Nostalgila

342 36 17
                                    

Kalian tahu PACET atau Trawas?!
Itu adalah nama daerah yang sekarang sedang di kunjungi oleh Aji dan Vino. Gak jauh kok dari Surabaya cukup satu setengah jam naik motor.

Kalo ada yang bilang itu jauh atau lama dijalan, bagi Aji maupun Vino itu gak ada artinya walau melewati gunung, bukit dan lembah kaya Ninja Hamtori, perjalanan malam ini yang dingin dingin sedep malah bikin dua cogan ini empet empetan alias mepet sekupret, menyalurkan kehangatan tubuh. Diatas motor.

Maksudnya bukan wik wik di atas motor, tapi ya gitu deh yang punya cowo raider pasti tahulah, dari mulai pelukan hangat yang nempel body to body, nyender nyender di bahu, elus elus paha yang dibonceng, duh bisa bayangin kan gimana nikmatnya bonceng cemceman malam minggu sambil ketawa ketiwi dijalan, padahal ngobrol juga rada gak nyambung yah gimana yak, lhawong maklum obrolan kebawa angin.

Dari tadi Aji cuma bisa nyautin sedikit omongan Vino yang gak kedengeran berkat angin kenceng dan helm full face nya.

Akhirnya, motor Vino parkir di sebuah tempat pemandian bernama "Jazuci". Aji langsung turun dari motor.

"Kita beneran mandi aer anget, mas?!" tanya Aji yang masih gak percaya, dia pikir Vino cuma mau ngajak jalan doang.

"Iya dong. Kan saya pengen nganu kamu eh- maksudnya saya pengen nostalgia sama kamu" Vino nyengir.

Aji masih cengo, gak nyangka aja Vino bakal ngajak dia ke tempat ini lagi.

Tempat ini bukan tempat baru untuk Vino Aji, pasalnya saat dulu Aji masih jadi pacar Vino, mereka sering kesini. Alasannya karena tempatnya nyediain kolam private, trus buka 24 jam, apalagi kalo sabtu dan minggu malam ada live music nya. Bikin syahdu kalo berendem malem malem gini.

"Ta.. Tapi aku gak bawa baju ganti" cicit Aji kalau Vino sudah menggeret tangan Aji digenggaman yang tak akan dilepas.

"Udah saya bawain" kata Vino menoleh pada Aji lalu mengelus rambut Aji pelan. Menyematkan anak rambut ke belakang telinga Aji.

Se sayang itu Vino pada Aji-nya.

"Ukuran kamu masih sama kan?!" Vino bertanya sedikit ragu.

"Ya kali jadi mengembang lebih gede?!! Emang titidmu ya mas, yang guede sak gajah?" kata Aji tanpa di filter lebih dahulu. Tapi di akhiri dengan rona di pipinya.

Duh, lambe ku ini -batin Aji sungguh malu. Dia menepuk bibirnya dengan satu tangannya yang bebas tak di genggam oleh Vino.

Vino kaget, sebersit rasa tergelitik pada perutnya, dia baru sadar bahwa Aji juga masih mengingat 'bagian' dari dirinya yang dia kira akan dilupakan oleh Aji.

"Ji?!" Vino ragu.

"Wes!! Jangan dibahas!! Isin aku!!" Aji menghentak kakinya berjalan mendahului Vino yang sekarang terseret oleh Aji karena mereka masih bergandengan erat.

..........

Tak pernah terpikirkan oleh Aji maupun Vino bahwa mereka akan bersama. Aji yang notabene adalah cowok idaman kampus dengan gelar buaya buntung alias gonta ganti pacar, sedang Vino yang memang sudah jelas jelas punya istri walau sedang dalam proses cerai nya, dan mereka bisa bersama.

Apa alasan mereka?!!

Mereka pun tak tahu dan tak pernah menanyakan alasan itu pada satu sama lain.

Yang jelas rasa nyaman antara kedua yang menyatukan.

Vino dan Aji yang sama sama bosan dengan hubungan mereka jalani bersama pasangan masing masing tiba tiba menjadi teman lalu bertambah dekat menjadi sahabat.

Hingga suatu saat, persahabatan itu oleng saat Vino semakin lama semakin memanjakan Aji, memperlakukan nya secara istimewa dan di istimewa kan, mereka saling berbagi kabar, berbagi waktu, dan suatu malam Aji dengan tak tahu malunya mengatakan bahwa dia menyayangi Vino.

Kata kata Aji membuat Vino semakin gencar mendekat, lalu akhirnya hati mereka bertaut dan diresmikan saat suatu malam setelah acara melewati malam bersama seperti biasa, Aji mencium bibir Vino. Melumatnya. Menjadikan itu suatu tindakan yang tak pernah dilupakan keduanya.

Dia membuang akal sehatnya yang sudah kacau. Membuang dinding abu abu lalu mengecat nama Vino dengan warna pelangi di hatinya

Dan malam itu juga Aji berbagi kehangatan bersama Vino. Untuk pertama kalinya. Pertama kali di hidupnya, dia di sentuh dengan tangan besar yang begitu memujanya.

Mencium dirinya dengan lembut dan sehalus bulu, membuat Aji meremang, dan untuk pertama kalinya dia mabuk untuk dicintai. Dia ingin disentuh dengan cinta seperti Vino yang mencintainya, bukan yang lain.

Yang tapi tak mereka sadari. Aji masih dalam status menjalin hubungan dengan Iren.

Yang berarti Aji berkhianat atas hubungannya.

.........

Aku titipkan dia~
Lanjutkan perjuanganku untuknya~
Bahagiakan dia~
Kau sayangi dia~
Sepertiku menyayangi nya~

Kan ku ikhlaskan dia~
Tak pantas ku bersanding dengannya~
Kan ku terima dengan lapang dada~
Aku bukan jodohnya~

Adela~~~

Suara merdu mbak mbak LC penyumbang lagu di live music ini terdengar agak sayup sayup hingga ke kolam Aji.

Aji tengah berendam di kolam air hangat yang berada di pojok, dimana kolam private berada.

Punggungnya bersandar pada dada bidang Vino yang keras dan lapang. Tak lupa tangan kekar Vino yang ditumbuhi anak rambut halus sedang melingkar di pinggangnya yang sempit.

Sungguh darahnya berdesir hanya dengan sentuhan mas Vino.

"Mau nyanyi kamu?" tanya Vino. Menikmati air hangat yang merendam tubuh telanjangnya.

"Enggak ah mas, malu aku" kata Aji, dia bergerak mencari posisi nyaman di dekapan Vino.

"Saya kangen denger suara kamu" Vino memejamkan mata.

"Lah?! Opo aku harus ngoceh biar mas Vino gak kangen?!" tanya Aji asal.

"Hmm.. " suara serak itu mengalun di telinga Aji. Suara rendah yang Aji suka. "Gak papa kalo kamu mau. Saya kangen di omelin kamu" Vino masih terpejam.

"Aneh kamu mas, kangen kok, kangen di omelin" Aji memindah badannya menghadap pada Vino, membuat kecipak air kecil saat tubuhnya bergerak.

Cahaya bulan dan lampu temeram menyulap kolam itu menjadi indah.

Vino membuka matanya saat dia merasa Aji menghadapnya. Mata itu melebar melihat Aji dihadapannya. Mematung hingga Aji tidak tahu harus apa.

"Kamu tahu, kamu itu.. Kamu itu sempurna" kata Vino dengan lembut. Jari Vino mengelus ringan dagu pujaannya.

Lalu Vino mendekat pada Aji yang masih bingung, tangan Vino memerangkap Aji menarik Aji melekat pada tubuhnya. Tangan nakal itu tak terlihat karena mereka melakukan di bawah air.

"Boleh?" tanya Vino tiba tiba.

Aji belum bisa bereaksi, hingga tepukan riuh di ujung sana heboh saat penampilan penyanyi itu sudah selesai. Sedangkan di kolam Aji dan Vino, bibir Aji sudah di raup oleh Vino.

Tangan Aji menempel di dada Vino yang keras. Menikmati setiap kecupan lembut dan manis.

Demikian mas, aku sayang kamu- batin Aji lagi.

..........

-maaf banyak narasi di sini.
Sudah lama gak nulis.
Banyak yang harus aku fikirin untuk terus atau berhenti.

Untuk semua yang baca tulisanku di work ini, aku minta maaf, aku akan bikin se related di kehidupan nyata.

Sudah tak mau berpura pura lagi.
Karena pada dasar nya, salah satu bagian dari cerita ini adalah salah satu cerita di kehidupan yang penulis alami.

Terima kasih.

Madam.

Mas Mantan (TaeJin)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang