3. Main

878 137 1
                                    

"Sebenarnya kehangatan selalu saja muncul di kehidupan kita, hanya saja kita jarang menyadarinya karna terlalu banyak mengeluhkan tentang dinginnya takdir memperlakukan kita...."

- Jenu Lagara

.

.

.





"Eh, Adek??? Ayo masuk!"

Jenu tersenyum lebar tatkala netranya menatap Chenu yang berdiri di depan pintunya, dia dengan antusias mengajak Chenu untuk masuk ke dalam kamarnya. Jarang sekali Saudaranya mengunjunginya ke kamar, jadi ketika melihat Chenu ke kamarnya, dia sangat senang.

"Gak usah, Ayo ikut gue" ucap Chenu to the point, menatap datar ke arah Jenu yang mengerutkan alisnya bingung.

"Kemana dek? Udah mau malem, Abang juga di larang Bunda buat keluar kamar, nanti..."

"Udah tenang aja, kita main cuma sebentar doang, cepet!" Potong Chenu segera menarik Jenu untuk mengikutinya, Jenu yang tidak siap hanya pasrah di tarik begitu saja, ketika mereka melalui ruang keluarga, tak sengaja netra Jenu melihat Janu dan juga Jinu yang tengah menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi, Dia langsung tersenyum manis dan melambaikan tangannya.

"Tuh anak emang gila atau gimana sih Bang?" Celetuk Jinu melirik Jenu yang melambai ke arah mereka dengan jijik.

"Lo udah punya jawabannya" jawab Janu acuh, dia bangkit dari duduknya menuju ke kamarnya. Dia juga ingin membersihkan diri.

"Ck!" Dengus Jinu melihat tanggapan Saudranya yang lebih empat tahun darinya tersebut.

Sedangkan itu, Chenu sudah keluar dari pintu rumah dan kebetulan dia berpapasan dengan Hanu dan juga Renu yang baru saja pulang dari luar.

"Kemana?" Ucap Hanu menatap Chenu heran, apalagi ketika melirik Jenu yang tengah di tariknya terus tersenyum, membuatnya bergidig secara diam diam.

"Main Bang, duluan ye. Bye!" Celetuk Chenu berlari melewati keduanya begitu saja.

"Pak Yuda!, tolong antar Chenu ke taman kota! Cepet!" Teriak Chenu dengan terburu buru, taman kota itu jauh dari rumahnya, memerlukan waktu hingga satu Jam untuk sampai ke sana, apalagi sekarang sedang jamnya orang orang untuk pulang kerja, pasti ramai dan macet.

"Baik Den Chenu, sebentar saya keluarkan mobilnya!" Ucap Pak Yuda berlari dengan tergopoh gopoh ke arah garasi mobil.

Hanu dan Renu hanya menggeleng pelan melihat hal tersebut dan langsung masuk ke dalam rumah dengan beberapa kantong belanjaan di tangan keduanya.

.

Pukul 18.30

Akhirnya Chenu dan Jenu sampai di taman kota, saat turun, Chenu langsung saja melihat sekelompok orang sudah menunggunya di sudut taman. Mereka memang sengaja membuat janji di malam hari agar tidak ada orang yang melihat. Lagi pula mereka memilih sudut yang paling sepi agar tidak ketahuan.

"Ayo!"

Chenu menarik tangan Jenu mendekati sekelompok anak laki-laki tersebut, yang langsung di soraki oleh mereka.

"YO!"

"Akhirnya datang juga, gue kira lo gak bakalan datang karna takut!" Ucap seorang bocah laki-laki berambut sedikit panjang dengan tatapan mengejek.

"Ck! Ini gue bawa pengganti gue" ucap Chenu kesal dan langsung beralih menatap Jenu yang masih tersenyum senang. Bodoh fikirnya, yang orang ini tau hanyalah main dan main! Ck!

MFS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang