Mobil yang di kendarai Kei melaju dengan kecepatan di atas rata rata menuju ke arah rumah yang di tinggali oleh Taka dan yang lainnya, mereka sudah sangat cemas dan panik, awalnya mereka tak akan memikirkan bahwa Taka dan yang lainnya akan melakukan hal seperti ini, tapi yang tak terfikirkan malah terjadi.
Di sisi lain, Manu yang baru saja memasuki rumah tak sengaja melihat Jinu tengah berdiri di dekat jendela, menatap keluar dalam diam, seperti tengah melamun.
"Jinu?"
Sosok tersebut menoleh, lalu tersenyum tipis.
"Dah pulang Bang" ucap Jinu berjalan menghampiri Manu.
"Hm, ngapain di situ?" Jinu melirik ke arah dimana dia berdiri tadi sekilas.
"Gak papa, cuma perasaan gue lagi gak enak aja Bang" Jawab Jinu menggeleng pelan.
"Yaudah, kalo gitu ayo makan siang, Abang udah beliin Sate" Jinu mengangguk, keduanya berjalan bersana ke arah dapur.
"Hanu, mana yang lain?" Manu menatap Hanu yang tengah duduk di ruang keluarga.
"Eh, dah pulang lo Bang, yang lain di kamar, biar gue panggil" Manu mengangguk. Melanjutkan jalannya ke dapur, menyiapkan piring dan sebagainya.
"Bang..."
"Hm?" Manu mendongak, menatap Jinu yang mengamatinya sejak tadi.
"Itu darah?"
"Ha?" Manu mengerutkan alisnya, mengikuti pandangan Jinu, ternyata di bajunya yang berwarna biru sedikit ternoda kemerah merahan yang gelap, dia membeku sejenak. Ini... Ingatannya saat bertemu Jenu muncul di otaknya, membuatnya mengerutkan kening dengan tak nyaman.
"Bang?"
"Ah?! I-Iya kayanya" jaeab Manu meletakkan piring di tangannya.
"Lanjutin ya, Abang mau mandi dulu" Manu langsung saja beranjak ke kamarnya. Jinu menatap punggungnya yang semakin jauh, Bang Manu kena darah dimana? Fikirnya bingung, namun dia tak terlalu memperdulikannya, melanjutkan kegiatan menata makanan di atas piring.
Setelah selesai, satu persatu yang lain muncul di ruang makan. Hanu, Renu, Chenu dan Janu dengan tenang duduk di kursi, menatap Jinu bingung.
"Bang Manu mana?" Tanya Hanu mengerutkan alisnya.
"Lagi ganti baju" ucap Jinu meliriknya sekilas.
"Ganti baju? Emang bajunya kenapa?" Jinu terdiam, menatap Hanu dan yang lainnya tanpa berniat untuk menjawab.
"Kenapa gak makan duluan?"
Suara Manu mengalihkan kelimanya, mereka menatap Manu, tanpa sadar melupakan topik yang tengah mereka bicarakan.
"Nunggu lo lah, ayo makan!" Ucap Renu.
Merekapun dengan cepat menyantap makan siang mereka dengan lahap, terlihat sangat enak.
.
TOK TOK TOK TOK TOK!!!
"TAKA! DAMA! JEFRAN!"
Kei mengetuk keras pintu rumah Taka bersaudara setelah berkali kali menekan bel, namun tak kunjung mendapat respon, dia dengan cemas bolak balik, berusaha mengintip dari balik jendela yang sayangnya tertutup rapat.
Avika sendiri sudah panik tak karuan, dia baru dua kali bertemu putranya Jenu, selama hidupnya, tak mungkin kan pertemuan ketiganya dengan Jenu akan menjadi yang terakhir??? Tidak! Pasti Jenu baik baik saja!
Sedangkan Erico berlari menuju belakang rumah, mencoba mencari celah yang mungkin saja dapat di lalui, atau mungkin pintu yang tak terkunci.
"Kei..."
KAMU SEDANG MEMBACA
MFS ✓
De TodoBukan BL ya Just family genre brothers (〒﹏〒) "Abang..." "Pergi! gue jijik sama lo!" . "Hanu! ayo kita main!" "Apaansih Jen?! gue lagi ngegame tau! pergi sana!" . "Itu boneka Renu? Jenu mau pegang!" "JANGAN SENTUH! NTAR KENA NODA MATA LO! MINGGIR!" ...