penuh kemenangan. Ia mengkabedonmu di dinding dapur sementara Si kembar sedang sibuk oleh dunia mereka masing-masing.

"h-hei!!! ada anak anak !!!! kau mau mereka lihat hal yang tak senonoh apa?!!" Bisik mu penuh geram sembari mencoba melepaskan diri.

Tapi Albedo malah memelukmu dengan erat, menenggelamkan wajahnya ke.. yah, bantal empuk milikmu.

"Hei, Albudi!! i-itu geli !!! Hey Albe- ugh aw.. jangan digigit bodoh"

ia sedikit terkekeh lalu memelukmu dengan erat. "Hati-hati.. jangan sampai ditangkap oleh Shogunate.. "

kamu tersenyum dengan lembut, memeluknya dengan erat. "Mana ada Shogunate berani menangkapku.. kabarnya Inazuma sudah kembali seperti sebelum ada Dekrit perburuan vision.. yang kukhawatirkan bukan shogun atau pasukannya.. melainkan anak kecil di Inazuma. Mereka sedikit... liar"

Albedo menatapmu dengan tatapan curiga, namun teriakan Haruki membuat pelukan Albedo dilepas paksa.

"HARUKAAA!!! AYAH MAU MAKAN IBUU!!! AYO BAWA IBU KE RUMAH KAK DILUC!! AYAH JAHATTT!!!"

ucap Haruki sembari menarik tanganmu dan Haruka. dan malam itu menjadi ramai karena Tangisan Haruki yang salah paham.






...







" ... tunggu!!! kau tidak bisa memaksanya tinggal. Aku paham apa yang kau pikirkan. Tapi Name-san sudah mempunyai anak dan ia akan menikah dengan Tuan Albedo dari Monstadt. ikhlaskan Name-san.. aku memperingatimu.."

"apa aku terlihat seperti anak yang patuh?? Jangan berharap. Name-san akan bersama ku, selamanya... kalau perlu akan kubawa dia pergi... dia sudah berjanji tak akan meninggalkanku.. aku juga lebih keren dan kuat dari pada si albeo beo itu apalah .."

"Jangan nekat dasar bodoh, aku akan memburumu jika kau berani menyakiti atau membawa lari Name-san"

"Ayato-kun.. Kujou.. sekalipun Shogun, tak akan ada yang bisa menghentikanku."


TBC

hai gaess gimana rasanya dighosting sama book ini?? btw scara ngga dilanjut dulu.. ga ada feel honkai xixjixixixi tapi ini bakal up kalo sempet kok TwT

Rubia || albedo x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang